Bola.com, Jakarta - Setelah "kalah tipis" dari Liverpool di musim lalu, Manchester City tampak bersiap melancarkan serangan baru untuk merebut kembali gelar Liga Inggris di musim 2025/26 ini.
Pep Guardiola menutup 2025 dengan delapan kemenangan beruntun di seluruh kompetisi, tren positif yang menempatkan Man City di posisi kuat untuk lolos langsung ke babak gugur Liga Champions serta menghadapi semifinal Carabao Cup kontra juara bertahan Newcastle United.
Kehancuran mengejutkan Man City di tengah musim 2024/25 memaksa klub mengadakan jendela transfer Januari 2025 yang lebih sibuk dibanding biasanya di era Guardiola.
Tijjani Reijnders, Rayan Ait-Nouri, dan Rayan Cherki semua sudah didatangkan tepat waktu untuk kampanye Piala Dunia 2025, Juni lalu.
Perombakan lini penjaga gawang kemudian menyusul, dengan kedatangan James Trafford dan Gianluigi Donnarumma menyusul kepergian Ederson ke Fenerbahce.
Menurut laporan luas, perombakan ini belum selesai. Winger Bournemouth, Antoine Semenyo, kabarnya akan bergabung dengan Manchester City dalam kesepakatan senilai sekitar 65 juta paun.
Semenyo pernah mencetak gol saat Bournemouth mengalahkan Man City 2-1 di Vitality Stadium, musim lalu. Musim ini, ia menjadi satu di antara pemain terbaik Liga Inggris dengan torehan sembilan gol dan tiga assist dari 17 penampilan.
Namun, pertanyaan besar muncul: bagaimana Semenyo akan menyesuaikan diri dengan skuad yang sarat talenta menyerang sekaligus mengikuti tuntutan khusus Guardiola di tengah musim?
Berikut ini ulasan Sportingnews seputar alasan Man City membidik Antoine Semenyo.
1. Klausul Pelepasan
Kendati Direktur Olahraga, Txiki Begiristain, pergi musim panas lalu, Man City tetap mempertahankan tradisi mereka sebagai klub yang memanfaatkan klausul pelepasan.
Sebagai satu di antara klub paling kuat secara finansial di dunia, The Citizens biasanya enggan terlibat perang tawar-menawar yang sering muncul untuk pemain seperti Semenyo.
Tanpa batas transfer sekitar 65 juta paun, sangat mungkin pengganti Begiristain, Hugo Viana, tidak akan duduk di meja negosiasi.
2. Kekosongan Winger Kanan yang Konsisten
Sisi kanan serangan Man City menjadi masalah tersendiri bagi Guardiola. Jeremy Doku dan Omar Marmoush lebih nyaman bermain di sayap kiri, begitu pula Savinho yang meski resmi di kanan, penampilan terbaiknya saat di Girona adalah di kiri.
Oscar Bobb sempat menjadi pilihan utama di kanan musim ini, tetapi performa dan kepercayaan dirinya menurun setelah cedera kaki yang menghancurkan musim 2024/25-nya.
Bernardo Silva, Phil Foden, dan Rayan Cherki beberapa kali mengisi posisi kanan, tetapi lebih sering bergerak ke area tengah. Hal ini membuat Matheus Nunes yang tadinya bek sayap, menjadi penyuplai lebar serangan.
Semenyo fleksibel di kedua sayap, tetapi kemungkinan besar akan menempati posisi kanan, mengingat Doku dan Marmoush ada di tim.
Sementara itu, Bobb sempat dikaitkan dengan kepindahan pinjaman ke Borussia Dortmund seiring kabar perekrutan Semenyo.
3. Perubahan gaya permainan Guardiola
Beberapa pengamat mencatat gaya bermain langsung dan agresif Semenyo berbeda dengan filosofi tradisional Guardiola, yang menekankan penguasaan bola dan tempo permainan, seperti yang ditunjukkan Bernardo Silva dan Jack Grealish di tim treble-winning The Citizens.
Namun, Man City musim ini berbeda. Awal musim, mereka lebih mengandalkan transisi cepat, yang membuat Doku dan Erling Haaland tampil menonjol. Belakangan, tim menunjukkan penguasaan bola lebih terkontrol dengan banyak gelandang tengah.
Guardiola tampaknya menyadari bahwa penguasaan bola 75 persen dan minim peluang lawan sulit dicapai di Premier League modern.
Kini, Man City memiliki pemain yang mampu menang, meski tidak mendominasi bola, seperti Donnarumma yang spesialis penyelamatan, Haaland mesin gol, dan beberapa pemain transisi seperti Doku, Nunes, Savinho, Marmoush, dan Reijnders.
Perekrutan Semenyo melanjutkan pola ini, sekaligus mempersiapkan tim menghadapi era pasca-Guardiola.
4. Ketergantungan kepada Haaland
Semenyo adalah pencetak gol terbanyak ketiga di Liga Inggris musim ini, tetapi masih 10 gol di bawah Haaland. Setiap tim dengan pemain sekelas Haaland pasti akan bergantung kepadanya.
Man City sempat terlihat terlalu mengandalkan Haaland di awal musim. Foden, Cherki, dan Reijnders mulai membantu berbagi beban gol, tetapi cedera Marmoush membuat winger lebar masih belum optimal.
Doku dan Savinho bukan tipe pemain yang bisa mencetak gol dalam jumlah besar, sama halnya dengan Grealish dulu.
Kehadiran Semenyo bisa mengembalikan keseimbangan, seperti ketika Mahrez dan Sterling rutin mencetak gol dua digit setiap musimnya.
Sumber: Sportingnews