Sukses


5 Saudara Kandung di Lapangan Hijau Indonesia (2)

Bola.com, Jakarta - Kakak dan adik yang berkarier di sepak bola Indonesia bukan suatu hal yang baru. Terbukti, beberapa pesepak bola yang bermain di kompetisi Tanah Air memiliki hubungan sedarah.

Di bagian pertama, ada nama-nama tenar macam Kurnia Meiga Hermansyah, Zulham Zamrun, dan pemain timnas senior yang juga jebolan PSSI Primavera Indriyanto Nugroho, yang memiliki saudara kandung yang juga seorang pesepak bola profesional

Kini, di bagian dua, terdapat pula nama beberapa pemain kakak dan adik yang turut mewarnai sepak bola Indonesia mulai 1990-an hingga saat ini. 

Di antara saudara kandung ini, ada yang sama-sama sukses dan ada pula yang tidak. Ada yang bermain di masa sama, ada pula yang berbeda waktunya.

Berikut beberapa di antara pesepak bola kakak-beradik bagian dua, yang Bola.com pilihkan untuk Anda :

Boaz Solossa memiliki kakak yang merupakan pesepak bola profesional yakni Nehemia Solossa dan Ortizans Solossa

1. Boaz Solossa, Ortizans Solossa, dan Nehemia Solossa

Ketiga nama di atas jelas tidak asing bagi pencinta sepak bola yang mengamati perkembangan sepak bola di Tanah Air era 2000-an hingga sekarang. Ya, Boaz, Ortizans, dan Nehemia merupakan tiga bersaudara yang ikut mewarnai ingar-bingar kompetisi di Tanah Air.

Nama Ortizans menjadi yang pertama kali muncul mewakili keluarga Solossa. Pria berusia 37 tahun yang akrab disapa Sajojo ini mencuat namanya saat memperkuat PSM Makasar (1999-2004). Kakak dari Nehemia dan Boaz ini merasakan tiga gelar juara Liga Indonesia bersama PSM dan Persipura. Ia juga kerap mengisi skuat timnas senior Indonesia.

Meski begitu, nama Boaz justru yang paling harum di antara Solossa bersaudara. Bocah ajaib dari tanah Papua ini menjelma jadi pemain penting bagi Persipura Jayapura maupun timnas. Bukti itu bisa dilihat dengan ban kapten Persipura yang masih terus melekat dan timnas yang sempat menghiasi lengan kirinya.

Sedangkan Nehemia tidak memilki karier gemilang seperti Ortizans maupun Boaz yang sukses mengantarkan tim yang diperkuatnya meraih gelar. Nehemia kerap berpindah klub mulai dari Persiss Sorong, Persekabpas Pasuruan, Persibo Bojonegoro, hingga Barito Putera.

Victor Pae (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

2. Yustinus Pae dan Victor Pae

Dua bersaudara ini memiliki kesamaan yakni beroperasi di sisi kanan pertahanan tim masing-masing. Bedanya, Tinus Pae (32 tahun) setia dengan kostum Persipura Jayapura sedangkan Victor (29 tahun) kerap berpindah klub dan terakhir tercatat sebagai pemain Pusamania Borneo FC.

Bicara karier, Tinus Pae bisa dibilang lebih gemilang ketimbang sang adik. Terbukti, meski sudah uzur, pemain yang awalnya kerap bermain sebagai striker atau winger merupakan pilihan utama mengisi sektor bek kanan tim Mutiara Hitam. Ia juga sempat dipanggil memperkuat timnas senior.

Di sisi lain, Victor kerap bergonta-ganti klub. Sempat menjadi ban serep sang kakak di Persipura, pemain serbabisa ini memutuskan hijrah ke klub ibukota, Persija Jakarta tahun 2014. Sayang, petualangannya di Macan Kemayoran hanya berlangsung semusim. Meski begitu, performa memikatnya di Persija membuat namanya dipanggil masuk timnas senior asuhan Alfred Riedl.

Alex Pulalo (kompasiana.co.id)

3. Herman Pulalo dan Alex Pulalo

Duo Pulalo ini merupakan jebolan PSSI Primavera, proyek PSSI yang kesohor tahun 1990-an. Usai menimba ilmu di Negeri Pizza, keduanya bergabung dengan Semen Padang dan berhasil menembus pintu timnas senior berkat performa impresif di tim berjuluk Kabau Sirah itu.

Alex bisa dibilang langganan keluar masuk timnas. Semasa aktif, pemain yang memilih banting setir menjadi supir di sebuah stasiun televisi swasta ini pernah memperkuat beberapa klub besar di Indonesia. Sebut saja Persija Jakarta, Persib Bandung, dan juga Arema Malang.

Sementara Herman juga memiliki karier yang tidak kalah menjanjikan. Hanya, karier sepak bola pria yang mengisi skuat Timnas di SEA Games 1997 tidak berlangsung lama karena dihantam cedera dan harus gantung sepatu lebih cepat.

Setelah pensiun, Herman kerap didapuk sebagai salah pencari bakat pemain muda. Tahun 2012, ia dipercaya Frenz United Football Academy untuk menyeleksi pemain dari Sumatera Barat.

Egi Melgiansyah (www.pusamaniafc.com)

4. Maman dan Egi Melgiansyah

Jika menyimak secara sekilas, tentu tidak akan banyak orang yang menyadari bahwa Maman dan Egi Melgiansyah merupakan saudara kandung. Maklum, dari segi perawakan dan wajah keduanya tidak memiliki kemiripan sama sekali.

Praktis, satu-satunya kemiripan yang dimiliki kedua kakak adik ini adalah posisi saat bermain yakni di lini tengah walau memiliki gaya bermain yang berbeda. Sang kakak, Maman yang memiliki postur lebih mungil dikenal sebagai gelandang pekerja keras yang bertugas mematikan lini tengah tim lawan. Sedangkan Egi lebih stylish dalam bermain dan tipikal gelandang yang bertugas mengawali serangan tim. 

Bicara karier, Egi punya rekam jejak lebih meyakinkan dibandingkan Maman meski berusia lebih muda. Di awal kariernya, Egi mampu menjelma sebagai pemain kunci di lini tengah Pelita Jaya Karawang (2007-2012). Kapten timnas U-23 di SEA Games 2011 juga sempat memakai kostum klub papan atas Indonesia seperti Arema Cronus dan Persija Jakarta. Meskipun, belakangan kariernya meredup karena terus dihantam cedera.

Sementara Maman merupakan pemain yang identik dengan Persita Tangerang. Sudah lebih dari 10 tahun, Maman membela tim berjuluk Pendekar Cisadane. Beberapa musim terakhir, ia dipercaya menjabat posisi kapten Persita. 

Yandi Sofyan Munawar (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

5. Zaenal Arif dan Yandi Sofyan Munawar

Dua kakak adik ini mentas di era yang berbeda. Abo, saran akrab Zaenal Arif, mencuat namanya saat memperkuat Persita Tangerang (2000-2005). Bersama tandemnya Ilham Jayakesuma, duet Abo-Ilham begitu ditakuti oleh lini belakang lawan.

Karier gemilang di Persita membuka pintu striker kelahiran Cikajang, Garut, Jawa Barat, 34 tahun silam, ke timnas senior. Bersama tim Merah Putih, Abo tercatat tampil sebanyak 23 kali dan mencetak 14 gol. Namun, sepanjang karier, striker yang belakangan identik dengan nomor 96 ini tak pernah merasakan gelar juara di level klub. 

Sedangkan sang adik, Yandi, baru memulai petualangannya di kompetisi Tanah Air saat diboyong Arema tahun 2013 lalu. Sebelum itu, striker yang memiliki gaya main berbeda dengan sang kakak ini menimba ilmu di SAD Indonesia, CS Vise, dan Brisbane Roar.

Sejauh ini, Yandi belum memperlihatkan performa gemilang seperti Abo. Bersama Persib Bandung striker timnas U-23 di SEA Games 2015 belum mendapatkan kepercayaan dari pelatih Djajang Nurdjaman untuk menghuni skuat inti.

Baca juga :

5 Saudara Kandung di Lapangan Hijau Indonesia (1)

7 Selebrasi Gol Unik di Tanah Air : Ngesot, Goyang, dan Telepon

Ada Komet, Sabar, Silat: Ini 12 Klub Indonesia dengan Nama Unik

Video Populer

Foto Populer