Sukses


Inilah Saat yang Tepat Lazio untuk Meruntuhkan Dominasi Juventus di Serie A, Setuju?

Bola.com, Jakarta - Kompetisi Serie A dimulai kembali akhir pekan ini. Juventus bersiap meraih gelat kesembilan berturut-turut. Mungkinkah dominasi mereka mampu dirontokkan Lazio?

Si Nyonya Tua berada di puncak klasemen dengan 63 poin. Lazio menguntit dengan marjin sebiji poin. Tak pernah ada yang membayangkan persaingan antarkedua tim bisa seketat ini. Di awal musim, banyak pengamat lebih menjagokan Inter Milan sebagai pesaing Juventus.

Mengapa Lazio begitu kuat musim ini? Simak analisis BBC Sports.

Dua tim teratas masih memiliki 12 pertandingan tersisa untuk dimainkan, yang berarti banyak poin untuk dimainkan dan banyak peluang bagi Juventus untuk mengubahnya menjadi kejar-kejaran gelar yang nyaman lainnya.

Namun, Lazio pasti akan melihat segalanya secara berbeda. Sebelum aktivitas sepak bola di Italia dihentikan pada bulan Maret, Lazio adalah tim dalam bentuk permainan terbaik. Tak terkalahkan sejak September, mereka telah memenangkan 16 dari 18 pertandingan sebelumnya.

Juventus telah menghasilkan kemenangan yang mengesankan dalam pertandingan terakhir mereka sebelum kompetisi disetop karena pandemi corona dengan mengalahkan Inter 2-0 untuk mempertahankan posisi teratas. Tetapi kalau mau jujur, penampilan mereka musim ini jauh dari meyakinkan.

Mereka hanya menang tipis melawan klub juru kunci SPAL 2-1 pada 22 Februari dan telah kehilangan tiga dari lima pertandingan liga mereka sebelumnya.

Hasil imbang tanpa gol pekan lalu dengan AC Milan membuat mereka unggul di final Coppa Italia dengan aturan gol tandang. Mimpi Cristiano Ronaldo dkk. menjadi juara dibuyarkan Napoli lewat drama adu penalti dengan skor 2-4.

Video

2 dari 5 halaman

Keajaiban

Tapi jangan pernah remehkan Juventus. Mereka klub dengan koleksi gelar terbanyak di Italia. Delapan musim terakhir jadi tim terbaik di Serie A.

Juventus terbiasa menghadapi tekanan. Mereka juga pernah berada di posisi yang sama sebelumnya.

Pada 2015-2016 mereka dikejar oleh Napoli sebelum memenangkan gelar dengan margin sembilan poin, sedangkan pada 2011-2012 dan 2017-2018 mereka berada di urutan kedua setelah 26 pertandingan tetapi masih finis di puncak, keduanya dengan selisih empat poin!

Bandingkan dengan Lazio, yang telah memenangkan liga dua kali sebelumnya, dengan kesuksesan terakhir mereka dua dekade lalu.

Lazio memang bukan tim besar bertabur gelar layaknya Inter Milan dan AC Milan yang selalu merepotkan Juventus di perburuan gelar juara, namun sebagai underdog mereka menyakini bisa membuat sebuah keajaiban.

Di Instagram dari gelandang Lazio, Sergej Milinkovic-Savic pada Januari silam ketika ia menulis: "Dua hal pasti dalam hidup: kematian dan Lazio yang tidak pernah menyerah."

3 dari 5 halaman

Ciro Immobile Vs Cristiano Ronaldo

Ciro Immobile akan merasa gatal untuk kembali ke lapangan. Dengan 27 gol, striker Lazio ini adalah pencetak gol terbanyak sementara Serie A musim ini.

Sebelum sepak bola di berbagai negara Eropa dihentikan karena pandemi corona, ia juga pencetak gol terbanyak di Eropa, mengalahkan Robert Lewandowski, striker Bayern Munchen spesialis pembuat hattrick di Bundesliga.

Lewandowski kini telah mengoleksi 31 gol Bundesliga. Bayern telah mengamankan gelar liga kedelapan beruntun sejak Bundesligan.

Immobile hanya membutuhkan tiga gol lagi untuk menjadikan ini sebagai musim domestik paling produktif dalam kariernya.

Namun, Juventus memang memiliki faktor Cristiano Ronaldo. Bintang Portugal ini mencetak 21 gol musim ini dan tidak pernah puas untuk menjadi yang terbaik kedua.

Begitu kuat tekadnya untuk memenangkan gelar Serie A kedua. Ia dilaporkan muncul untuk pelatihan minggu lalu empat jam lebih cepat dari rekan-rekan setimnya.

Immobile perlu melakukan pekerjaan keras lagi untuk menjaga Ronaldo yang dikenal sosok pemain tak mau mengalah.

4 dari 5 halaman

Dua Kali Mengalahkan Juventus

Pada paruh pertama musim ini, Lazio dua kali mempermalukan Juventus.

Pada awal Desember kedua tim bertemu di Stadio Olimpico di Roma, dengan Lazio bangkit dari ketinggalan untuk mengunci kemenangan dengan skor 3-1.

Ini memberi Juventus kekalahan pertama mereka musim ini. Hasil positif yang jadi kode kuat kalau mereka tak boleh meremehkan Lazio.

Tiga hari sebelum Natal, kedua kubu kembali bertemu di Arab Saudi untuk final Piala Super Italia, dan sekali lagi Lazio menang 3-1.

Jika tim Simone Inzaghi dapat menjadikannya hattrick kemenangan ketika mereka bertemu lagi dengan Juventus pada 20 Juli, maka mimpi memenangi gelar Serie A bukan suatu kemustahilan.

5 dari 5 halaman

Simone Inzaghi Sang Pesulap

Berbicara tentang Inzaghi, legenda Lazio telah menjadi faktor kunci superioritas Lazio musim 2019-2020 ini.

Ketika Lazio terakhir memenangkan liga pada tahun 2000, mereka adalah tim yang dipenuhi bintang-bintang seperti Diego Simeone, Alessandro Nesta dan Pavel Nedved.

Kali ini, tim yang dibesutnya bermateri pemain biasa-biasa saja. Inzaghi selama beberapa tahun terakhir dengan sabar mengumpulkan pemain-pemain sesuai keinginannya untuk membangun soliditas tim.

Secara garis besar Lazio saat ini adalah tim Lazio yang sama dengan musim lalu yang finish di posisi 8 besar Serie A.

Mereka masih memainkan sejumlah pemain gaek di pertahanan dan lini tengah.

Inzaghi memilih pakem formasi 3-5-2 musim ini dan strategi ini mampu dijalankan dengan baik oleh seluruh anggota skuat. Setiap pemain memahami peran mereka dan menjalankan tugas mereka dengan sempurna.

Apa yang ia lakukan mirip-mirip dengan Sheffield United di Premier League, walau dengan kadar yang lebih baik tentunya.

Inilah saat yang tepat bagi Lazio meruntuhkan dominasi Juventus di pentas Serie A!

Sumber: BBC

Video Populer

Foto Populer