Sukses


3 Persoalan yang Membuat Tottenham Hotspur Kehilangan Kesaktian Setelah Melenggang ke Final Liga Champions

Bola.com, Jakarta - Tottenham Hotspurs ada di titik nadir. Performa klub finalis Liga Champions musim lalu itu terus merosot.  Ada apa gerangan?

Kekalahan 2-7 Bayern Munchen di London Stadium, Rabu (2/10/2019) dini hari WIB, mempertontonkan ada yang salah dengan Tottenham. 

Spekulasi mencuat, banyak pemain tidak bermain dengan kesungguhan hati. Hal ini terjadi karena sejatinya mereka ingin pindah ke klub lain pada bursa transfer musim panas lalu.

Padahal, usai sensasi lolos ke final Liga Champions 2018-2019, banyak pengamat memprediksi tim asuhan Mauricio Pochettino akan semakin bersinar musim ini. Namun, prediksi itu meleset.

Berikut adalah tiga alasan mengapa Spurs berada di titik nadir.

2 dari 4 halaman

Minim Rotasi

Melihat skuad Tottenham Hotspur saat ini terlihat bahwa Mauricio Pochettino tidak banyak melakukan rotasi. Jan Vertonghen, Toby Alderweireld, Christian Eriksen dan Dele Alli, dan Hugo Lloris terus dipaksa bermain jadi pilar inti pasca tampil di Piala Dunia 2018. 

Satu per satu mereka pun tumbang. Para pemain bintang Tottenham terlihat kelelahan dan kehilangan motivasi bertanding.

Pochettino bukan tidak menyadari itu. Hanya memang ia tidak punya banyak pemain dengan kualitas sama bagus di bangku cadangan buat serep pilar kunci.

Jika tren ini berlanjut, Harry Kane dan Heung-Min Son, pemain andalan Tottenham saat ini bisa menjadi yang berikutnya menyerah pada kelelahan dan kehilangan performa terbaik.

Tottenham tidak lagi menekan dengan intens seperti biasanya. Mereka lebih pasif tanpa bola dan tidak menyerang dengan kekuatan yang sama seperti yang mereka lakukan di awal dua musim terakhir. Pertahanan mereka juga sering melakukan berbagai kesalahan individu dari pemain yang biasanya andal karena kelelahan mental dan fisik.

3 dari 4 halaman

Manajemen yang Terlalu Pelit

Manajemen Tottenham menggelontorkan uang tunai musim panas ini, setelah puasa belanja pemain musim sebelumnya. 

Para emain baru musim ini membutuhkan waktu lebih lama untuk membiasakan diri dengan kultur Liga Inggris, sementara anggota skuad Tottenham lainnya harus mengimbangi rekan satu tim baru mereka.

Dengan pemain-pemain lain yang sudah lelah dan bermain terus-menerus, pasukan Tottenham goyah. Tanguy N'Dombele pemain baru yang tampil mengesankan tetapi ia tengah  berjuang memperbaiki kebugaran. Sementara itu, Giovanni Lo Celso dan Ryan Sessegnon nyaris tidak tampil karena berulangkali diganggu cedera.

Semestinya sejak musim lalu manajemen Spurs sudah harus belanja pemain, untuk menambah kedalaman skuat. Tak mungkin mengandalkan pemain yang sama terus menerus.

4 dari 4 halaman

Perpecahan Internal

Mauricio Pochettino telah mengungkapkan bahwa pasukannya tidak memiliki kesatuan dan komitmen. Dia telah mengakui ketidakharmonisan skuad di belakang layar dan hal yang sama dapat dilihat di lapangan.

Spurs tidak terlihat seperti sisi yang sama dari dua musim lalu ketika masing-masing pemain  mau bertarung tanpa pamrih.

Gelandang serang andalan mereka, Christian Eriksen, meminta untuk pergi. Ia bertahan dengan rasa cinta yang tak lagi besar ke klub.

Jan Vertonghen juga belum juga meneken perpanjangan kontrak Pochettino sendiri telah banyak dikaitkan dengan Real Madrid dan ada desas-desus bahwa dia bisa membawa Son bersamanya jika dia pergi.

Secara keseluruhan, ada banyak ketidakpastian atas masa depan manajer dan pemain-pemain penting yang tampaknya memengaruhi chemistry Tottenham di lapangan.

Perubahan drastis diperlukan jika Tottenham akan keluar dari situasi ini. Masa depan Pochettino dan para pemain bintang perlu diamankan dan jika tidak perlu diklarifikasi untuk menghilangkan ketidakpastian di sekitar klub. Lebih penting lagi, Pochettino perlu membuat para pemainnya berkomitmen dan bersemangat untuk bermain sepak bola lagi.

Sumber dari: Sportskeeda

Video Populer

Foto Populer