Sukses


Bambang Pamungkas, Hasrat Menikmati Perpisahan Impian Bersama Persija

Bola.com, Jakarta - Usia tak bisa dilawan. Karier Bambang Pamungkas mengolah si kulit bundar agaknya tak lama lagi. Di usia 38 tahun, striker yang identik dengan nomor punggung 20 tersebut tak lagi setajam saat usia emas. Bepe kini lebih sering jadi penghias bangku cadangan.

Tugas sebagai tukang gedor utama Macan Kemayoran dijalankan bomber asing asal Kroasia, Marko Simic. Bepe pun tahu diri. Ia tak banyak protes ke pelatih Persija, Stefano Cugurra Teco. Sekarang memang bukan eranya lagi.

Tapi jangan sekali-kali memandang remeh bomber kelahiran Getas, Semarang, 10 Juni 1980 itu. Ia ada di Persija bukan sebagai pemain sempalan. Ia adalah ikon tim ibu kota yang jadi pujaan suporter The Jakmania.

Bagi pemain muda, Bambang merupakan panutan. Kehadirannya di Persija dibutuhkan sebagai sosok pemimpin sekaligus pembentuk karakter pemenang. Ya, Bepe adalah salah satu striker legendaris yang dmiliki Indonesia.  

Bambang yang hingga saat ini tercatat sebagai pemain dengan jumlah cap terbanyak di Timnas Indonesia yakni 85 laga (35 gol).

Bepe, mengindikasikan bakal gantung sepatu usai mengarungi musim 2018. Pemain yang akrab disapa Bepe itu mengutarakan isyarat itu dalam peluncuran jersey baru Persija keluaran Specs di Springhill Function Hall, Kemayoran, Jakarta, Jumat (2/2/2018).

Saat melakukan sesi chit-chat bersama pemandu acara peluncuran jersey terbaru Persija Jakarta untuk musim kompetisi 2018, Bambang Pamungkas ditemani oleh Ismed Sofyan dan Marko Simic memperlihatkan seragam kandang, tandang, dan kostum ketiga baru Macan Kemayoran keluaran Specs.

Striker Persija, Bambang Pamungkas, melakukan selebrasi usai membobol gawang Mitra Kukar pada laga perempat final Piala Presiden di Stadion Manahan, Solo, Minggu, (4/2/2018). Persija menang 3-1 atas Mitra Kukar. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

 Tiba-tiba Bepe meminta kepada pengurus korwil The Jakmania yang hadir untuk tidak lupa mengoleksi kostum terbaru Persija musim 2018. Isyarat akan pensiun pun keluar dari mulutnya.

"Jersey baru pastinya semangat pun baru. Selain itu, saya menyarankan agar kalian mengoleksi jersey musim ini. Kami berdua ini paling senior, mungkin saja ini akan menjadi musim terakhir bagi kami," ujar Bambang Pamungkas sembari merangkul Ismed Sofyan yang berada di sebelahnya.

Bepe agaknya mulai sadar, pada usianya saat ini sulit bersaing di pentas sepak bola elite Tanah Air. Dua musim terakhir ia sudah lebih sering jadi pemain cadangan.

Striker yang dikenal punya sundulan maut itu punya peluang mencetak perpisahan manis dengan Persija Jakarta, klub yang amat dicintainya. bMenjadi bagian tim Persija Jakarta yang jadi jawara Gojek Liga 1 2018 bersama Bukalapak.

Dan mungkin alasan utamanya tetap merumput di usia yang amat uzur karena alasan ini menutup karier dengan pencapaian emas.

 

2 dari 2 halaman

Saksi Juara yang Tersisa

Dari deretan pemain yang ada di Persija, Bambang Pamungkas satu-satunya pemain yang pernah merasakan madu gelar juara kompetisi kasta tertinggi. Ia mulai memperkuat Tim Macan Kemayoran pada musim 1999.

Praktis hanya seorang Ismed Sofyan yang bisa menandingi senioritasnya. Sang kapten Persija mulai membela tim ibu kota sejak 2003.

Bambang bukan seperti halnya Francesco Totti atau Paolo Maldini, legenda AS Roma dan AC Milan, yang tak pernah berganti klub sepanjang kariernya.

Ia pernah berkiprah di klub Belanda EHC Norad pada tahun 2000. Kemudian Bepe sempat mencicipi persaingan Liga Malaysia bersama Selangor FA pada interval 2005-2006. Terakhir, ia sempat pindah ke Pelita Bandung Raya pada musim 2014, karena bersitegang dengan manajemen Persija soal kasus pembayaran gaji.

Namun, tak bisa dibohongi Persija adalah segalanya bagi Bepe. Ia meraih gelar Liga Indonesia 2001 bersama Persija. Di musim sebelumnya Bambang tercatat sebagai top scorer kompetisi dengan torehan 24 gol.

"Persija adalah rumah saya, setiap pergi ke tempat lain saya selalu berfikir untuk pulang ke rumah saya," ujar Bambang Pamungkas.

Seperti halnya pesepak bola top lainnya, Bepe ingin memberikan sebanyak mungkin trofi buat klub yang ia bela.

Sayangnya, keinginan itu terasa sulit beberapa tahun belakangan. Krisis finansial berkepanjangan membuat Persija paceklik prestasi pada periode 2010-2017.

Kalaupun Persija bisa menjadi juara di sebuah turnamen, skala persaingannya kecil. Bepe ingin lebih daripada itu.

Keputusannya belum gantung sepatu hingga memasuki usia 38 tahun agaknya dipicu hasrat mengangkat gelar juara bersama Persija yang tak kunjung ia dapatkan kembali.

Pemain-pemain seangkatan Bambang macam Ponaryo Astaman, Zaenal Arif, atau Firman Utina, sudah memutuskan angkat bendera putih keluar dari gelanggang.

Momen untuk meraih gelar juara datang juga. Akankah Bambang Pamungkas kembali bisa mengulang cerita manis 17 tahun silam? Takdir sang legenda bakal terjawab pada Minggu (9/12/2018).

Video Populer

Foto Populer