Sukses


5 Alasan Timnas Indonesia Berpeluang Besar Mengalahkan Filipina

Bola.com, Jakarta - Pada ajang Piala AFF 2014, Filipina menghantam Timnas Indonesia dengan skor telak 4-0 di fase penyisihan. Akan tetapi, jika melihat kondisi terkini situasi bisa berbalik. Tim Merah-Putih punya kans besar mengalahkan The Azkals.

Timnas Filipina sendiri di tiga edisi terakhir jadi spesialis menembus semifinal, berbanding terbalik dengan Tim Garuda. Lolos ke final pada edisi Piala AFF 2010, selanjutnya di Piala AFF 2012 dan 2014 Timnas Indonesia terkapar di babak penyisihan.

Tim Indonesia sejak Piala AFF bergulir pada tahun 1996 tidak pernah sekalipun jadi jawara. Pencapaian tertinggi hanya sebatas runner-up pada gelaran 2000, 2002, 2004, dan 2010.

Filipina sendiri dikenal sebagai tim ayam sayur di kawasan Asia Tenggara. Situasi berubah ketika mereka mulai mendatangkan pemain-pemain impor dari Eropa. Berbekal pemain blasteran, Filipina mulai terlihat mapan di persaingan elite kawasan ASEAN.

Pada periode 2013 dan 2014 mereka berulangkali jadi negara yang menempati ranking FIFA tertinggi di kawasan Asia Tenggara.

Sementara itu, Timnas Indonesia yang terganggu konflik berkepanjangan di level elite PSSI sejak 2011 prestasinya terjun bebas. Selama setahun lebih Tim Garuda tidak mencicipi atmosfer persaingan internasional, seiring sanksi pembekuan yang dijatuhkan FIFA imbas perseteruan antara PSSI dengan Kemenpora.

Terlepas dari semua itu, Timnas Indonesia diyakini bakal menyajikan kejutan di ajang Piala AFF 2014. Tim asuhan Alfred Riedl kini bersaing di Grup A babak penyisihan bareng juara bertahan Thailand, Singapura, dan tuan rumah Filipina.

Boaz Solossa dkk. kalah pada pertandingan perdana melawan Thailand dengan skor cukup telak 2-4. Sekalipun begitu, bicara permainan Tim Merah-Putih tak kalah dibanding Tim Negeri Gajah Putih, yang kini tercatat lolos ke babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Asia.

Sebaliknya, Filipina yang masuk daftar unggulan performanya bisa dibilang biasa-biasa saja saat menjajal Singapura. Menghadapi kubu lawan yang kehilangan satu pemain karena hukuman kartu merah Phillip Younghusband cs. hanya bermain imbang 0-0.

"Penampilan kami amat mengecewakan, tidak mencerminkan sebagai tuan rumah," ujar Thomas Dooley, pelatih Filipina pasca laga.

Berdiskusi dengan sejumlah pakar taktik dari sekolah kepelatihan KickOff! Indonesia, Bola.com menganalisa peluang Timnas Indonesia saat berjumpa Filipina. Ada beberapa alasan yang memperkuat argumen bahwa Andik Vermansah dkk. berpeluang besar menyajikan kejutan saat berduel melawan pasukan tuan rumah. Apa saja alasannya?

8 Sayap Cepat sebagai Pembeda

1. Sayap Cepat sebagai Pembeda

Timnas Indonesia punya banyak pemain di posisi sayap yang bisa menciptakan malapetaka bagi lini pertahanan Filipina.

Andik Vermansah, Bayu Gatra, Zulham Zamrun, Rizky Rizaldi Pora, adalah empat gelandang sayap yang akselerasinya amat berbahaya. Sisi ofensif dari sisi melebar kian menggigit dengan bantuan duo fullback Beny Wahudi, Abduh Lestaluhu, yang tampil trengginas pada laga perdana penyisihan Grup A melawan Thailand.

Andik Vermansah (kiri) mencoba melewati hadangan pemain Thailand  pada laga AFF Suzuki Cup 2016 di Philippine Sports Stadium, Sabtu (19/11/2016). (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Jangan lupakan juga Boaz Solossa dan Ferdinand Sinaga, dua striker yang dikenal agresif menyisir sisi sayap.

Bek-bek Filipina yang berpostur tinggi besar bakal kesulitan menghadapi serbuan sisi sayap. Mereka akan kesulitan jika dipaksa adu lari, karena motorik pergerakan tubuhnya tidak lincah.

Pilihan pemain belakang Filipina bermain keras untuk mematikan tusukan winger Indonesia akan memicu konsekuensi negatif. Timnas Indonesia bakal sering mendapat skenario tendangan bola mati yang ditimbulkan karena pelanggaran.

Jika situasi itu terjadi, Alfred Riedl tinggal pintar-pintar memilih eksekutor tendangan free-kick atau penalti.

Momok Duo Striker Ganas

2. Momok Duo Striker Ganas

Lini depan Timnas Indonesia terlihat tajam dalam empat laga uji coba internasional jelang Piala AFF 2016. Duet striker Boaz Solossa dan Irfan Bachdim produktif menjebol gawang lawan. Keduanya sama-sama menyumbang tiga gol buat Tim Garuda.

Dua penyerang ini punya karakter permainan yang berbeda. Boaz punya kelebihan dari sisi speed and power, sementara Irfan dari sisi penempatan posisi.

Boaz Solossa mencetak gol melalui sundulan kepala memanfaatkan umpan Rizky Pora saat melawan Thailand dalam laga Grup A Piala AFF 2016 di Philippines Sport Stadium, Bocaue, Bucalan, Filipina, Sabtu (19/11/2016). (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Sempat mencuat kekhawatiran lini depan Timnas Indonesia bakal melempem, begitu Irfan Bachdim menepi karena cedera dalam sesi latihan persiapan. Namun, ternyata hal itu tidak terbukti.

Lerby Eliandry bisa jadi pengganti sepadan menutup posisi yang ditinggalkan Irfan. Sang pemain mencetak sebiji gol saat Indonesia berjumpa Thailand, bareng rekan duetnya Boaz Solossa.

Lerby punya gaya bermain yang berbeda dengan Irfan. Ia tipikal striker tembok. Dengan postur tinggi dan badan kekar ia amat mendominasi duel satu lawan satu kontra bek lawan. Kombinasi keduanya bakal membuat arus serangan Tim Garuda amat bervariasi dan membingungkan poros belakang Filipina.

Jika Boaz atau Lerby absen, masih ada figur Ferdinand Sinaga yang ketajamannya juga amat buas.

Kekuatan Tidak Terbaca

3. Kekuatan Tidak Terbaca

Keputusan Alfred Riedl melakukan peremajaan besar-besaran dalam skuat Timnas Indonesia buat keperluan tampil di Piala AFF 2016, membuat gaya bermain Tim Garuda tidak gampang dibaca. Banyak pemain muda yang penampilannya asing dan belum dihafal kubu lawan.

Pelatih Timnas Thailand, Kiatusuk Senamuang, mengaku terkejut melihat penampilan Tim Merah-Putih, yang ia nilai amat agresif dan pantang menyerah.

Filipina pada tahun 2013 sempat keteteran menghadapi Indonesia dalam sebuah laga uji coba yang dihelat di Stadion Manahan, Solo. Saat itu materi pemain Indonesia yang dilatih Jacksen F. Tiago juga segar dengan banyaknya pemain muka baru.

Abduh Lestaluhu coba merebut bola dari kaki Bayu Pradana pada sesi latihan Timnas Indonesia di Stadion Manahan Solo Jawa Tengah, Minggu (25/9/2016).  (Bola.com/Peksi Cahyo)

Butuh waktu bagi kubu lawan menghafal gaya bermain Bayu Pradana, Abduh Lestaluhu, Rudolof Yanto Basna, atau Lerby Eliandry. Akan lebih mudah bagi pelatih Filipina, Thomas Dooley menganalisis pemain-pemain kawakan macam Cristian Gonzales, Hamka Hamzah, atau Ahmad Bustomi, yang sudah amat sering berlaga di pentas internasional.

Filipina Kehilangan 2 Pemain Penting

4. Filipina Kehilangan 2 Pemain Penting

Pukulan telak dialami timnas Filipina tiga hari jelang kick-off penyisihan Grup A Piala AFF 2016. The Azkals dipastikan tampil di turnamen sepak bola terbesar di ASEAN ini tanpa dua pemain berpengalaman, Javier Patino dan Daisuke Sato.

Kedua pemain itu batal bergabung dengan timnas Filipina di saat-saat akhir bukan karena cedera seperti halnya Irfan Bachdim di Timnas Indonesia. Seperti dilansir dari Sport Inquirer, Rabu (16/11/2016), fakta itu disambut kekecewaan oleh Filipina.

Absennya Javier Patino, striker Filipina berdarah Spanyol, dianggap cukup memengaruhi lini depan The Azkals. Namun, kerugian lebih besar disebabkan dengan absennya Daisuke Sato.

Kapten Timnas Filipina Younghusband (10) saat melawan Singapura pada laga AFF Suzuki Cup 2016 di Pilippine Sports Stadium, (19/11/2016). (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Daisuke Sato, bek berdarah Jepang dari sang ayah itu, tampil prima di lini pertahanan timnas Filipina saat mengalahkan Kirgistan 1-0 pada uji coba terakhir jelang Piala AFF (9/11/2016) di Rizal Memorial Stadium, Manila.

Selama beberapa tahun terakhir, terutama dalam beberapa uji coba resmi jelang Piala AFF 2016, bek 24 tahun itu memang jadi pilihan utama  Thomas Dooley, pelatih timnas Filipina, untuk mengawal lini belakang  timnya.

Daisuke Sato bisa bergabung dalam uji coba karena pertandingan itu digelar sesuai kalender FIFA. Ia dibutuhkan klubnya hingga 17 Desember 2016.

Dukungan Suporter Tuan Rumah Tidak Maksimal

5. Dukungan Suporter Tuan Rumah Tidak Maksimal

Para pemain Timnas Indonesia dipastikan tidak akan mendapat tekanan psikologis dari suporter Filipina. Jumlah penonton yang menyaksikan duel The Azkals kontra Singapura amat minimalis.

Pelatih Timnas Filipina, Thomas Dooley, menyampaikan kegusarannya. Tanpa dukungan fans berlimpah dari tribune pertandingan, semangat bertanding Philip Younghusband cs. tak sebaik biasanya.

Duel Indonesia kontra Filipina bakal terasa sebagai pertandingan kandang bagi Tim Merah-Putih. Hal ini lantaran WNI yang tinggal di Filipina membanjiri stadion saat Boaz Solossa dkk. bertanding melawan Thailand pada Sabtu (19/11/2016).

Aksi Suporter Arema berbaur membentangkan bendera Merah-Putih saat memberi dukungan untuk Timnas Indonesia melawan Thailand pada laga AFF Suzuki Cup 2016 di Philippine Sports Stadium, (19/11/2016).  (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Suasana kian meriah karena banyak suporter Tim Garuda datang langsung dari Tanah Air. Bendera raksasa Merah-Putih berkibar di stadion.

Alfred Riedl mengakui dukungan dari fans membakar semangat juang anak-asuhnya. Mereka jadi bersemangat menunjukkan performa terbaik di lapangan saat mengarungi laga-laga berat penyisihan Grup A Piala AFF 2016.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Video Populer

Foto Populer