Sukses


Persijatim Solo FC, The Dream Team yang Numpang Mampir di Kota Bengawan

Bola.com, Solo - Kota Solo masuk ke dalam peta penting sejarah bola Indonesia. Selain punya Persis Solo yang legendaris karena lahir sebelum PSSI berdiri, sejumlah klub pernah singgah di kota Bengawan.

Tiga tim asal Jakarta tercatat sempat bermarkas di kota asal Presiden Joko Widodo ini. Setelah Arseto dan Pelita, ada juga klub dari Jakarta yakni Persijatim Solo FC yang pernah bermarkas di Kota Bengawan pada 2002.

Persatuan sepak bola Jakarta Timur yang bermarkas di Stadion Bea Cukai, Rawamangun, Jakarta Timur, memutuskan berpindah markas ke Solo pada 2020. Persijatim hijrah ke Kota Bengawan setelah Pelita Solo angkat kaki ke Cilegon menjadi Pelita Krakatau Steel.

Kala itu, Stadion Manahan yang 'nganggur' karena Persis masih berkutat di Divisi 1, dimanfaatkan oleh Persijatim. Pemilik klub, GH Sutejo, yang didampingi Mohammad Zein (sekjen PSSI saat itu), memutuskan hijrah ke Solo.

Keputusan Persijatim boyongan ke Solo juga cukup tepat. Di daerah asalnya Jakarta, klub tersebut kalah mentereng dibandingkan Macan Kemayoran Persija Jakarta. Meskipun satu kasta, Persijatim seperti anak tiri ketimbang Persija yang lebih diperhatikan.

Masyarakat Solo ternyata sangat antusias dan dengan mudah menerima kehadiran Persijatim. Itu diperkuat dengan kerinduan warga Kota Batik akan tontonan tim besar sepeninggal Arseto.

Kemudian lahirlah nama Persijatim Solo FC untuk mengarungi kompetisi Divisi Utama (kasta tertinggi Liga Indonesia) saat itu. Kelompok suporter Pasoepati yang ditinggal Pelita, juga total dalam mendukung kiprah Persijatim Solo FC.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 4 halaman

The Dream Team

Pada tahun pertama bermarkas di Solo, skuat Persijatim Solo FC cukup kuat dan menjadi kuda hitam. Bahkan tim yang punya nama lain Solo FC tersebut dijuluki The Dream Team.

Saat itu, Persijatim Solo FC dihuni deretan pemain berpengalaman, seperti kiper Wawan Dharmawan, bek Ismed Sofyan, Leo Soputan, Harry Salisbury, Tony Sucipto, dan Maman Abdurahman.

Lini tengah Persijatim Solo FC diperkuat Eka Ramdani, Haryanto Prasetyo, serta Akyar Ilyas. Untuk lini serang, ada Mardiansyah, Rudi Widodo, dan Indriyanto Nugroho. Sementara pemain asingnya ada Ayock Luis Berty dan gelandang flamboyan asal Chile, Alejandro Enrique Pardo.

Pada musim kedua, skuat Persijatim Solo FC mengalami perubahan cukup besar. Selain menggaet kiper Ferry Rotinsulu, masuk juga striker berdarah Nigeria yang sekarang menjadi pemain besar di Indonesia, yakni Greg Nwokolo. Persijatim Solo FC merupakan tim pertama Greg Nwokolo berkarier di Indonesia.

 

3 dari 4 halaman

Lahirnya Sriwijaya FC

Sayangnya, perjalanan Persijatim Solo FC di Kota Bengawan hanya bertahan dua tahun. Setelah berakhirnya musim 2004, Persijatim Solo FC ikut angkat kaki dan pindah ke Palembang, Sumatra Selatan.

Seiring klub asli Persis Solo mulai mendapat dukungan dari pemerintah kota untuk bangkit, membuat Persijatim Solo FC memilih pindah ke kota Pempek. Kemudian lahirlah tim Sriwijaya FC yang langung mendulang prestasi gemilang beberapa tahun berikutnya.

seperti saudaranya dari Jakarta yakni Pelita, Persijatim hanya mampir di Kota Solo. Kedua tim sama-sama hanya mampu bertahan dua musim menghuni Stadion Manahan.

 

4 dari 4 halaman

Deretan Pemain Bintang

Bertahan selama dua musim, Persijatim Solo FC banyak melahirkan pemain-pemain muda berbakat hingga mendapat julukan The Young Guns. 

Bola.com merangkum sejumlah pemain bintang yang pernah berkostum Persijatim Solo FC pada periode 2002 hingga 2004.

1. Ferry Rotinsulu

Persijatim Solo FC melihat bakatnya dari tim Persipal Palu, dan memboyongnya ke Solo. Sebagai penjaga gawang muda, Ferry bergantian dengan nama penjaga gawang yang lebih senior seperti Sopian Hadi dan Budiman Buswir.

Ia tetap setia bersama Persijatim Solo FC termasuk saat pindah menjadi Sriwijaya FC. Prestasi tertingginya adalah mengantarkan Sriwijaya FC menjuarai ISL dan Piala Indonesia. Ferry Rotinsulu juga sempat menjadi kiper utama di Timnas Indonesia.

2. Ismed Sofyan

Pria asal Aceh ini telah menjadi pemain paling loyal di Persija Jakarta. Namun di awal kariernya, Ismed adalah pilar utama Persijatim Solo FC. Posisinya di bek sayap kanan sulit tergantikan.

Hingga akhirnya Persija yang beruntung mendapatkannya setelah Persijatim Solo FC berganti nama menjadi Sriwijaya FC. Ismed juga menjadi langganan di Timnas Indonesia. Sekarang dia masih loyal membela Macan Kemayoran.

3. Maman Abdurahman

Seperti halnya Ismed Sofyan, Maman Abdurahman mengikuti jejak seniornya hingga sekarang di Persija. Potensi besarnya sudah terlihat saat membela Persijatim Solo FC.

Maman menjadi palang pintu pertahanan yang tangguh saat itu bersama Leo Soputan. Penampilannya yang dikenal garang dan lugas menghalau serangan lawan, menjadikannya sebagai bek kuat.

4. Eka Ramdani

Saat masih di Persijatim Solo FC, Eka Ramdani berbagi peran dengan gelandang seperti Imam Riyadi dan Akhyar Iliyas. Pengalaman dua musim berseragam Persijatim Solo FC, Eka Ramdani menjelma sebagai gelandang penuh potensi dan menjadi pemain besar di Persib.

Punya peran gelandang jangkar, Eka cukup vital sebagai pengatur tempo permainan. Eka Ramdani juga sering menjadi andalan bersama Timnas Indonesia.

5. Greg Nwokolo

Menjadi pemain paling mentereng jebolan skuat Persijatim Solo FC. Klub yang sekaligus menjadi rumah pertama Greg Nwokolo saat datang ke Indonesia. Ia bergabung dengan ketika usianya masih 17 tahun.

Kemampuan Greg Nwokolo terus terasah saat menjadikan Persijatim Solo FC sebagai batu loncatan. Kemudian namanya semakin melambung bersama Persis Solo.

Greg menjadi pemain besar setelah bermain di tim seperti PSIS Semarang, Arema, Persija, hingga sekarang bersama Madura United. Greg juga menjadi pilar penting untuk Timnas Indonesia usai dinaturalisasi menjadi WNI. 

Video Populer

Foto Populer