Sukses


4 Faktor Keberhasilan Timnas Indonesia Pesta Gol ke Gawang Vanuatu

Bola.com, Surabaya - Timnas Indonesia berhasil pesta gol dalam pertandingan uji coba internasional melawan Vanuatu. Skuat Garuda unggul 6-0 (2-0) di hadapan pendukung sendiri di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu malam (15/6/2019).

Striker Alberto Beto Goncalves mampu mencetak quattrick alias empat gol (2’, 48’, 61’, dan 65’) dalam pertandingan ini. Sementara dua gol lainnya diborong gelandang Evan Dimas Darmono pada menit ke-19 dan ke-74.

Ini merupakan kemenangan terbesar Timnas Indonesia di bawah arahan pelatih Simon McMenemy. Kali terakhir Tim Merah-Putih menang di atas lima gol terjadi pada sembilan tahun silam, tepatnya saat mengalahkan Laos 6-0 dalam fase grup Piala AFF 2010.

Simon McMenemy mencoba melakukan perubahan formasi dalam laga ini. Saat melawan Yordania, mereka berekperimen menggunakan formasi 3-4-3. Skema tiga bek masih terkesan baru buat pemain. Tetapi, formasi 4-4-2 terbukti jitu saat dipakai menghadapi Vanuatu.

Kemenangan ini seakan menjadi jawaban atas kritikan tajam yang mengarah kepada Timnas Indonesia beberapa hari lalu. Sebelumnya, skuat arahan Simon McMenemy itu takluk 1-4 saat bertandang ke Yordania pada 11 Juni lalu.

Pemain Timnas Indonesia seperti tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk bangkit dari kekalahan. Kebetulan, Vanuatu memiliki peringkat FIFA lebih rendah dengan berada di urutan 163, selisih tiga saja dari Timnas Indonesia di peringkat ke-160.

Kemenangan besar ini telah mencatatkan beberapa rekor apik. Namun, beberapa faktor memengaruhi hasil gemilang ini. Bola.com telah merangkung empat faktor keberhasilan Timnas Indonesia berpesta gol ke gawang Vanuatu. Simak ulasannya.

2 dari 5 halaman

Ketajaman Beto Goncalves

"Yang penting juga mental. Kita harus yakin bisa melakukan semua itu dan memang itu untuk kebaikan kita sendiri. Sebagai pemain, kami punya tanggung jawab untuk menjaga tubuh kita."

"Jadi, jangan ragu memulai hidup sehat dan baik. Yang penting punya kemauan dan harus melaksanakannya supaya kita bisa mendapat yang terbaik," kata Beto Goncalves dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Bola.com.

Saat itu, Beto berbagi tips menjaga kebugaran di usia yang telah senja. Ya, pemain naturalisasi asal Brasil itu tercatat sebagai pemain gaek, sudah berusia 38 tahun. Namun, dia tetap tampil prima bersama klub yang dibelanya, Madura United, dengan mencetak tiga gol dari tiga laga di Shopee Liga 1 2019.

Berbagai tips, seperti menjaga pola makan, asupan gizi, jadwal latihan, hingga pola istirahat menjadi perhatian khusus buat pemain yang kerap meraih gelar top scorer di berbagai ajang itu. Tetapi, mental bermain juga menjadi hal penting yang harus dijaganya.

Beto membuktikan pernyataannya itu saat membela Timnas Indonesia melawan Vanuatu. Dimainkan sebagai targetman, dia mampu membuktikan ketajamannya di usia yang tak lagi muda. Ini juga buah kecerdikan Simon McMenemy yang berani memasang Beto sejak menit pertama.

Saat melawan Yordania, McMenemy lebih memilih Dedik Setiawan dalam starting eleven dan mencadangkan Beto. Di laga itu, Beto baru masuk pada menit ke-57 menggantikan Riko Simanjuntak. Dia berhasil mencetak satu gol balasan dalam laga yang berakhir 1-4 itu.

3 dari 5 halaman

Kecerdikan Andik Vermansah

Semua gol yang diciptakan Timnas Indonesia tercatat memiliki pencetak assist. Empat di antararnya merupakan hasil kreasi pemain sayap Andik Vermansah. Pemain milik Madura United itu menunjukkan kecepatan dan akurasi umpan ke lini depan.

Performa apik ini membuktikan Andik merupakan salah seorang putra terbaik yang dimiliki oleh Indonesia. Kemampuannya juga kian terasah semenjak bergabung Madura United yang kini menduduki posisi puncak klasemen sementara Shopee Liga 1 2019.

Sebanyak tiga assist di antaranya dikirim oleh Andik yang berbuah tiga gol Beto Goncalves. Sedangkan satu lainnya  dikonversi menjadi gol oleh Evan Dimas. Kecerdikan Andik melihat posisi rekannya terlihat dalam pertadingan ini.

Beto bukan sosok asing buat Andik. Selain sudah lama bahu-membahu di Timnas Indonesia, keduanya juga bekerja sama membawa Madura United selalu menang dalam tiga laga Liga 1 2019. Keduanya sudah saling mengenal karakter dan mudah mencari celah lawan.

Sementara Evan Dimas merupakan kawan lama Andik di Timnas Indonesia. Kedua pemain ini dikenal bersahabat, mengingat mereka berdua sama-sama dididik dan dibesarkan oleh Persebaya Surabaya.

4 dari 5 halaman

Mudah Adaptasi dengan Formasi

Tak ada kecanggungan yang ditunjukkan oleh pemain Timnas Indonesia saat bersua Vanuatu. Sejak menit awal, mereka langsung berusaha melancarkan serangan. Hal itu terbukti dengan gol yang tercipta saat pertandingan belum genap berjalan dua menit.

Gelontoran enam gol yang menghiasi papan skor pertandingan ini tidak lain lahir berkat formasi 4-4-2 yang diterapkan Simon McMenemy.

Formasi itu lebih mudah diimplementasikan oleh pemain yang selama ini bermain dengan skema empat bek di klub.

Hal itu berbeda dengan formasi 3-4-3 saat melawan Yordania yang memerlukan adaptasi dari pemain. Usaha mengandalkan pemain sayap juga telah menjadi ciri khas Timnas Indonesia.

Beruntung, ada dua pemain sayap lincah dan cepat, yaitu Andik Vermansah dan Riko Simanjuntak, yang juga tampil gemilang dengan formasi 4-4-2.

5 dari 5 halaman

Kekompakan Lini Belakang

Meski dihajar setengah lusin gol, Timnas Vanuatu bukannya tanpa perlawanan dalam pertandingan ini. Beberapa kali mereka mampu menebar ancaman dan merepotkan barisan pertahanan Timnas Indonesia.

Empat bek yang masuk dalam formasi 4-4-2 ini adalah Yustinus Pae, Yanto Basna, Hansamu Yama, dan Ricky Fajrin. Mereka tangguh menjaga pertahanan, membantu penjaga gawang Andritany Ardhiyasa.

Situasi ini berbeda dengan tiga bek dalam formasi 3-4-3 saat berjumpa Yordania, yang diisi oleh Yanto Basna, Achmad Jufrianto, dan Hansamu Yama. Mereka masih canggung dalam menempati posisi dengan formasi yang jarang dimainkan di klub.

Duet jantung pertahanan yang dihuni Yanto Basna dan Hansamu Yama, bisa menjadi andalan dalam pertandingan ke depan. Kepiawaian sebagai stoper menunjukkan mereka sangat pantas untuk tetap berada di skema ini.

Barisan belakang Timnas Indonesia juga menjadi satu-satunya lini yang tidak mengalami pergantian pemain di pertandingan ini. Empat bek itu bermain penuh selama 90 menit dan menunjukkan kekukuhan.

Video Populer

Foto Populer