Bola.com, Jakarta - Seorang pekerja pabrik di Rusia, Vladimir Rychagov, menjadi sorotan publik setelah menolak mengembalikan uang senilai tujuh juta rubel, setara dengan sekitar Rp1,4 miliar, yang diterimanya akibat kesalahan transfer dari perusahaan tempat ia bekerja.
Jumlah tersebut jauh melampaui hak gaji sebenarnya, yakni 46.954 rubel atau sekitar Rp9,3 juta yang seharusnya ia terima sebagai pembayaran cuti.
Kesalahan itu terjadi karena gangguan pada sistem komputer perusahaan. Rekan-rekan kerja Vladimir sempat dibuat heran ketika mengetahui dirinya mendapatkan gaji ke-13 dengan jumlah yang sangat besar.
Namun, tak lama kemudian, bagian keuangan perusahaan menghubunginya untuk menjelaskan bahwa terjadi kesalahan sistem dan meminta agar uang tersebut dikembalikan.
Alih-alih menuruti permintaan perusahaan, Vladimir memilih untuk menolak. Setelah mencari informasi melalui internet, ia beranggapan bahwa kesalahan teknis itu bukan tanggung jawabnya dan ia berhak mempertahankan uang tersebut.
Pihak perusahaan yang tak menerima keputusan tersebut akhirnya menempuh jalur hukum untuk menuntut pengembalian dana.
Sengketa Gaji Salah Transfer
Vladimir tetap pada pendiriannya dan membawa kasus ini ke pengadilan. Ia berargumen bahwa transfer tersebut sah karena tercatat secara resmi dalam slip pembayaran sebagai "gaji" sehingga ia merasa memiliki dasar hukum untuk menyimpan uang itu.
Meski begitu, langkah perusahaan untuk menggugat Vladimir berujung pada pembekuan rekening bank miliknya.
Sebelum pembekuan dilakukan, ia sempat menggunakan sebagian besar uang itu untuk membeli mobil baru dan pindah bersama keluarganya ke kota lain.
Kasus ini menjadi contoh nyata bagaimana kesalahan teknis dalam sistem pembayaran dapat menimbulkan konsekuensi hukum yang kompleks, meski penerima merasa tidak bersalah.
Proses Hukum Masih Berlanjut
Putusan pengadilan tingkat pertama menyatakan bahwa Vladimir harus mengembalikan dana yang bukan menjadi haknya. Alih-alih mematuhi keputusan tersebut, ia mengajukan banding ke Mahkamah Agung Rusia, yang kini sedang memproses kasus tersebut.
Sementara itu, CEO perusahaan, Roman Tudachkov, menegaskan bahwa pihaknya akan terus menempuh jalur hukum untuk memastikan dana perusahaan dapat dikembalikan sepenuhnya.
Kasus ini menarik perhatian media dan publik di Rusia karena kemiripannya dengan insiden serupa di Cile, di mana seorang karyawan menerima gaji 286 kali lipat akibat kesalahan transfer, lalu menghilang tanpa jejak setelah membawa uang tersebut.
Sumber: merdeka.com