Menhub Beri Penjelasan soal Insiden Tenggelamnya Kapal Wisata di Labuan Bajo

Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi memberikan pernyataan resmi soal insiden tenggelamnya kapal wisata KM Putri Sakinah di Labuan Bajo.

BolaCom | Yus Mei SawitriDiterbitkan 31 Desember 2025, 19:20 WIB
Foto yang dirilis pada 27 Desember 2025 oleh Badan Nasional Pencarian dan Penyelamatan Indonesia (BASARNAS) Labuan Bajo ini menunjukkan anggota tim pencarian dan penyelamatan bersiap mencari wisatawan asing yang hilang di perairan Pulau Padar, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, setelah sebuah kapal wisata mengalami kerusakan mesin dan tenggelam. Sebuah kapal wisata dilaporkan tenggelam di perairan Selat Padar, Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, pada Jumat malam (26/12/2025) sekitar pukul 21.00 WITA. (Handout/BASARNAS/AFP)

Bola.com, Jakarta - Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi memberikan pernyataan resmi soal insiden tenggelamnya kapal wisata KM Putri Sakinah yang berangkat dari Pulau Komodo menuju Pulau Padar, di kawasan Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 26 Desember 2025.

Dalam kasus ini, Menhub mengindikasikan adanya gangguan cuaca yang tidak biasa. Menurut informasi yang diberikan KSOP Kelas III Labuan Bajo, kala itu kondisi cuaca sedang baik-baik saja.

Advertisement

"Pada saat kejadian Labuan Bajo, saat diberikan surat berlayar kondisi cuaca memang cukup kondusif untuk berlayar. Namun demikian, pada titik tertentu ternyata ada gelombang yang cukup tinggi," ujar dia dalam sesi temu dengan media di Jakarta, Rabu (31/12/2025).

Menhub mengatakan pada hari yang sama ada sebanyak 186 izin berlayar yang dikeluarkan. Menurutnya, itu menunjukan bahwa prakiraan cuaca di waktu itu masih memungkinkan untuk berlayar di laut lepas. "Hanya saja, ada kapal yang berada pada titik yang dimana kondisi ombaknya ternyata tiba-tiba berubah," ungkapnya.

Di sisi lain, Menhub memaklumi adanya permintaan layanan kapal laut yang cukup tinggi di musim Natal dan Tahun Baru (Nataru). Namun, ia meminta agar faktor cuaca tetap jadi perhatian utama.

"Jadi kadang-kadang teman-teman kita atau saudara-saudara kita yang sudah sekian berpuluh-puluh tahun berkecimpung di dunia pelayaran di laut merasa bahwa mereka mungkin sudah memahami karakter wilayahnya, sudah memahami karakter cuacanya," tuturnya.

"Namun perlu kami ingatkan juga bahwa karakter cuacanya sekarang ini tentunya barangkali sudah berubah dari yang dulu mereka kenal," kata Menhub.

 


Kronologi Kapal Wisata Tenggelam

Sebelumnya, sebuah kapal wisatawan tenggelam di perairan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, pada Jumat (26/12) malam. Empat warga negara asing (WNA) asal Spanyol dilaporkan hilang dan hingga kini masih dalam pencarian oleh tim SAR gabungan. Tampak dalam foto yang dirilis oleh Badan Nasional Pencarian dan Penyelamatan (BASARNAS) Indonesia pada Sabtu, 27 Desember 2025, memperlihatkan tim penyelamat memeriksa perairan tempat ditemukannya puing-puing yang diyakini berasal dari kapal wisata yang tenggelam, dekat Pulau Padar, Taman Nasional Komodo, Indonesia. (BASARNAS via AP)

Sebuah kapal wisata tenggelam di perairan Pulau Padar, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Jumat malam, 26 Desember 2025. Kejadian bermula ketika kapal wisata KM Putri Sakinah berangkat dari Pulau Komodo menuju Pulau Padar untuk melanjutkan perjalanan wisata sekitar pukul 20.00 Wita.

Pada pukul 20.30 Wita, kapal yang membawa 11 penumpang tersebut mengalami mati mesin dan tenggelam. Tim Search And Rescue (SAR) gabungan berhasil mengevakuasi tujuh dari total 11 korban.

"Setelah menerima informasi, Tim SAR gabungan langsung menuju lokasi menggunakan RIB Pos SAR Manggarai Barat," kata Kepala Kantor Basarnas Maumere, Fathur Rahman, Sabtu (27/12/2025) dikutip dari Antara.

 


Tim SAR Masih Cari Korban Hilang

Sementara itu, empat lainnya yang merupakan wisatawan asal Spanyol yang diduga berada dalam satu rombongan keluarga masih dinyatakan hilang dan terus dicari oleh tim SAR gabungan. Tampak foto yang dirilis pada 27 Desember 2025 oleh Badan Nasional Pencarian dan Penyelamatan Indonesia (BASARNAS Labuan Bajo) ini menunjukkan anggota tim pencarian dan penyelamatan mengevakuasi wisatawan asing di perairan Pulau Padar, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, setelah sebuah kapal wisata mengalami kerusakan mesin dan tenggelam. (Handout/BASARNAS/AFP)

Dua korban selamat merupakan wisatawan asing asal Spanyol, sementara korban selamat lainnya, yakni seorang pemandu wisata dan empat kru kapal.

"Sebanyak tiga orang penumpang dievakuasi Kapal Nepton yang melintas dari Labuan Bajo ke Pulau Padar dan empat lainnya dievakuasi Tim SAR gabungan," ujarnya.

Kini, tim SAR gabungan masih melakukan pencarian terhadap empat korban lain. Keempat korban tersebut merupakan wisatawan asing berkewarganegaraan Spanyol. "Tim SAR gabungan telah menuju lokasi kejadian guna melaksanakan pencarian terhadap para korban," katanya.

Dugaan penyebab kapal wisata tersebut tenggelam diungkap. "Ketinggian gelombang di lapangan adalah swell atau gelombang tinggi yang datang secara tiba-tiba antara 2-3 meter dan terjadi dalam periode yang singkat, hanya setengah sampai satu jam saja," kata Kepala KSOP Kelas III, Stephanus Risdiyanto, Sabtu, rangkum kanal News Liputan6.com dari Antara