Sukses


12 Kata-kata Inspiratif Bambang Pamungkas, Legenda Persija yang Resmi Pensiun

Bola.com, Jakarta - Legenda hidup Persija Jakarta dan Timnas Indonesia, Bambang Pamungkas, resmi pensiun. Pemain yang akrab disapa Bepe itu menjalani partai perpisahan saat Persija Jakarta melawan Persebaya Surabaya di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Selasa (17/12/2019).

"Saya pernah bahagia di sini, patah kaki, jadi pemain terbaik, pernah juara, jadi top scorer di Persija," kata Bepe dalam sambutannya.

Tak lupa Bambang Pamungkas mengucapkan terima kasih kepada manajemen Persija, suporter, dan Pemprov DKI. "Terima kasih juga untuk Gubernur DKI, dan gubernur-gubernur sebelumnya selama saya di sini," ucap Bepe.

Seisi stadion terdiam menyimak pernyataan Bambang Pamungkas.

Anies Baswedan yang hadir dalam laga itu juga memberikan ucapan perpisahan kepada Bepe yang mengakhiri kariernya sebagai pesepak bola profesional selama 20 tahun.

"Malam ini adalah sejarah Mengenai legenda. Selama 20 tahun bepe jadi legenda lapangan hijau. Inspirasi anak-anak kita. Dia tunjukkan sportivitas. Idola Indonesia. Kita semua, malam ini, Persija, the Jakmania, dan Indonesia tak akan lupa Bepe," kata Anies.  

Selama berkiprah di lapangan hijau, Bambang Pamungkas dikenal sebagai striker yang berbahaya, punya semangat juang tinggi, dan melakukan apa pun dengan sepenuh hati. 

Selain ahli menggocek bola di lapangan hijau, striker yang identik dengan nomor punggung 20 tersebut juga pandai menuangkan ide melalui tulisan. Ide-ide maupun opininya dituangkan melalui blog pribadinya, bambangpamungkas20.com. 

Berikut ini beberapa kata-kata inspiratif Bambang Pamungkas tentang klub, tim nasional, maupun karier pribadinya, yang dituangkan melalui blog pribadinya. 

 

2 dari 13 halaman

1. Bermainlah untuk Keluargamu

"Kecintaan kita terhadap klub ini tidak sama, namun kecintaan kita terhadap sepak bola dan keluarga, saya pikir sama. Jadi jangan bermain untuk Persija Jakarta, tapi bermainlah untuk diri kalian, anak, istri, pacar, dan orang tua kalian. Ketika kita bermain untuk orang-orang yang kita cintai, maka hal-hal baik akan datang."

Diucapkan pada 2 Juni 2017, menjelang kickoff Persija Vs Arema, di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi. 

 

3 dari 13 halaman

2. Tidak Boleh Kehilangan Harapan

"Mari kita hadapi pertempuran demi pertempuran ini bersama-sama, semoga dengan hasil yang baik di setiap pertempuran tersebut, dapat membawa kita keluar dari masa-masa sulit, dan pada akhirnya memenangkan peperangan ini. Kita pernah berada di puncak tertinggi bersama-sama, maka kita juga akan melewati titik terendah ini bersama-sama. Dalam hidup kita boleh kehilangan apa saja. Satu yang tidak boleh hilang adalah harapan. Karena hanya harapan yang membuat kita layak untuk hidup”.

Dituliskan Bambang Pamungkas di blog pribadinya, pada 21 Oktober 2019, ketika penampilan Persija Jakarta terseok-seok di kompetisi Liga 1 2019. 

4 dari 13 halaman

3. Sepak Bola Seharusnya Tidak Menjadi Aktivitas Berbahaya

"Sekali lagi, di tengah maraknya himbauan perdamaian antar suporter di Indonesia, tidak seharusnya timbul poros permusuhan baru, kita tidak memerlukan itu. Sepak bola tidak seharusnya menjadi sebuah aktivitas yang berbahaya baik bagi pelaku, penonton, maupun masyarakat di sekitarnya. Karena, tidak ada satu kemenangan pun yang sebanding dengan nyawa." 

Dituliskan Bambang Pamungkas di blog pribadinya menjelang leg kedua Final Piala Indonesia 2018, antara PSM Makassar Vs Persija Jakarta, yang digelar pada Selasa, 6 Agustus 2019, di Stadion Andi Mattalatta Matoangin, Makassar, Sulawesi Selatan. Ini adalah partai tunda dari laga yang seharusnya dimainkan pada 28 Juli 2019, di tempat yang sama.

Laga final leg kedua Piala Indonesia tertunda karena insiden pelemparan kepada bus yang membawa pemain dan ofisial Persija oleh oknum pendukung PSM, sesaat setelah meninggalkan stadion pada latihan resmi satu hari menjelang pertandingan.

5 dari 13 halaman

4. Permasalahan Sepak Bola Indonesia

“Permasalahan terbesar sepak bola Indonesia terletak pola pikir, dan pola kerja." 

Pernyataan Bambang Pamungkas tentang permasalah terbesar sepak bola Indonesia hingga terkesan jalan di tempat, dan sulit berprestasi. Ditulis di blog pribadinya pada 15 Juni 2019. 

6 dari 13 halaman

5. Memiliki kekurangan Bukan Akhir dari Masa Depan

"Memiliki kekurangan bukan lah akhir dari masa depan kita. Yang berpotensi mengakhiri masa depan kita adalah, ketika kita tidak berani jujur kepada diri sendiri akan kekurangan kita, dan tidak segera memulai untuk memperbaiki. Sekali lagi, modal talenta pas-pasan tidak semestinya membuat kita menyerah untuk mengejar, dan meraih mimpi-mimpi kita."

Pernyataan Bambang Pamungkas ketika dinilai kariernya sendiri. Menurut Bambang, kariernya adalah sebuah contoh nyata, di mana walau berbekal talenta yang serba pas-pasan, seseorang tetap dapat meraih mimpi-mimpinya. Ditulis Bambang Pamungkas di blog pribadinya pada 25 Mei 2019. 

7 dari 13 halaman

6. Jangan Berhenti Bermimpi

“Jangan pernah berhenti bermimpi, karena suatu saat nanti mungkin mimpi kalian akan menjadi kenyataan." 

Kalimat yang ditampilkan pada halaman pembuka tampilan website bambangpamungkas20.com sebelum berubah menjadi seperti sekarang.

Bambang Pamungkas mengatakan kalimat tersebut merupakan salah satu semboyan yang selalu dipegangnya kuat-kuat, hingga sekarang. 

8 dari 13 halaman

7. Mengapa Harus Marah

"Mengapa harus marah. Jika kamu belum diberi kepercayaan untuk membuat keadaan tim menjadi lebih baik (dengan bermain di atas lapangan), setidaknya jangan membuat keadaan menjadi lebih buruk (di luar lapangan)." 

Jawaban Bambang atas pertanyaan mengapa dia tidak marah sering duduk di bangku cadangan pada TSC 2016. Melalui blog pribadinya pada 1 Januari 2017, Bambang Pamungkas mengakui TSC 2016 bukan kompetisi yang cukup bersahabat dengan dirinya. Dia mengakui penampilannya sepanjang 2016 bisa dikatakan kurang baik.

 

9 dari 13 halaman

8. Indonesia Tidak Pernah Kekurangan Talenta Sepak Bola

"Kita tidak pernah kekurangan talenta pesepak bola. Fanatisme suporter kita teramat sangat luar biasa. Potensi bisnis dari sepak bola juga sangat menjanjikan. Serta yang tidak kalah penting, sepak bola terbukti dapat mempersatukan bangsa ini. Hal-hal yang jika kita dapat manfaatkan dan kelola dengan baik, bukan tidak mungkin akan membuat olah raga ini mampu melangkah ke level yang lebih tinggi."

Ditulis Bambang Pamungkas di blognya pada 20 Desember 2016, setelah final Piala AFF 2016. Pada laga final, Timnas Indonesia takluk dari Thailand. 

 

10 dari 13 halaman

9. Sepak Bola Bukan Mi Instan

"Kita selalu bertanya tentang kapan tim nasional kita juara ASEAN, Asia atau bahkan bermain di Piala Dunia. Tanpa pernah mau peduli apakah sistem kompetisi, dan pembinaan usia dini kita sudah baik dan ideal guna menunjang mimpi-mimpi itu. Bangsa kita itu suka segala sesuatu yang instan. Budayanya instan, mienya instan, buburnya juga instan, oleh karena itu suksesnya pun kalau bisa juga dengan cara yang instan. Ini yang salah, ini yang harus diubah, dan ini yang harus segera kita perbaiki."

Ditulis di blog pribadinya pada 10 November 2016. Bambang Pamungkas menulis tentang cara memperbaiki persepakbolaan Indonesia secara total.

11 dari 13 halaman

10. Jangan Membuat Tuhan Marah

"Yang berdosa itu ketika kita berhenti berusaha dengan sekuat tenaga untuk mencoba jadi pemenang. Dan itu akan membuat Tuhan marah."

Ditulis di blog pribadinya pada 7 Agustus 2016, ketika Persija Jakarta tengah terpuruk. Persija saat itu baru mengganti sang pelatih, Paulo Camargo, dengan caretaker, Jan Saragih. 

 

12 dari 13 halaman

11. Tiga Musuh Terbesar Atlet

"Tidak ada hal yang lebih sulit dari menjaga keseimbangan antara popularitas, profesionalisme dan kenyamanan hidup."

Bambang Pamungkas bicara tentang tiga musuh terbesar atlet. Ditulis di blog pribadinya pada 19 Oktober 2014, atau beberapa hari setelah Evan Dimas dan kawan-kawan Timnas Indonesia U-19 tahun berhasil menekuk Korea Selatan, dan memastikan satu tiket ke putaran final Piala Asia U-19.

13 dari 13 halaman

12. Tim Nasional Itu Indonesia

"Tim Nasional itu Indonesia, bukan timnas PSSI atau timnas KPSI. Tim nasional itu Merah-Putih, bukan timnas biru atau timnas kuning. Dan tim nasional itu bukan milik Djohar Arifin atau milik La Nyalla, melainkan milik seluruh rakyat Indonesia.."

Ditulis di blog pribadinya pada 4 November 2019. Dia mengomentari dualisme di PSSI yang juga berimbas ke tim nasional. 

Video Populer

Foto Populer