Kemenhut Percepat Pembersihan Kayu Sisa Bencana di Sumatra

Kemenhut genjot pembersihan kayu sisa bencana di Sumatra, melibatkan masyarakat dan alat berat.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 27 Desember 2025, 17:20 WIB
Kementerian Kehutanan (Kemenhut) mempercepat upaya pembersihan tumpukan kayu limbah bencana banjir dan material lumpur di sejumlah wilayah terdampak banjir di Sumatra bersama dengan kementerian/lembaga lain serta masyarakat setempat (kehutanan.go.id)

Bola.com, Jakarta - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) mempercepat pembersihan kayu limbah dan material sisa bencana banjir serta longsor di sejumlah wilayah Sumatra.

Operasi ini berlangsung serentak di Aceh Tamiang, Aceh Utara, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.

Advertisement

Di Aceh, tim gabungan yang terdiri dari UPT Kemenhut, TNI, Polri, dan mitra kerja mengerahkan lebih dari 200 personel dengan 27 unit alat berat untuk membersihkan kawasan Pesantren Darul Mukhlisin serta wilayah Langkahan, Aceh Utara.

Pembersihan saat ini telah mencapai sekitar 40 persen.

Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL), Subhan, menekankan bahwa fokus pembersihan bukan hanya pada kayu dan lumpur, tetapi juga fasilitas pendidikan dan rumah ibadah.

"Kami membersihkan ruang belajar dan area masjid agar kegiatan pendidikan dan ibadah bisa segera berjalan kembali," ujar Subhan, Sabtu (27-12-2025).

Ia juga menambahkan bahwa pembukaan jalur pintu air dan pengeringan area tergenang menjadi bagian penting dalam pemulihan lingkungan pesantren dan permukiman sekitar.


Libatkan Warga

Foto ini menunjukkan tim pencari dan penyelamat gabungan mengerahkan gajah Sumatra untuk membantu membersihkan puing-puing pohon pasca banjir bandang di Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh, pada Senin 8 Desember 2025. Tim gabungan mengerahkan beberapa ekor gajah Sumatra untuk membantu membersihkan tumpukan kayu gelondongan di Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh pada Senin 8 Desember 2025. (CHAIDEER MAHYUDDIN/AFP)

Di Langkahan, Aceh Utara, masyarakat setempat turut dilibatkan bersama tim Kemenhut dan TNI untuk membuka akses jalan dan menyingkirkan kayu sisa bencana.

Saat ini, akses jalan sepanjang satu kilometer telah bisa dilewati, ditambah empat kilometer jalan desa yang dibersihkan. Pembersihan juga menyasar fasilitas pendidikan, termasuk SD Negeri 12 Langkahan.

Di Sumatra Utara, operasi dilakukan di Desa Aek Ngadol, Desa Gangga, dan Hutan Godang. Kegiatan meliputi pembersihan kayu di sekitar jembatan dan rumah warga terdampak, pembuatan parit untuk saluran air, serta penataan lalu lintas di area pasar.

Kepala BBKSDA Sumatra Utara, Novita Kusuma Wardani, menegaskan peran masyarakat sangat vital.

"Kerja sama dengan warga memastikan akses vital dan fasilitas umum cepat pulih sehingga aktivitas sosial dan ekonomi bisa kembali normal," ujarnya.


Pembersihan Pantai

Hingga Kamis 4 Desember 2025, tumpukan material kayu gelondongan masih terlihat dan mulai dimanfaatkan warga sebagai material untuk membangun kembali rumah mereka yang rusak. Tampak dalam foto, warga desa memotong batang kayu yang hanyut akibat banjir bandang di Garoga, Provinsi Sumatra Utara, pada Kamis 4 Desember 2025. (YT HARIONO/AFP)

Sementara itu, di Sumatra Barat, pembersihan kayu dilakukan di kawasan pantai Kota Padang oleh rimbawan UPT Kemenhut, Manggala Agni, dan Pemerintah Provinsi Sumbar.

Sejak 20-23 Desember 2025, area sepanjang 5,6 kilometer di arah utara telah dibersihkan menggunakan kombinasi alat berat dan gotong royong manual.

BBKSDA Sumatra Barat, Hartono, menyebut pembersihan dilakukan secara bertahap agar aman dan efektif.

"Kami memprioritaskan area yang paling terdampak dan padat aktivitas masyarakat. Pembersihan akan berlanjut hingga muara Penjalinan agar pesisir kembali aman dan bersih," kata Hartono.

Kemenhut menegaskan seluruh kegiatan dilakukan secara terkoordinasi, aman, dan berkelanjutan.

"Ini bagian dari komitmen Kemenhut untuk mempercepat penanganan limbah bencana serta mendukung keselamatan aktivitas masyarakat," ucap Hartono.

 

Sumber: liputan6.com

Berita Terkait