Sukses


Cerita Mudik Indra Sjafri (2): Nostalgia Naik Sepeda 26 Km

Bola.com, Padang - Perasaan kangen terhadap kampung halaman kerap menghinggapi orang-orang yang merantau. Untuk membunuh rasa rindu, aktivitas mudik jadi menu wajib. Hal tersebut dirasakan betul oleh Indra Sjafri, pelatih Bali United, yang sudah tertahun-tahun meninggalkan kampung halamannya Lubuk Nyiur, Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.

Kesibukan Indra menjalani pekerjaannya membuat ia tidak punya banyak waktu untuk menyatroni kampung halamannya.

Momen langka tersebut didapat saat dirinya mendampingi tim kala bertandang ke markas Semen Padang dalam lanjutan Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo pada akhir pekan silam.

Sang mantan pelatih Timnas Indonesia U-19 berkesempatan mengunjungi kampung halamannya. Lama tidak bersua dengan sanak-saudara membuat kenangan manis semasa kecil Indra terus membayang.

Masa kecil Indra Sjafri dihabiskan dengan bermain dan belajar agama layaknya seperti anak-anak kecil Minangkabau. 

Kegiatan sehari-hari yang dirindukan Indra adalah bermain sepak bola di lapangan kampung, berlari di pematang sawah, hingga mandi bersama teman-teman kecilnya di sebuah sungai yang tidak jauh dari rumahnya.

"Beberapa hari sebelum tim datang ke Padang, saya sudah lebih dahulu berangkat.  Karena, saya ingin pulang kampung, sudah lama tidak menengok kampung halaman. Karena, selama ini saya lebih sering pulang ke Yogyakarta tempat saya bermukim bersama keluarga," cerita Indra Sjafri kepada Bola.com.

Sudah bisa ditebak, lama tidak pulang kampung, kerabat jauh termasuk yang  berada di Pekanbaru pun pulang hanya untuk sekedar bertemu dengan sang mentor. Tak lupa,  teman-teman kecilnya ikut menghangatkan suasana silahturahmi Indra Sjafri di Lubuk Nyiur.

2 dari 2 halaman

Ziarah ke Makam Ayah

"Alhamdulillah, ramai banget. Asyik benar suasana mudik saya di Ngobrol-ngobrol sama saudara-saudara dan teman-teman kecil di rumah tempat saya lahir dulu. Saudara yang di Pekanbaru juga datang karena sudah lama tidak jumpa," ujar Indra Sjafri dengan logat khas Minangkabau.

"Saya dan keluarga juga ramai-ramai ziarah ke makam ayah saya. Terasa suasana pulang kampung halamannya. Banyak cerita dan kenangan manis saat masih kecil," tambahnya.

Tidak ingin disebut orang yang lupa kacang, pelatih ramah ini, menyempatkan diri mengujungi sekolah tempat ia menimba ilmu. Berbagai cerita dan pengalaman terjadi saat ia masih menimba ilmu di bangku sekolah mulai dari SD, SMP hingga SMU.

Bercerita tentang masa-masa sekolahnya, Indra Sjafri kecil harus menempuh jarak 26 kilometer naik sepeda setiap hari untuk berangkat dan pulang sekolah. Ia pun harus naik perahu, untuk menyeberangi sungai karena saat itu belum ada jembatan.

"Karena saya kangen suasana sekolah dulu, saya pun mengunjungi sekolah saya. Saya mengunjungi SD 13 Lubuk Nyiur, SMP Batang Kapas, dan SMU 2 Padang. Walau kediaman saya jauh dari sekolah, saya selalu bersemangat karena tahu selepas sekolah saya akan bermain bola dan mandi bareng di sungai bersama kawan-kawan," kata 2 Februari 1963 tersebut.

Video Populer

Foto Populer