Bola.com, Jakarta - Pelatih AC Milan, Sergio Conceicao, mengakui timnya gagal menunjukkan performa terbaik dalam kekalahan di Final Coppa Italia melawan Bologna, Kamis dini hari WIB (15-5-2025).
Kendati menyayangkan beberapa keputusan wasit, Conceicao menegaskan tidak ingin mencari-cari alasan atas hasil tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Milan menaklukkan Bologna 3-1 di Serie A, Sabtu dini hari WIB lalu. Namun, kali ini, situasinya berbeda. Vincenzo Italiano belajar dari kekalahan itu dan memimpin Bologna meraih kemenangan 1-0 di Stadion Olimpico, berkat gol tunggal Dan Ndoye yang sekaligus mengamankan tiket ke Liga Europa.
"Babak pertama berjalan seimbang, kami punya beberapa peluang, dan mencetak gol lebih dulu di pertandingan seperti ini sangat penting," kata Conceicao kepada Sport Mediaset.
"Saya akui, kami bisa tampil lebih baik di babak kedua. Gol Bologna memang ada unsur keberuntungan, tapi saya tidak ingin mengurangi kredit untuk mereka. Bologna layak menang dan mengangkat trofi. Namun, setelah gol itu, permainan nyaris berhenti—nyaris tidak ada sepak bola yang benar-benar dimainkan," lanjutnya.
Branko Ivankovic, pelatih Timnas China, berada di ujung tanduk! Laga krusial melawan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 jadi penentu nasibnya. Jika China gagal melaju ke babak keempat, Ivankovic terancam dipecat oleh Federasi Sepak Bola...
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kecewa Wasit, tapi...
Conceicao tampak kecewa dengan sejumlah keputusan wasit Maurizio Mariani, terutama menjelang turun minum ketika Lewis Ferguson lolos dari kartu kuning kedua usai bersitegang dengan Christian Pulisic.
"Tetapi, saya tidak mau menjadikan wasit sebagai kambing hitam. Memang ada dua atau tiga situasi yang bisa diperdebatkan, tapi saya tidak ingin menjadikannya sebagai alasan. Kami sendiri yang harusnya bisa berbuat lebih banyak. Kami sudah menjuarai Supercoppa, melaju sampai final Coppa Italia, dan sekarang kami ingin menutup musim ini dengan harga diri," tuturnya.
"Kami masih punya satu laga penting di stadion ini melawan Roma hari Minggu. Saya minta maaf kepada para tifosi yang sudah begitu antusias. Ini hasil yang mengecewakan untuk semua pihak. Tapi, laga seperti ini sangat seimbang dan ditentukan oleh detail kecil. Mereka bisa mencetak gol, kami tidak," kata Conceicao.
Kekalahan ini memperpanjang catatan suram Milan di Final Coppa Italia. Dari 14 kali tampil di partai puncak, Rossoneri hanya menang lima kali—rekor kekalahan terbanyak di antara klub-klub Italia.
Kini, Milan juga terancam gagal lolos ke kompetisi Eropa musim depan karena masih tertahan di peringkat kedelapan Serie A, dengan dua pertandingan tersisa.
Advertisement
Tetap Teguh pada Keputusan Taktis
Ketika ditanya apakah ia akan mengambil keputusan berbeda jika diberi kesempatan mengulang pertandingan, Conceicao tetap yakin dengan pilihannya.
"Dalam situasi seperti ini, ada puluhan ribu hal yang melintas di kepala. Tapi, semua orang selalu jadi pelatih hebat setelah pertandingan usai. Sebelum laga, saya mengambil keputusan berdasarkan keyakinan dan pendekatan saya. Jadi, ya, saya akan tetap melakukan hal yang sama," jawab pelatih asal Portugal itu.
"Memang sekarang kita bisa melihat mana yang tidak berjalan baik, tapi begitulah sepak bola," tambahnya.
Milan terlihat kesulitan membangun serangan dari belakang menghadapi tekanan tinggi Bologna, dan akhirnya lebih sering melepaskan umpan jauh.
"Sebenarnya kami sudah menyiapkan skema agar kiper bisa berperan seperti sweeper. Tapi, dalam beberapa momen, kami terlalu terburu-buru dan akhirnya memilih umpan panjang. Meski begitu, 25 menit pertama kami tidak buruk."
Â
Satu Trofi dalam Musim yang Berat
Trofi Supercoppa Italia yang diraih Conceicao di laga keduanya bersama Milan—lengkap dengan perayaan ala 'tarian cerutu' di ruang ganti—tampaknya akan menjadi satu-satunya pencapaian musim ini, di tengah masa depan yang belum pasti.
"Ini pertandingan yang sangat ketat, penuh pertarungan, dan setiap duel bisa menentukan hasil. Saya rasa itu mencerminkan musim kami secara keseluruhan. Kekecewaan yang saya maksud bukan cuma karena kalah, tapi karena kehilangan kesempatan meraih gelar di musim yang berat dan lingkungan yang tidak mudah," ulasnya.
"Pada akhirnya, saya harus angkat topi untuk Bologna. Mereka tampil dengan rencana yang jelas, dan kami kekurangan sesuatu," puji Conceicao.
Conceicao, seperti dikabarkan jurnalis Fabrizio Romano, akan meninggalkan kursi pelatih Milan pada akhir musim ini. Begitu pula dengan Joao Felix, yang akan kembali kembali ke Chelsea.
Â
Sumber: Football Italia
Advertisement