Sukses


5 Aksi Manis Jose Mourinho yang Jarang Diketahui: So Sweet, Sukarela Belajar Bahasa Korea Demi Son Heung-min

Bola.com, Jakarta - Jose Mourinho mungkin telah menyempurnakan seni sinisme pasif-agresif dalam sepak bola. Wajah pelatih yang pernah mengantar Inter Milan meraih treble winners tersebut memang terlihat angkuh.

Banyak orang melihatnya seperti sosok yang antagonis daripada pria yang ramah. Jose Mourinho pernah berkata kasar dan mendorong wartawan Corriere dello Sport, Andrea Ramazotti, saat hendak meminta komentarnya.

Akibatnya pelatih yang berjuluk The Special One itu menghadapi masalah hukum bahkan mendapat sanksi dilarang mendamping Inter Milan kala itu. Ketua Asosiasi Pelatih Italia (AIAC) saat itu, Renzo Ulivieri, menyatakan seharusnya Mourinho bisa membedakan sikap yang bisa diterima atau tidak di lingkungan sepak bola.

Namun siapa sangka di balik keangkuhan pelatih yang kini membesut AS Roma tersebut terselip sikap ramah dan manis. Fakta itu diungkapkan beberapa orang yang pernah berhubungan atau bekerja sama dengannya.

Berikut lima sikap ramah dan manis Jose Mourinho kepada seseorang atau timnya. Sikap ini biasanya untuk mendekatkan dirinya kepada timnya.

 

2 dari 6 halaman

1. Perlakuan Spesial untuk Wartawan Asal Makedonia

Wartawan asal Makedonia, Igor Aleksandrovic kecewa karena tidak bisa berbicara dengan Mourinho jelang laga Tottenham Hotspur di Europa League. Padahal mendiang ayah Aleksandrovic merupakan penggemar berat Mourinho.

Setelah kabar itu sampai tim media Tottenham, Mourinho mengizinkan Aleksandrovic mengajukan dua pertanyaan serta bisa berfoto bersama. Bahkan dengan rendah hati, Mourinho mau mendengarkan kisah tentang sang jurnalis dan ayahnya.

"Saya senang untuk berfoto bersama dengan Anda. Suatu kehormatan bagi saya karena ayahmu punya perasaan begitu kuat tentang saya. Saya tak pantas mendapatkannya," ujar Mourinho kepada Aleksandrovic.

 

3 dari 6 halaman

2. Rayakan Gelar Juara Bareng Dokter hingga Tukang Urut Chelsea

Jiri Jarosik yang merupakan pemain paruh waktu selama musim pertama Mourinho di Stamford Bridge. Dia bercerita tentang begitu berkarismanya The Special One di Chelsea. Jerosik mengingat kembali perlakuan Mou saat Chelsea merayakan gelar Premier League 2004/2005.

Mourinho memastikan semua staf klub harus terlibat dalam upacara kemenangan Chelsea. "Jose membawa semua dokter, tukang urut, dokter, dan anggota staf kami ke lapangan," katanya.

"Itu adalah pesan yang bagus karena bukan hanya para pemain yang membuat mimpi itu menjadi kenyataan. Itu berkat semua orang. Tukang urut, dokter dan setiap staf Chelsea juga memenangkan gelar itu," sambungnya.

 

4 dari 6 halaman

3. Rela Tukar Tempat Duduk di Pesawat

Jarosik juga mengingat perilaku Mourinho selama penerbangan setelah laga pramusim ke Korea Selatan. "Ada tiga kelas di pesawat kami. Yang pertama kelas bisnis super, lalu ada kelas bisnis reguler, dan kelas ekonomi," ungkapnya.

"Jadi, Jose jelas berada di bisnis super. Tapi begitu kami lepas landas, dia mendatangi para pemain yang berada di kelas bisnis reguler, dan berkata, 'Hai teman-teman. Anda seharusnya berada di kelas bisnis super, bukan saya. Saya tidak bermain satu menit pun. Jadi saya akan duduk di sini, dan kau pindah ke sana," kata Jerosik.

 

5 dari 6 halaman

4. Pesan Tulus untuk Claudio Ranieri

Mourinho juga memberi perhatian kepada rekannya sesama manajer Liga Inggris. Itu terjadi saat Claudio Ranieri dipecat Leicester City pada 2017 atau kurang dari setahun setelah membawa klub tersebut juara Premier League.

Mourinho mengungkapkan rasa sedih dan memberikan kata penyemangat untuk Ranieri melalui unggahan di akun Instagramnya. "Juara Inggris dan manajer FIFA tahun ini. Dipecat. Itulah sepak bola baru. Tetap tersenyum amigo. Tidak ada yang bisa menghapus riwayat yang Anda tulis.”

Bersamaan dengan ini, Mourinho muncul ke konferensi pers dengan inisial 'CR' terpampang di sisi kanan bajunya.

 

6 dari 6 halaman

5. Belajar Bahasa Korea demi Son Heung-min

Sebelum jadi manajer andal, Mourinho merupakan penerjemah bagi pelatih kawakan Bobby Robson. Tetapi dia tidak berhenti belajar bahasa asing yang menyangkut dengan timnya.

Pelatih yang fasih berbahasa Inggris, Spanyol, Portugal, Italia, hingga Prancis tersebut masih mau belajar bahasa Korea Selatan. Dia melakukannya semata-mata demi berkomunikasi dengan Son Heung-min sewaktu menangani Tottenham Hotspur.

Pelatih berusia 59 tahun itu juga mengungkapkan dalam 'All Or Nothing' saat itu. Mourinho menganggap berkomunikasi dengan pemain dalam bahasa ibu mereka merupakan hal yang penting untuk menerapkan strateginya.

Sumber: Planet Football

Video Populer

Foto Populer