Bola.com, Bangkalan - Madura United bertekad bangkit setelah menelan lima kekalahan secara beruntun pada Shopee Liga 1 2019. Madura United bertekad bangkit pada empat laga sisa yang akan mereka jalani.
Berturut-turut, Persipura Jayapura, Arema FC, Bhayangkara FC, dan Badak Lampung menjadi tim yang mampu menundukkan Madura United. Terakhir, Madura United takluk 2-3 dari Persebaya Surabaya di Stadion Gelora Bangkalan, Senin (2/12/2019).
Baca Juga
BRI Liga 1: Pelatih PSS Sleman Optimistis Timnya Bisa Meraih Hasil Maksimal di Kandang Madura United
BRI Liga 1: Genjot Persiapan Jelang Hadapi Madura United, PSS Gasak PS Hizbul Wathan 11-0 dalam Laga Uji Coba
4 Fakta Ketatnya Persaingan untuk Temani Borneo FC dan Persib Bandung ke Championship Series BRI Liga 1
Advertisement
Gelandang Madura United, David Laly, enggan larut dalam kesedihan melihat hasil itu. Madura United bertekad bangkit pada empat laga terakhir yang semuanya adalah laga tandang.
“Kami jangan bikin malu diri kami sendiri. Apa yang sudah dilakukan oleh tim harus lebih lagi. Karena semua tim di akhir-akhir pasti ingin menang. Kami berusaha mengoreksi diri kami,” kata David Laly.
“Nanti pelatih kepala bisa melakukan evaluasi. Saya rasa semuanya akan kembali pada perjuangan. Kami ingin empat pertandingan sisa itu bisa menang. Kami ingin lebih fokus untuk memenangi semua pertandingan tandang itu,” ungkap pemain Madura United tersebut.
Jaga Fokus
Tiga kekalahan di kandang sendiri seolah menjadi aib yang sangat memalukan untuk Madura United. Sebab, mereka berpeluang menang di laga tersebut. Saat menjamu Persebaya, Madura United sempat tertinggal dan membalikkan kedudukan. Sayang, pada akhirnya Persebaya unggul lagi dan mengunci tiga poin.
Performa yang ditunjukkan oleh Madura United itu sangat berbeda dibanding putaran pertama yang mampu tampil cukup konsisten. Selama putaran pertama pula mereka tidak keluar dari dua posisi teratas di klasemen, puncak atau runner-up.
Advertisement
Namun, hal itu seperti sudah menjadi kebiasaan bagi klub asal Pulau Garam tersebut. Setiap musim mereka mampu tampil impresif di pekan-pekan awal, bahkan menjadi ‘juara paruh musim’. Menjelang akhir, penampilan mereka selalu merosot.
Advertisement