Sukses


Mencicipi Sensasi Old Trafford di Bali United Cafe

Bola.com, Gianyar - Bali United telah menjelma sebagai satu di antara klub kontestan Liga 1 yang memiliki banyak perkembangan dan kemajuan. Fasilitas latihan lengkap, stadion yang terlihat mewah, dan pemain berlabel bintang membuat mereka menjadi sorotan.

Beberapa bulan lalu, tepatnya pada 5 Juni 2018, klub berjulukan Serdadu Tridatu ini membuka kafe. Tempat yang didirikan di area Stadion I Wayan Dipta ini, Gianyar, ini langsung ramai pengunjung karena memiliki beberapa fasilitas penunjang.

Satu di antaranya, pengunjung bisa mencicipi sensasi menonton pertandingan dari dalam kafe. Letak kafe ini memang tepat berada di bawah tribune sayap kiri VIP.

Dengan hanya kaca yang membatasi kafe dan lapangan, pengunjung bisa menyaksikan Fadil Sausu dkk. berjuang meraih kemenangan dalam sebuah pertandingan.

Sekilas, fasilitas yang dimiliki Bali United Cafe ini mengingatkan kepada markas Manchester United, Old Trafford. Manajer Bali United Cafe, Megawati Agustiani, tidak menampik pihaknya memang meniru gaya kafe di Old Trafford yang bernama The Red Cafe itu.

"Konsep kafe ini memang meniru yang sudah dibangun di Old Trafford. Nilai jual utamanya adalah menonton sepak bola dari kafe. Kami melihat inovasi ini memang belum banyak dilakukan klub lain," jelas wanita yang akrab disapa Mega itu kepada Bola.com belum lama ini.

"Banyak pengunjung datang karena ingin menonton pertandingan dengan nyaman. Tentu ada perbedaan kalau menonton di tribune, harus kepanasan atau kehujanan misalnya. Di dalam kafe ini, pengunjung bisa nyaman menonton tanpa takut kepanasan atau kehujanan, dan bisa pesan makanan atau minuman. Makanya, tak heran kalau ramai," imbuh wanita berusia 27 tahun itu.

Desain Bali United Cafe juga sangat mirip dengan The Red Cafe. Mulai bangku yang diberi nama dan nomor punggung pemain, sampai suasana stadion seperti tempat duduk tribune, juga tersedia. Pihak pengelola juga membedakan spot area merokok dan tidak.

Selain itu, ada pula ruang khusus yang ditujukan kepada anak-anak dengan beberapa hiasan di dinding dan juga beberapa permainan. Berdasarkan penuturan Mega, anak-anak akan jadi lebih nyaman dengan fasilitas ini. Selain itu, pengunjung juga bisa menyaksikan latihan tim Bali United.

"Biasanya kalau ada latihan sore, banyak juga yang datang karena ingin melihat pemain. Setelah latihan selesai, mereka bisa foto bareng pemain juga. Kadang, pemain atau pelatih juga berkunjung dan makan di sini," kata Mega.

2 dari 3 halaman

Harga Nonton di Kafe

Untuk bisa menonton pertandingan di kafe, harga tiketnya tentu berbeda. Jika ingin menyaksikan lewat tribune, penonton merogoh kocek dengan harga Rp50 ribu untuk ekonomi dan Rp 200 ribu untuk VIP.

Di kafe, pengunjung perlu membayar Rp 200 ribu saat pertandingan berlangsung. Selain bisa menonton pertandingan, pengunjung juga mendapatkan makanan dan minuman secara gratis yang bisa dinikmati selama pertandingan.

"Harga itu tidak sama di semua spot kafe. Hanya yang dekat dengan kaca saja. Jadi, untuk area lain, kami tidak mematok harga. Mereka bisa juga memesan tanpa membayar seharga itu," ucap Mega.

Selain menyaksikan pertandingan secara langsung, Bali United Cafe juga menyediakan layar TV di beberapa titik. Bahkan, pihak cafe juga menyiapkan layar besar pada agar pengunjung bisa lebih puas menonton pertandingan.

"Itu poin plusnya juga. Kalau menonton di TV, pengunjung bisa menyaksikan tayangan ulang jadi bisa menilai kalau ada insiden tertentu yang menjadi perdebatan. Setelah itu, mereka akan menonton lagi pertandingan di lapangan," lanjutnya.

3 dari 3 halaman

Nobar dan Tantangan

Kafe yang buka mulai jam 11.00 hingga 23.00 WITA ini juga menjadi kesempatan bagi suporter Bali United untuk mengadakan nonton bareng alias nobar. Setiap kali Bali United melakoni partai tandang, kafe ini pasti mengadakan nobar.

Tak hanya itu, beberapa pertandingan liga eropa atau bahkan Liga Champions juga menjadi momen bagi kafe ini untuk mengadakan nobar. Kalau sudah begini, mereka buka sampai pertandingan berakhir.

"Kalau nobar itu ramai sekali dengan kehadiran penonton. Tempat ini bisa menampung sampai 3.000 orang, jadi memang sudah diprediksi kalau nanti terlalu ramai. Saat tim sedang away, kami tetap sibuk melayani mereka karena kan biasanya ada nobar," jelas Mega.

"Saat awal dibuka, kebetulan ada Piala Dunia 2018. Saat itu kami juga mengadakan nobar dan pengunjung membeludak. Semua karyawan kafe sibuk," ucap Mega.

Mega menjelaskan sejak awal, manajemen Bali United sudah menyasar pasar suporter sebagai pengunjung kafe. Namun, tidak menutup kemungkinan akan ada kalangan lain yang ingin datang berkunjung.

"Kadang juga ada wisatawan mancanegara datang ke sini. Mungkin mereka penasaran ingin merasakan sensasi menonton bola lewat kafe. Tapi, persentasenya tetap lebih banyak suporter Bali United," ucap wanita lulusan Universitas Pelita Harapan, Tangerang, itu.

"Kami berharap kafe ini bisa menjadi base camp tempat suporter ngumpul. Tapi, tantangannya memang berat. Letak stadion ini kan jauh dari keramaian orang Bali yang ada di Denpasar. Jadi, masih perlu proses juga, apalagi kafe ini belum setahun berdiri," kata Mega.

Video Populer

Foto Populer