Sukses


Kisah Pahit dan Manis Alfredo Vera pada 2017

Bola.com, Surabaya - Tahun 2017 menjadi tahun yang sangat fantastis bagi Persebaya. Berbagai catatan positif telah dibukukan oleh Bajul Ijo. Mulai dari kembali diakui oleh PSSI hingga meraih gelar juara Liga 2 yang sekaligus tiket promosi ke Liga 1.

Hal itu menjadi kenangan yang sangat manis bagi sang pelatih, Angel Alfredo Vera. Untuk menatap musim 2018, dia memiliki harapan positif dalam menenami timnya mengarungi kasta tertinggi sepak bola Indonesia.

Saat ini, Alfredo masih berada di negara asalnya, Argentina. Dia dijadwalkan akan tiba di Indonesia pada 13 Januari. Namun, dia masih harus ke Jakarta untuk sebuah keperluan. Pelatih 45 tahun itu akan ke Surabaya pada 14 Januari dan akan langsung memimpin latihan.

Raihan selama 2017 sungguh menjadi memori penting bagi Alfredo. Gelar juara Liga 2 bersama Persebaya menjadikan 2017 sebagai tahun istimewa baginya. Terlebih, dia tidak menangani tim sejak awal.

Alfredo baru resmi menjadi arsitek Persebaya pada akhir Mei lalu. Dia menggantikan posisi Iwan Setiawan yang dipecat karena berseteru dengan Bonek, suporter setia Persebaya.

Perjuangan untuk mengangkat kembali peforma Persebaya bukan hal yang mudah. Sebab, saat itu klub yang berdiri pada 18 Juni 1927 itu masih tercecer di peringkat empat klasemen sementara grup 5 babak penyisihan Liga 2.

Dia kemudian mengadakan TC bagi pemain skuat Bajul Ijo untuk meningkatkan fisik dan kekompakan tim di Bali pada medio Juni. TC itu pun berujung pada laga persahabatan melawan PS Badung di Stadion Samudra, Badung (10/6/2017). Hasilnya, Persebaya kalah 0-1.

Berikutnya, Persebaya menggelar laga eksibisi dalam Anniversary Game sebagai peringatan 90 tahun pada 17 Juni. Hasilnya, mereka kembali gagal menang menjamu Persik Kediri. Kedudukan akhir 1-1 menghiasi papan skor kala itu.

 

2 dari 3 halaman

Duka Tahun 2017

 

Belum lagi, sempat ada pula duka yang dialami oleh Alfredo. Itu terjadi saat Persebaya kalah 0-1 dari Kalteng Putra di babak 16 besar (12/10/2017). Sialnya itu terjadi di kandang Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya.

Bonek pun mengamuk. Stadion menjadi kacau usai pertandingan. Berbagai properti pertandingan dihancurkan dan semakin membuat situasi tidak terkendali.

Di saat yang sama, Alfredo memang tampak gundah selama pertandingan. Itu menyiratkan adanya permasalahan yang dihadapinya. Saat latihan terakhir jelang menjamu Kalteng Putra, Alfredo bahkan menolak wawancara dari sejumlah wartawan karena mengaku ada masalah.

Ternyata, dia memang sedang mengalami sebuah peristiwa yang sangat mengguncang hati. Putranya, David Alessandro Vera, sedang mengalami sakit dan dirawat di rumah sakit.

Hanya tiga hari berselang pada 15 Oktober, David kemudian dipanggil oleh Tuhan Yang Mahakuasa. Hal ini pun diumumkan oleh pihak manajemen melalui akun instagram Persebaya di hari yang sama. 

“Ini bukan untuk konsumsi publik. Saya memang menjalani hari-hari yang berat. Tapi saya harus tetap profesional sebagai pelatih,” kata Alfredo saat itu. 

Di hari yang sama, manajemen menggelar tasyakuran sekaligus doa bersama untuk David di mes pemain. Mereka berharap segala perjuangan yang telah dilakukan akan berbuah manis pada akhir musim nanti.

 

 

3 dari 3 halaman

Tahun Terbaik

Perlahan, Persebaya mulai menunjukkan keganasan saat memulai laga resmi perdana melawan Persatu Tuban (6/7/2017). Mereka berhasil menang 2-0. Dan itulah menjadi awal mula penampilan impresif Rendi Irwan dkk di Liga 2.

Titik paling emosional tentu saja tersaji pada babak semi final saat melawan Martapura FC (25/11/2017). Laga ini menjadi penentu untuk tiket promosi ke Liga 1. Terlebih, bumbu rivalitas kedua pihak selama 2017 semakin membuat laga berjalan menarik. Beruntung, Persebaya berhasil menang 3-1.

Alfredo bahkan sempat meneteskan air mata saat konferensi pers usai laga. Dia tak kuasa menahan air mata harus atas keberhasilan membawa Persebaya kembali ke habitat sebagai kontestan kasta tertinggi sepak bola Indonesia.

“Saat itu, tidak ada perasaan lain selain bahagia dan bangga. Saya tidak menyangka perjalanan panjang itu bisa membawa kami kembali ke Liga 1,” ungkap Alfredo.

Tak hanya tiket promosi, Alfredo kemudian mempersembahkan trofi juara bagi masyarakat Surabaya. Itu terjadi setelah Persebaya menang 3-2 atas PSMS Medan di babak final yang tersaji di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung (28/11/2017).

Bonek bersuka cita. Mereka menyambut hangat klub kebanggaan yang telah pulang membawa kebanggan pula. Mereka bahkan sudah menjumput para pemain Persebaya sejak Bandara Juanda.

Trofi diarak dari bandara tersebut hingga ke Jalan A. Yani, Surabaya. Mereka berpesta dengan tertib. Trofi itu berhasil menjadikan tahun 2017 adalah tahun yang indah bagi Bonek dan masyarakat Surabaya. 

Bagi Alfredo, gelar juara bukanlah yang pertama. Sebab, semusim sebelumnya dia berhasil membawa Persipura meraih gelar juara Indonesia Soccer Championship A 2016. 

“Saya pernah juara dengan Persipura. Jadi, sebenarnya bukan hal yang baru. Saya sudah pernah merasakannya bisa membawa sebuah tim menjadi yang terbaik,” ucapnya. 

Namun, trofi juara kali ini terasa istimewa. Ceritanya berbeda dengan Persipura. Kompetisi yang berbeda, pemain yang berbeda, kota yang berbeda, demikian juga dengan suporter yang berbeda.

Untuk menandai raihannya, Alfredo bahkan mengaku tahun 2017 adalah tahun terbaiknya selama berkecimpung di sepak bola. Terlalu banyak rintangan yang harus dilewatinya bersama Persebaya selama 2017. 

“Saat di Persipura, kompetisi itu masih belum resmi. Sekarang di Persebaya sudah resmi dari PSSI. Dan tidak mudah buat saya bisa membangun tim. Persebaya juga baru diakui. Apa lagi suporter juga memberikan tekanan yang cukup besar. Mereka harus diberi kemenangan. Saya pikir, 2017 memang tahun terbaik saya selama berkarier di sepak bola. Ini sangat luar biasa,” terang Alfredo panjang lebar.

Video Populer

Foto Populer