Sukses


Ini Alasan Panpel Persebaya Sulit Beri Kuota Tiket untuk Suporter Arema

Bola.com, Surabaya - Laga penuh rivalitas tinggi bakal tersaji memasuki pekan ketujuh Go-jek Liga 1 bersama Bukalapak. Dua klub asal dua kota terbesar Jawa Timur, Persebaya dan Arema FC akan berjumpa di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Minggu sore (6/5/2018). 

Rivalitas tinggi juga kerap menghiasi pertemuan dua suporter dari masing-masing kubu, Bonek dan Aremania. Sejak era 1990-an, keduanya sudah berseteru yang kerap melahirkan korban jiwa.

Meski demikian, manajer Persebaya, Chairul Basalamah ingin tetap menjalankan regulasi Liga 1 2018 mengenai kuota suporter tamu.  

“Kami ingin menjalankan semuanya seperti normal. Tapi pastinya ada imbauan dari pihak kepolisian. Persebaya berkali-kali tidak mendapat haknya (saat bertandang), bertanding tanpa penonton,” kata pria yang akrab disapa Abud itu, Selasa (1/5/2018). 

Regulasi mengenai kuota suporter tamu telah diatur dalam pasal 45 ayat 6 mengenai ketentuan tiket di Regulasi Gojek Liga 1 bersama Bukalapak. Dalam ayat itu, tertulis sebagaimana berikut: 

“Setiap Klub tuan rumah harus menyediakan sekurang-kurangnya 5 % dari total kapasitas stadion yang tersedia dan termasuk dalam kapasitas yang dapat dijual (saleable capacity) untuk supporter Klub tamu di tempat yang terpisah dan aman. Ketentuan ini dapat dipertimbangkan apabila terdapat alasan keamanan dan kondisi stadion yang tidak memungkinkan untuk dijalankan.”

Jika merujuk pada kalimat pertama, tentu saja panpel Persebaya wajib menyediakan kuota untuk Aremania. Namun, kalimat kedua telah menjelaskan ketentuan mengenai ancaman keamanan. 

“Pada dasarnya kami tidak ingin membuat sesuatu jadi ribet. Lebih pentingnya pihak kepolisian dan panpel yang menentukan, karena kami tidak ingin di pertandingan ada yang berdarah atau korban,” imbuh Abud. 

Panpel Persebaya pun tampaknya tidak akan memberi kuota kepada Aremania. Jalan itu perlu ditempuh agar tidak terjadi lagi konflik antar kedua kelompok suporter. Hal itu disampaikan oleh sekretaris tim Persebaya, Ram Surahman. 

“Sejak tahun 1993, suah ada kesepakatan yang diteken di Polda Jatim bahwa suporter kedua tim tidak boleh saling berkunjung,” ujar Ram saat dihubungi oleh Bola.com.

Video Populer

Foto Populer