Bola.com, Jakarta - Cesc Fabregas melampiaskan kemarahannya setelah kekalahan kontroversia 1-2 dari Juventus pada ajang Liga Italia hari Sabtu (08/02/2025) dini hari WIB, di mana timnya tidak mendapatkan penalti.
"Ketika VAR mengevaluasi hal itu dan tidak mengatakan apa-apa, saya memiliki keraguan dalam pikiran saya. Inkonsistensi membuat VAR menjadi buruk bagi sepak bola," kata Cesc Fabregas usai pertandingan.
Advertisement
Ini merupakan kekalahan ketiga secara beruntun bagi Como, namun sekali lagi, sebuah penampilan yang layak mendapatkan hasil yang lebih baik daripada pulang dengan tangan hampa.
Randal Kolo Muani telah membuka skor saat pertandingan berjalan dengan aksi solo run yang kemudian disamakan oleh Como berkat sundulan Assane Diao saat babak pertama berakhir. Juventus pun menang berkat gol penalti Kolo Muani di akhir babak kedua.
"Saya puas dengan penampilan kami, kami memiliki 60 menit yang sangat kuat dan tidak pantas untuk kalah,” kata Fabregas kepada Sky Sport Italia.
"Ada peningkatan dari pertandingan melawan Milan dan Atalanta, karena kami mampu mengendalikan situasi, namun ada beberapa hal yang tidak bisa Anda lawan dan itu menyulitkan."
"Saya mengacu pada insiden penalti, daripada menunggu Anda bertanya kepada saya," tegas Cesc Fabregas dengan nada marah.
Berita Video, Cesc Fabregas resmi jadi pelatih klub Serie B (Como 1907)
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Cesc Fabregas Marah-marah
Ada dua momen penalti yang terjadi pada pertandingan Como versus Juventus. Pertama pelanggaran yang dilakukan Federico Gatti yang tidak diberikan penalti.
Beberapa saat kemudian, Jean Butez melanggar Gatti dan membuat Juventus mendapat penalti yang dikonversi sempurna oleh Kolo Muani.
Nah Fabregas melihat tayangan ulang pelanggaran yang dilakukan Gatti. Tayangan tersebut memperlihatkan ujung jari Gatti menepis bola yang mengenai dada Tasos Douvikas.
Fabregas pun kehilangan sikap tenang seperti yang biasanya. "Tidak ada interpretasi lain, itu adalah penalti yang sangat jelas. Douvikas mengontrol bola dengan dadanya dan tanpa sentuhan tangan, ia melesat ke depan gawang, sebuah peluang yang luar biasa untuk memenangkan pertandingan," kata Fabregas.
"Sekarang Anda pulang ke rumah dengan nol poin, Anda akan merasa bodoh, tetapi hari ini saya tidak bisa tinggal diam."
"Ini juga terjadi pada bulan Januari saat melawan Lazio dengan tekel Gigot yang sangat keras kepada Nico Paz. Itu tidak mendapat kartu merah, bahkan tidak ada tendangan bebas dan kami kehilangan Nico Paz selama tiga pertandingan karena cedera," tambahnya.
Fabregas mengerti wasit yang memimpin laga memang tidak melihat aksi Gatti, tapi seharusnya bisa dilihat VAR dan memberikan penalti kepada timnya. Tapi fakta yang terjadi sebaliknya.
Sumber: Football Italia
Advertisement