Kamboja Minta Pembicaraan Gencatan Senjata dengan Thailand Digelar di Malaysia: Lokasinya Harus Aman dan Netral

Kamboja dan Thailand dijadwalkan membahas ketentuan genjatan senjata setelah dua pekan terlibat konflik mematikan di perbatasan.

BolaCom | Yus Mei SawitriDiterbitkan 24 Desember 2025, 08:20 WIB
Seorang tentara Kamboja berdiri di atas truk yang membawa peluncur roket BM-21 buatan Rusia yang melaju di sepanjang jalan di Provinsi Oddar Meanchey pada Jumat, 25 Juli 2025. (dok. TANG CHHIN Sothy / AFP)

Bola.com, Jakarta - Kamboja dan Thailand dijadwalkan membahas ketentuan genjatan senjata setelah dua pekan terlibat konflik mematikan di perbatasan. Kementerian Pertahanan Kamboja meminta Thailand untuk mengadakan perundingan bilateral di Kuala Lumpur yang dianggap sebagai lokasi netral.

Permintaan ini disampaikan dalam sebuah surat yang diperoleh AFP pada hari Selasa (23/12/2025). 

Advertisement

Pertempuran yang terjadi kembali bulan ini telah menghancurkan gencatan senjata sebelumnya. Konflik ini mengakibatkan sedikitnya 23 orang di Thailand dan 21 orang di Kamboja tewas, serta memaksa lebih dari 900.000 orang di kedua sisi perbatasan mengungsi.

Dalam situasi yang menegangkan ini, Menteri Luar Negeri Thailand, Sihasak Phuangketkeow, mengumumkan pada Senin (22/12/2025) bahwa dirinya berencana bertemu dengan Kamboja setelah mengikuti pertemuan di Kuala Lumpur dengan para mitranya dari ASEAN, di mana Kamboja juga merupakan anggota.

 


Alasan Minta Tempat Netral

Juru bicara Kementerian Pertahanan Thailand, Surasant Kongsiri, mengatakan pada Rabu (10/12/2025), warga sipil harus dievakuasi dalam jumlah besar karena apa yang kami nilai sebagai ancaman langsung terhadap keselamatan mereka. Tampak dalam foto, warga pengungsi beristirahat sambil berlindung di pusat pengungsian selama bentrokan di sepanjang perbatasan Thailand-Kamboja di Provinsi Sa Kaeo, Thailand, pada Rabu 10 Desember 2025. (Lillian SUWANRUMPHA/AFP)

Sihasak menyatakan kepada wartawan bahwa pertemuan tersebut direncanakan akan berlangsung pada Rabu (24/12/2025) di Chanthaburi, Thailand, dalam kerangka komite perbatasan bilateral yang telah ada.

Namun, dalam surat yang ditujukan kepada Menteri Pertahanan Thailand, Nattaphon Narkphanit, Menteri Pertahanan Kamboja, Tea Seiha, menginginkan agar pertemuan dilakukan di Kuala Lumpur.

"Demi alasan keamanan akibat pertempuran yang masih berlangsung di sepanjang perbatasan, pertemuan ini seharusnya dilaksanakan di lokasi yang aman dan netral," yang tertulis dalam suratnya yang diperoleh AFP pada hari Selasa dan telah dikonfirmasi kepada kementerian.

Ia juga menambahkan bahwa Malaysia, sebagai ketua bergilir ASEAN, telah menyetujui untuk menjadi tuan rumah perundingan tersebut.

 


Serangan Thailand

Diketahui, militer Thailand kembali melancarkan serangan udara terhadap wilayah Kamboja, menargetkan infrastruktur militer, gudang senjata, pusat komando, dan jalur logistik, sebagai upaya menghentikan serangan dari pasukan Negeri Seribu Pagoda itu. Tampak dalam foto, warga berkumpul di luar sebuah kuil setelah dievakuasi menyusul bentrokan di sepanjang perbatasan Kamboja-Thailand, di provinsi Siem Reap pada Selasa 9 Desember 2025. (TANG CHHIN SOTHY/AFP)

Di sisi lain, Kamboja melaporkan Thailand melakukan serangan udara di wilayahnya pada hari Senin, tidak lama setelah Bangkok mengumumkan bahwa kedua negara telah sepakat untuk mengadakan perundingan tersebut.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Maly Socheata, mengungkapkan kepada wartawan bahwa pertempuran di sepanjang perbatasan masih berlanjut pada Selasa pagi.

Dalam pernyataannya, kementerian tersebut menyebutkan bahwa pasukan Thailand telah menembaki kota perbatasan Kamboja, Poipet. Kejadian ini menambah ketegangan di kawasan yang sudah rawan konflik, dan menegaskan perlunya dialog yang konstruktif untuk menghindari eskalasi lebih lanjut. 

Berita Terkait