Sukses


Kena Denda Setengah Miliar, Manajemen Persebaya Meminta Suporter Sadar

Bola.com, Surabaya - Pertandingan Shopee Liga 1 2019 baru sampai pekan ke-11. Tapi, Persebaya Surabaya sudah mendapatkan sanksi secara bertubi-tubi dari Komdis PSSI. 

Terbaru, dalam hasil sidang Komdis PSSI 21 dan 23 Juli, Persebaya didenda Rp100 juta akibat menyalakan flare saat bertandang ke markas PSS Sleman (13 Juli). Total, kini manajemen Bajul Ijo sudah dikenai denda mencapai setengah miliar lebih, tepatnya Rp510 juta. 

Itu merupakan total denda terbesar yang diterima oleh kontestan Liga 1 2019 saat ini. Jumlah itu berpotensi bertambah. Sebab, Komdis belum merilisi sanksi untuk laga pekan ke-10. Pada laga itu, Persebaya bertemu Tira Persikabo dan suporter mereka, Bonek, melakukan pelemparan botol.

Untuk kesekian kalinya, masalah ini menjadi pekerjaan rumah untuk manajemen Persebaya. Sebab, angka yang harus dibayarkan tidak kecil. Penyalaan flare di stadion juga menjadi masalah klasik yang tidak kunjung rampung.

“Ini butuh kesadaran. Artinya suporter itu harus sadar bahwa yang dilakukannya dengan menyalakan flare itu tidak bisa ditoleransi. Tapi, mungkin mereka juga punya alasan kecewa dengan penampilan tim. Saya berharap semua memposisikan diri di posisi masing-masing,” kata Candra Wahyudi, Manajer Persebaya. 

“Suporter membakar flare itu tidak ada alasannya, karena flare memang tidak boleh masuk stadion. Kami di tim juga terus melakukan perbaikan, sehingga apa yang dilakukan di lapangan itu bisa memuaskan suporter,” imbuh pria berusia 42 tahun itu. 

Penyalaan flare oleh suporter biasanya memang terjadi sebagai ungkapan kekecewaan terhadap performa. Situasi terkini Persebaya Surabaya pun demikian, malah baru saja melewati empat pertandingan terakhir tanpa kemenangan.

2 dari 2 halaman

Denda Terbesar saat Menang atas Persib

Tapi, denda terbesar, yaitu Rp150 juta, justru didapat Persebaya saat menang besar pula. Saat itu Bajul Ijo pesta empat gol tanpa balas melawan Persib Bandung di kandang sendiri pada 5 Juli. Pada laga ini, suporter justru meluapkan euforia kemenangan lewat membakar flare.

“Makanya, teman-teman suporter harus menyadari bahwa flare apapun alasannya tidak boleh menyala di stadion. Bagi manajemen Persebaya, berarti ada proses screening di stadion yang harus ditingkatkan lagi,” ucap Candra. 

“Kenapa ini bisa masuk? Itu menjadi evaluasi kami. Kalau ada yang tahu, tidak bisa ditutup-tutupi lagi. Harus ada tindakan preventif dari kami,” ujar pria asli Bojonegoro tersebut. 

Bukan proses yang mudah buat manajemen Persebaya memberi edukasi kepada Bonek. Satu-satunya cara adalah memiliki kesadaran sesuai porsi masing-masing dan memahami akibat tindakan yang bakal dilakukan. Candra memilih instropeksi.

“Kami harus berkaca pada diri apakah yang dilakukan sudah benar. Suporter harus menjadi baik, tim juga harus baik. Kami di tim juga ingin instropeksi supaya sama-sama berbenah,” tutunya.

Video Populer

Foto Populer