Sukses


Di Balik Dapur Persib: Kisah Hidup Kitman Maung Bandung

Bola.com, Bandung - Demi kepuasan batin dan rasa cinta, titel sarjana dilupakan. Itu yang dilakukan Fikri Afriansyah, kitman Persib Bandung. Padahal jika mau dengan gelar sarjana yang diperolehnya dari bangku kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Pasundan (Unpas) Bandung, Fikri bisa bekerja di sebuah perusahaan atau bahkan menjadi abdi negara atau pegawai negeri sipil (PNS).

Tapi, semua kesempatan itu dia acuhkan karena loyalitas dan kecintaannya terhadap Persib. Bagi Bule, sapaan akrab Fikri, Persib lebih dari sekadar klub sepak bola, lebih dari sebuah identitas yang dibanggakan bobotoh.

Klub yang berdiri pada 14 Maret 1933 itu ibarat warisan yang ia terima dari keluarganya yang memang cukup menggemari Maung Bandung sejak era Perserikatan.

Menjadi bagian dari Persib adalah mimpi Fikri yang terwujud, sekalipun perannya di bagian umum. Ada hal yang lebih dari sekadar uang atau gaji bulanan yang rutin diterimanya setiap bulan dari manajemen. 

Seperti apa kisah Bule menjalani profesi sebagai kitman di Persib, berikut petikan wawancaranya dengan Bola.com :

Sudah berapa lama menjadi kitman di Persib? Sebelumnya apakah pernah menjalani pekerjaan yang sama di klub lain?

Sudah delapan tahun sejak 2009. Saya tak punya pengalaman dan langsung jadi kitman di Persib.

Bisa diceritakan seperti apa prosesnya hingga bisa menjadi kitman di Persib? 

Awalnya dapat informasi lowongan dan melamar ke PT PBB. Alhamdullilah langsung diterima, mengabdi buat Persib bagi saya adalah kebanggaan yang tak ternilai.

Bisa dijelaskan lebih detail tugas utama menjadi seorang kitman?

Sebenarnya cukup banyak ya, tapi yang jelas tugas pokoknya adalah menyiapkan sepatu untuk pemain baik jelang latihan maupun pertandingan.

Di luar itu saya juga banyak membantu untuk hal-hal yang sifatnya umum. Seperti saat Persib tur (menjalani laga tandang), saya biasanya diminta menyiapkan kebutuhan buat pemain seperti menyediakan air di kamar-kamar pemain dan lainnya.

Seperti apa suka dan duka menjadi seorang kitman di Persib?

Sukanya kalau pas Persib menang, selain merasa bahagia karena Persib menang, dapat bonus juga (sambil terkekeh). Dukanya, yang masih diingat sampai sekarang adalah ketika bus yang mengangkut rombongan Persib dilempar dan hampir dibakar dalam perjalanan menuju Stadion GBK jelang lawan Persija (peristiwanya terjadi di kompetisi ISL 2013 ketika bus Persib diserang sekelompok orang tak dikenal beberapa saat setelah meninggalkan hotel menuju tempat pertandingan).

Mungkin terkesan simpel, tapi apa saja tantangannya menjadi seorang kitman?

Hampir tidak ada tantangan, terasa biasa-biasa saja. Mungkin selama kita bisa menikmati pekerjaan yang dijalani, apapun jadi terasa enak. Yang penting nyaman saja dan menikmati proses dari setiap tugas yang harus kita lakukan.

Apakah sempat terlintas untuk alih profesi?

Sejauh ini belum kepikiran, bahkan mungkin tidak pernah mau alih profesi (sambil tertawa).

Bisa Anda ungkapkan seperti apa kebanggaan/kepuasan menjadi seorang kitman di Persib?

Pastinya cukup bangga bisa jadi bagian dari Persib, tim yang dulu cuma bisa saya tonton, tapi sekarang saya ada di dalamnya. Bisa bertemu dengan para pemain bintang, seperti Michael Essien. Lalu bisa merasakan juara bersama Persib sepeti di ISL 2014, Piala Presiden 2015 dan di Padang (Piala Wali Kota Padang), juga di Bandung (Celebes Cup 2013).

Kalau boleh tahu berapa gaji yang Anda terima bekerja sebagai kitman?

Hmmm, gaji rahasia. Yang penting bisa memenuhi kebutuhan keluarga itu saja.

 

2 dari 2 halaman

Bukan Sekadar Profesi

Di luar kesibukan menjadi kitman, apakah ada pekerjaan lain?

Tidak ada, paling kalau Persib sedang libur, sebagai alumni yang 'baik saya hanya main ke kampus di Unpas.

Dari semua pemain, siapa pemain yang paling tidak banyak permintaan dan yang rewel?

Tidak ada yang rewel.

Sepatu dan perlengkapan bermain siapa (pemain) yang membuat Anda tertarik untuk memilikinya?

Tidak pernah tertarik, hampir sama ya, soalnya hampir tiap hari lihat dan ngurus sepatu dan bentuknya juga tidak ada yang aneh.

Apa yang sudah Anda dapatkan dari pekerjaan menjadi kitman di Persib?

Yang pasti, Persib tentunya jadi sumber mata pencaharian saya. Tapi ada yang lebih atau sekadar dari itu. Saya tak pernah menyangka karena bersama Persib saya bisa ikut mendapatkan medali juara. Itu penghargaan yang buat saya sangat-sangat tak ternilai dan tak bisa digantikan.

Dari semua pertandingan Persib, momen apa yang paling berkesan sampai sekarang?

Final dan saat juara ISL 2014. Itu momen tak terlupakan, untuk jadi cerita anak dan cucu saya. Itu momen yang sulit digambarkan, kita saat itu saking gembira dan bangganya sampai menangis bahagia dan bangga bersama bobotoh yang hadir langsung di Palembang dan jutaan lainnya yang menyaksikan dari televisi.

Anda bertitel sarjana, tapi kenapa pilih profesi sebagai kitman?

Walaupun S1 tapi kalau jalannya harus jadi kitman ya kenapa tidak? Saya pun sampai sekarang tidak pernah memprotes kepada diri sendiri karena ada kesenangan batin dan keluarga pun sangat mendukung, jadi tidak masalah.

 

Apa yang Anda harapkan dari Persib baik sebagai seorang kitman maupun bobotoh?

Yang jelas saya berharap Persib bisa lebih maju dari segalanya, terutama prestasinya. Saya berharap musim ini di Liga 1 bisa kembali juara, rasanya ingin sekali merasakan kembali momen seperti di ISL 2014.

Video Populer

Foto Populer