Sukses


Dedik Setiawan, Calon Bintang Arema yang Tak Lagi Pemalu

Bola.com, Malang - Absennya striker utama Arema FC, Cristian Gonzales, dalam uji coba pramusim di Jawa Tengah seakan jadi berkah bagi pemain muda, Dedik Setiawan. Sebab, pemain 22 tahun asal Dampit, Kabupaten Malang itu, bisa mencuri perhatian lantaran hanya dia striker yang tersisa di Arema

Pelatih Arema, Aji Santoso, pun memberikan kesempatan Dedik sebagai starter dalam uji coba melawan Braling All Stars di Purbalingga dan Trofeo Bhayangkara di Solo.

Di Trofeo Bhayangkara, Dedik dinilai punya potensi besar. Berhadapan dengan tim selevel Persija Jakarta dan Bhayangkara FC, dia tidak demam panggung.

Meski masih beberapa kali membuang peluang emas, Dedik cukup bertenaga untuk melewati pemain belakang lawan. Hanya tinggal ketenangan dalam hal penyelesaian akhir yang perlu diasah.

Di balik potensi besarnya, ternyata masih sedikit orang tahu darimana Arema menemukan bakatnya. Kepada Bola.com, Dedik menceritakan perjalanan kariernya. Berikut wawancaranya:

Setelah tampil di Purbalingga dan Trofeo Bhayangkara, Anda diprediksi jadi calon striker andal Arema. Bagaimana perasaan Anda?
Ya pasti senang. Tapi, saya tidak ingin cepat puas karena masih banyak hal yang harus saya tingkatkan. Bermain di tim sebesar Arema harus punya skill dan stamina ekstra untuk bersaing agar dapat kesempatan bermain.

Bisa diceritakan perjalanan karier Anda karena tiba-tiba gabung Arema di pertengahan TSC 2016 dan sekarang mulai banyak dapat kesempatan?
Saya memulai karier dari klub Persekam Metro FC Junior 2011. Lalu ikut membawa Kabupaten Malang jadi juara Porprov di Banyuwangi tahun 2013. Sempat masuk PON Jatim tapi tiga bulan saja saya pulang karena tidak betah. Setelah itu baru masuk tim profesional pertama di Persekam Metro FC ikut Divisi Utama.

Kebetulan waktu tahun kemarin dipanggil asisten pelatih Arema, Pak Kuncoro, untuk ikut latihan bareng karena Arema sedang butuh tambahan pemain. Banyak yang cedera dan pindah. Satu minggu ikut latihan saya sempat berhenti empat hari karena ikut tarkam. Hehehe.

Tapi, saya dicari dan suruh ikut latihan lagi dengan Arema. Menjelang putaran kedua TSC 2016 saya dapat kontrak dari Arema. Langsung saya terima waktu itu. Sebagai pemain asli Malang tentu main untuk Arema adalah cita-cita utama.

Biasanya pemain baru selalu dikerjai pemain senior Arema. Apalagi Anda pemain muda. Sudah merasakan bagaimana dikerjai pemain senior?
Sejak pertama dulu sering dikerjai. Sekarang ya masih sering tapi sudah kebal. Hehehe.

Sekarang sepertinya lebih bisa beradaptasi dengan karakter pelatih Aji Santoso karena materi pemain juga banyak yang muda?
Saat ini sudah bisa adaptasi. Bukan hanya karena faktor pelatih Tapi juga hubungan dengan pemain senior lebih akrab. Tahun lalu, setengah musim di Arema masih malu-malu. Mau komunikasi juga agak susah karena tidak punya nomor handphone pemain lain. Mau minta segan rasanya.

Sekarang sudah beda. Sudah kenal dan banyak pemain yang lebih muda. Jadi tak ada rasa malu-malu lagi. Kedekatan dengan sesama pemain juga pengaruh dengan performa di lapangan.

Bagaimana dengan target musim ini? Sudah siap jadi tandem Cristian Gonzales?
Kalau dipercaya siap karena saya biasa jadi striker maupun sayap untuk mendampingi striker utama. Dulu di Persekam Metro FC posisi saya juga sama seperti di Arema ini. Saya sama-sama menikmatinya yang penting dapat tugas untuk menyerang.

Kalau berduet dengan Gonzales tentu ada kebanggaan tersendiri karena dulu hanya bisa menonton lewat televisi sekarang bisa main satu tim.

Untuk target, ya semoga bisa dapat gelar juara karena baru sekali kemarin dapat juara Trofeo Bhayangkara, rasanya senang sekali. Semoga selanjutnya bisa juara terus.

 

Video Populer

Foto Populer