Hati-Hati! Anak Muda Kini Juga Rentan Asam Urat, Bukan Hanya Orang Tua

Waspada. Saat ini, asam urat banyak dijumpai pada individu berusia 20 hingga 30 tahun.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 21 November 2025, 19:20 WIB
Waspadai gejala-gejala asam urat yang kapan saja bisa menyerang kamu tanpa bisa disadari. Untuk itu baca dan pahamilah 4 gejala ini agar terhindar dari serangan asam urat secara tiba-tiba. (Sumber: Freepik/feepikcontributorthailand).

Bola.com, Jakarta - Selama ini asam urat identik dengan penyakit yang menyerang kelompok usia lanjut. Namun, tren kesehatan menunjukkan perubahan signifikan.

Fasilitas kesehatan mulai dibanjiri pasien berusia 20-30 tahun dengan keluhan nyeri sendi serta kadar asam urat yang meningkat.

Advertisement

"Sekarang banyak anak muda datang dengan keluhan asam urat. Pola hidupnya tidak seimbang. Banyak yang kurang minum, sering makan tinggi purin, dan stres,” kata dr. Adrian, dokter kesehatan masyarakat, saat tampil dalam podcast "Raditya Dika".

Ia menilai gaya hidup modern menjadi pemicu utama, terutama pola makan dan aktivitas harian yang tidak terkontrol.

Menurutnya, konsumsi makanan tinggi purin seperti daging merah, jeroan, hingga seafood yang tidak diimbangi dengan cukup cairan membuat metabolisme tubuh terganggu.

Minimnya aktivitas fisik turut memperparah kondisi ini karena tubuh kesulitan mengolah purin secara optimal.

"Banyak yang terlihat bugar, tapi ketika diperiksa, kadar asam uratnya sudah di atas normal," ujarnya.

Situasi ini menjadi peringatan agar generasi muda mulai memperhatikan keseimbangan pola hidup untuk mencegah dampak kesehatan yang lebih serius.


Pentingnya Edukasi dan Pencegahan Lebih Awal

Ilustrasi minum air putih yang cukup, Credit: Pexels.com/FotiosPhotos

Dr. Adrian menjelaskan bahwa asam urat tidak muncul secara tiba-tiba. Penyakit ini merupakan hasil akumulasi gaya hidup yang kurang sehat selama bertahun-tahun. Karena itu, edukasi sejak dini dianggap penting agar generasi muda dapat melakukan langkah pencegahan.

"Pencegahan selalu lebih mudah. Cukup mulai minum cukup air, batasi makanan tinggi purin, dan rutin bergerak," jelasnya.

Ia juga menyarankan beberapa cara sederhana, seperti memastikan tubuh mendapat asupan cairan yang memadai dan mengurangi konsumsi makanan berlemak.

Adrian turut menyinggung alternatif alami seperti Etawanesia, susu kambing Etawa yang dipadukan dengan daun kelor, yang menurutnya dapat membantu menjaga kesehatan sendi dan metabolisme.

Ia menilai opsi alami semacam itu cocok bagi masyarakat aktif karena kandungan nutrisinya mudah diserap tubuh.

Dengan kebiasaan kecil dan dukungan nutrisi yang tepat, risiko asam urat dapat diminimalkan.


Peringatan bagi Generasi Usia Produktif

Ilustrasi asam urat. Credit: Pexels.com/TowfiquBarbhuiya

Meningkatnya kasus asam urat pada kelompok usia produktif menjadi sinyal yang tidak bisa diabaikan. Adrian menyebut fenomena ini sebagai bukti bahwa kesehatan metabolik sangat dipengaruhi kebiasaan sehari-hari, meski terlihat sepele.

"Kalau dulu kasus seperti ini kita lihat pada usia 40-50 tahun, sekarang usia 25 pun bisa kena. Ini waktunya anak muda lebih peduli," ucapnya.

Situasi ini memperlihatkan bahwa asam urat bukan lagi masalah yang hanya dialami orang tua.

Dengan pola hidup yang lebih teratur, edukasi kesehatan yang tepat, serta dukungan nutrisi yang memadai, Adrian meyakini generasi muda bisa terhindar dari risiko yang sesungguhnya dapat dicegah sejak awal.

Kesadaran menjaga kesehatan, kata dia, perlu ditanamkan sedari muda agar masa depan dapat dijalani dengan lebih sehat dan produktif.

 

Sumber: merdeka.com