KP2MI Jajaki Perluasan Penempatan PMI di UEA, Target Nasional 500 Ribu Pekerja pada 2026

Kementerian P2MI menjajaki peluang perluasan penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di UEA untuk mencapai target 500 ribu pekerja migran hingga 2026.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 25 November 2025, 11:20 WIB
Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Christina Aryani bersama Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono mengunjungi Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 6 Jakarta di Sentra Handayani, Jakarta Timur, Senin (11/8/2025). (Foto: Kemensos).

Bola.com, Jakarta - Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (Wamen P2MI), Christina Aryani, mengungkap pihaknya sedang membuka peluang kerja sama lebih luas dengan Uni Emirat Arab (UEA) untuk penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI).

Inisiatif ini menjadi bagian dari strategi pemerintah guna mencapai target besar, yakni menempatkan 500 ribu pekerja migran hingga tahun 2026.

Advertisement

Upaya tersebut dibahas secara mendalam melalui pertemuan virtual dengan Duta Besar RI untuk UEA, Judha Nugraha, Senin kemarin.

Koordinasi antara kedua pihak difokuskan pada percepatan penyusunan skema penempatan PMI yang aman, terstandar, dan sesuai kebutuhan sektor tenaga kerja di UEA.

UEA dinilai sebagai mitra kunci di kawasan Timur Tengah. Negara tersebut memiliki permintaan tenaga kerja tinggi pada sejumlah bidang unggulan, dari industri manufaktur hingga sektor perhotelan.


Target Penempatan dan Peluang di UEA

Ilustrasi pemberangkatan pekerja migran Indonesia (Istimewa)

Kementerian P2MI mengemban target besar yang ditetapkan Presiden Prabowo Subianto untuk menempatkan 500 ribu PMI pada 2026.

Wamen Christina menyebut UEA sebagai negara yang berpotensi memberi kontribusi signifikan terhadap pencapaian tersebut.

"Kami mendapatkan target besar dari Bapak Presiden melalui program Quick Win untuk menempatkan 500 ribu PMI di tahun 2026. Uni Emirat Arab kami pandang sebagai negara yang dapat ikut berkontribusi dalam pencapaian target tersebut," ujar Christina.

UEA dipandang sebagai pasar tenaga kerja yang prospektif dengan kebutuhan besar akan pekerja terampil. Prospek tersebut memberi ruang luas bagi calon PMI untuk mengakses peluang kerja berbasis keahlian.


Sektor Prioritas dan Kerja Sama Diplomatik

Ilustrasi UEA. (Photo by Roman Logov on Unsplash)

Ada sejumlah sektor yang dipetakan sebagai sasaran penempatan PMI, meliputi bidang manufaktur, teknik, konstruksi, maritim, pariwisata, hotel, hingga hospitality. Variasi sektor tersebut menunjukkan tingginya kebutuhan tenaga kerja di UEA.

Pertemuan yang dipimpin Wamen Christina bersama Dubes Judha menjadi langkah awal penguatan koordinasi diplomatik antara KemenP2MI dan KBRI Abu Dhabi.

Sinergi ini diharapkan mampu mempercepat finalisasi mekanisme penempatan pekerja migran ke UEA dengan standar keamanan dan kualitas yang lebih baik.

Satu di antara bentuk tindak lanjutnya adalah rencana penyelenggaraan forum business matching pada awal tahun di Abu Dhabi. Ajang ini akan mempertemukan para end user di sektor perhotelan dengan Kementerian P2MI serta P3MI.

"Kesepakatan bersama kami, rencananya menyelenggarakan forum bersama awal tahun depan di Abu Dhabi untuk mempertemukan end user perhotelan, Kementerian P2MI dan P3MI (Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia), dalam forum bisnis matching," kata Christina.


Proyeksi Kebutuhan Tenaga Kerja di UEA

Ilustrasi pemberangkatan pekerja migran Indonesia (PMI) (Istimewa)

Dalam kesempatan tersebut, Judha Nugraha memaparkan estimasi kebutuhan tenaga kerja Indonesia di UEA pada 2026. Jumlahnya diperkirakan mencapai hampir 6.000 pekerja.

Perinciannya, sekitar 5.000 kebutuhan berasal dari sektor hospitality, diikuti sektor kesehatan sebanyak 200 posisi, konstruksi 100, industri manufaktur 100, serta sektor transportasi sekitar 400 posisi.

Gambaran ini menjadi acuan penting bagi calon PMI dalam menyiapkan kompetensinya.

Judha menyatakan dukungannya terhadap langkah KemenP2MI membuka akses penempatan pekerja migran ke pasar tenaga kerja UEA. Ia juga menegaskan akan menindaklanjuti arahan Presiden Prabowo berkaitan dengan perluasan kesempatan kerja di luar negeri.

"Nanti di sisi UAE, kami akan membantu untuk melakukan penetrasi pasar untuk sektor formal serta akses informasi yang lebih mendalam," ucapnya.

 

Sumber: merdeka.com

Berita Terkait