Bola.com, Jakarta Pelatih Real Madrid, Xabi Alonso, dikabarkan mulai kehilangan dukungan dari sebagian anggota dewan klub di tengah meningkatnya kekhawatiran atas kinerjanya musim ini dan hubungannya dengan ruang ganti.
Laporan ini diungkap dalam program El Chiringuito yang menyoroti meningkatnya rasa tidak puas dari kalangan internal Real Madrid terhadap cara kerja Alonso.
Meskipun Los Blancos saat ini masih berada di puncak klasemen La Liga saat jeda internasional, sejumlah direktur menilai performa tim belum mencerminkan kualitas sebenarnya dari skuad.
Selain itu, kontroversi yang melibatkan Vinicius Junior disebut turut memperburuk situasi di dalam tim dan memengaruhi dinamika hubungan Alonso dengan para pemain.
“Klub mulai kehilangan keyakinan terhadap Alonso. Ia memulai musim dengan ide-ide yang jelas, namun seiring waktu, prinsip-prinsip itu seakan memudar. Seseorang harus mengingatkan Xabi Alonso bahwa kesempatan melatih Real Madrid hanya datang sekali seumur hidup. Jika ia harus gagal, biarlah dengan caranya sendiri," kata Jurnalis Antonio Romero.
Kurang Harmonis?
Sementara itu, Manu Carreno dalam program El Larguero menambahkan bahwa suasana di dalam tim tampak kurang harmonis.
“Sepertinya aura negatif mulai mendominasi. Para pemain tidak terlihat menikmati permainan mereka. Menonton Real Madrid sekarang terasa membosankan, intensitas mereka tidak lebih tinggi dari lawan,” ujar Carreño.
“Ini bukan sepenuhnya kesalahan Alonso, tapi hubungannya dengan para pemain tampak kurang kuat, meski tidak sampai buruk. Saya rasa situasi Vinicius telah memengaruhi Alonso secara pribadi. Jika klub harus memilih pihak meski belum ada keputusan resmi, mereka tampaknya akan berpihak pada Vinicius. Klub lebih memihak pemain asal Brasil itu tanpa bermaksud merendahkan otoritas Alonso,” lanjutnya.
Krisis Kepemimpinan
Sebelumnya, mantan penyerang Atletico Madrid dan Sevilla, Salva Ballesta, menilai bahwa bintang Real Madrid, Vinicius Junior, saat ini tengah kekurangan sosok pemimpin di dalam ruang ganti Los Blancos.
Komentar itu muncul setelah insiden panas yang melibatkan sang pemain asal Brasil dalam kemenangan Real Madrid atas Barcelona akhir pekan lalu.
Dalam laga tersebut, yang seharusnya menjadi momen kebanggaan usai Real Madrid menang di El Clasico, Vinicius justru menjadi sorotan negatif.
Pemain berusia 25 tahun itu menunjukkan gestur kecewa dan marah saat pelatih Xabi Alonso memutuskan untuk menariknya keluar pada menit ke-72. Aksinya dianggap berlebihan dan menimbulkan kontroversi besar di Spanyol.
Vinicius telah meminta maaf secara publik dan pribadi atas tindakannya, namun yang menarik perhatian adalah tidak adanya penyebutan nama Xabi Alonso dalam pernyataan resmi yang ia rilis pada Rabu. Hal ini semakin memperkuat dugaan bahwa hubungan keduanya sempat menegang setelah insiden tersebut.
“Dulu kami selalu bersama, kami saling mendukung. Kami pergi minum bersama, berbagi suka dan duka. Sekarang hal seperti itu sudah hilang,” ujar Salva dalam wawancaranya dengan situs resmi Sevilla.
“Dan yang paling parah, sekarang sudah jarang ada sosok pemimpin sejati di ruang ganti.”
Salva menambahkan bahwa di masa lalu, setiap tim besar memiliki figur karismatik yang tidak hanya menjadi pemain penting di lapangan, tetapi juga penegak disiplin dan pengendali suasana tim. Ia menyebut beberapa nama legendaris yang menjadi contoh ideal kepemimpinan sejati dalam sepak bola Spanyol.
“Dulu, kamu punya orang-orang seperti Fernando Hierro, Juan Martagón, atau Carles Puyol, sosok yang selalu memberi contoh, yang menunjukkan arah. Jika Vinicius punya seseorang seperti Hierro di sisinya, dia tidak akan bertindak seperti sekarang,” lanjut Salva.