Sukses


8 Pelatih Korban Persaingan Ketat TSC 2016

Bola.com, Jakarta - Ketatnya persaingan di Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo, kembali memakan korban. Tiga pelatih sarat pengalaman harus meninggalkan jabatannya dalam kurun waktu kurang dari 24 jam.

Ketiga pelatih yang dimaksud yaitu Jafri Sastra (Persipura Jayapura), Subangkit (Mitra Kukar), dan Paulo Camargo (Persija Jakarta). Ketiganya harus melepaskan jabatan sebagai pelatih karena hasil buruk yang diraih tim masing-masing.

Ketiganya mengikuti jejak 5 pelatih di TSC 2016 yang sudah lebih dahulu meninggalkan kursi pelatih. Kelima pelatih itu memutuskan mundur karena tidak mampu membawa tim masing-masing meraih hasil optimal.

Berikut daftar 8 pelatih di TSC 2016 yang menjadi ‘korban’ ketatnya persaingan di TSC 2016 yang dirangkum Bola.com:

2 dari 5 halaman

1

Paulo Camargo

Paulo Camargo memutuskan mundur dari posisi pelatih Persija Jakarta pada Selasa (2/8/2016). Pelatih asal Brasil itu memilih untuk meninggalkan jabatan pelatih karena hasil buruk yang diraih tim ibu kota hingga pekan ke-13 TSC 2016.

Rententan tujuh laga tanpa kemenangan membuat tim ibu kota berada di peringkat ke-16. Padahal, pada awal musim Persija sempat menempati posisi papan atas klasemen sementara.

Pasca mundurnya Camargo, Persija menunjuk Jan Saragih sebagai caretaker. Ia akan meneruskan tongkat estafet kepelatihan yang ditinggalkan mantan pelatih Persibo Bojonegoro itu hingga manajemen mendapatkan pelatih baru.

Jafri Sastra

Usai menyantap kuliner sate padang bersama keluarga, pelatih Mitra Kukar, Jafri Sastra, menerima cinderamata dari kru Bola.com sebagai bentuk apresiasi terhadap dirinya. (Bola.com/Nick Hanoatubun)

Inkonsistensi penampilan Persipura Jayapura hingga pekan ke-13 TSC 2016 membuat manajemen mencopot Jafri Sastra dari kursi pelatih pada Senin (1/8/2016).

Jafri meninggalkan tim asal Jayapura itu dengan catatan 5 kemenangan, 4 imbang, dan 4 kalah. Dengan hasil tersebut, Persipura harus puas berada di peringkat ke-7 klasemen sementara dengan 19 poin.

Untuk mengisi kekosongan kursi pelatih, manajemen menunjuk pelatih asal Argentina, Angel Alfredo Vera. Mantan pelatih Pusamania Borneo FC U-21 diharapkan dapat mengangkat performa Boaz Solossa dkk. di sisa musim ini.

3 dari 5 halaman

2

Subangkit

Mantan pelatih Sriwijaya FC, Subangkit memutuskan mundur dari kursi pelatih Mitra Kukar. Ia merasa penampilan tim yang bermarkas di Stadion Aji Imbut, Tenggarong, tidak kunjung membaik bersama dirinya.

Tim berjulukan Naga Mekes yang tampil meyakinkan di awal musim justru belakangan terseok-seok. Hal itu bisa dilihat dari kegagalan Bayu Pradana dkk. meraih kemenangan dalam 7 laga beruntun.

Mitra Kukar terakhir kali meraih kemenangan pada pekan ke-6 TSC. Ketika itu, tim asal Kalimantan Timur mengalahkan Pusamania Borneo FC dalam derbi Borneo.

Subangkit menyampaikan ucapan perpisahan melalui Instagram miliknya. “Terima kasih kepada seluruh manajemen dan suporter Mitra Kukar atas dukungannya selama ini. Terima kasih kepada para pemain atas perjuangan, kerja keras, dan kebersamaannya selama ini,” tulisnya di akun subangkit56.

Pria asal Pasuruan ini tak lupa memohon maaf karena belum bisa memberikan yang terbaik bagi Mitra Kukar. Sebagai pengganti Subangkit, manajemen Mitra Kukar menunjuk Jafri Sastra yang baru dicopot dari posisi pelatih Persipura.

Pelatih asal Padang itu bukan sosok yang asing bagi Mitra Kukar. Sebelumnya, ia pernah membawa mereka meraih gelar Piala Jenderal Sudirman.

Agus Setiyono

Mantan pelatih Perseru Serui, Agus Setiyono. (Bola.com/Robby Firly)

Agus Setiyono memilih mundur dari posisi pelatih Perseru Serui usai tim yang ditukanginya takluk 1-5 dari Barito Putera pada pekan ke-9, Jumat (1/7/2016).

Sebelum kekalahan telak itu, Perseru hanya mampu meraih 3 poin dari 5 pertandingan, yakni saat mengalahkan Semen Padang 2-0, 11 Juni 2016.

Tim asal Serui itu kini dilatih oleh pelatih Perseru Serui U-21, Hanafi. Menariknya, Agus sebenarnya ditawari menggantikan Hanafi di tim Perseru U-21, namun ia menolaknya karena tempat latihan tim yang dianggapnya terlalu jauh.

4 dari 5 halaman

3

Eduard Tjong

Serupa dengan Agus, mantan pelatih PS TNI, Eduard Tjong memilih mundur dari jabatannya, 22 Juni 2016. Ia memutuskan mundur karena Legimin Raharjo dkk masih terjerembab di papan bawah klasmen Torabika Soccer Championship 2016 presented by IM3 Oreedoo.

Posisi yang ditinggalkan Eduard kini diisi oleh Suharto AD. Sementara itu, Eduard tidak lama menganggur karena dipercaya melatih timnas U-19 yang akan berlaga di Piala AFF U-19 di Vietnam pada 11 - 24 September 2016.

Bersama Suharto, PS TNI berhasil meraih 10 poin dari 6 pertandingan, berbanding 3 poin dari 7 laga. Pada laga terakhir, PS TNI mengalahkan peringkat kedua klasemen sementara, Arema Cronus dengan skor 2-1 di Stadion Pakansari, Cibinong pada Minggu (31/7/2016).

Dejan Antonic

Dejan Antonic memilih mundur karena tidak mampu membawa Persib Bandung meraih hasil bagus setiap pekannya. Selama diarsiteki pelatih asal Serbia itu, Maung Bandung hanya merasakan satu kemenangan dari 6 pertandingan.

Dejan Antonic memprotes wasit saat mendampingi Persib melawan Bhayangkara Surabaya United di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Sabtu (11/6/2016). (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Dejan memutuskan mundur usai Persib takluk 1-4 dari Bhayangkara SU, 11 Juni 2016. Seusai mundurnya Dejan, manajemen Persib memutuskan untuk membawa kembali pelatih yang memberikan gelar juara ISL 2014, Djadjang Nurdjaman.

Bersama Djanur, Atep dkk. baru dua kali menelan kekalahan dari 7 pertandingan. Saat ini, Persib berada di peringkat ke-6 klasemen sementara TSC 2016.

5 dari 5 halaman

4

Stefan Hansson

Pelatih yang juga memutuskan mundur adalah Stefan Hansson. Stefan meninggalkan jabatannya setelah Persela menelan 4 kekalahan beruntun.

Pos yang ditinggalkan pelatih asal Swedia itu diisi oleh mantan bek Persija era 1970-an, Sutan Harharah. Sutan dianggap memiliki program yang mampu mengangkat performa Laskar Joko Tingkir.

Saat ini tim asal Lamongan ini masih berjuang keluar dari posisi papan bawah klasemen sementara. Persela baru meraih 10 poin dari 3 kali menang dan sekali seri hingga pekan ke-13

Luciano Leandro

Luciano Leandro merupakan pelatih pertama yang meninggalkan kursi pelatih di TSC 2016. Kala itu, ia mundur dari posisi pelatih PSM Makassar karena tidak mampu membawa Juku Eja meraih hasil bagus.

Luciano Leandro saat memimpin PSM Makassar. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Untuk menggantikan pelatih asal Brasil tersebut, manajemen menunjuk mantan pelatih Arema Malang, Robert Rene Alberts. Sama seperti Persela, PSM kini masih harus berjuang untuk keluar dari papan bawah karena baru mengumpulkan 11 poin hasil dari 3 kemenangan dan 2 kali imbang. (Gregorius Aryodamar Pranandito)

Video Populer

Foto Populer