Sukses


4 Hal Unik yang Hanya Ada di Sepak Bola Indonesia: Menonton Laga dari Kuburan hingga Gonta-Ganti Nama

Bola.com, Jakarta - Sepak bola di Indonesia memiliki berbagai kisah dan momen yang unik. Beberapa peristiwa yang terjadi pada kompetisi bal-balan di Tanah Air kemungkinan sulit terjadi di negara lain.

Satu di antara cerita menarik yang terjadi adalah jadwal pertandingan yang tak menentu. Meski telah disusun rapi pada awal musim, jadwal bisa berubah sewaktu-waktu.

Di Liga 1 musim lalu contohnya. Jadwal pertandingan bisa diubah beberapa hari jelang kick-off, karena berbenturan dengan pilkada ataupun pertandingan Timnas Indonesia.

Alhasil, klub menjadi pihak yang dirugikan. Pasalnya, tim-tim di Liga 1 harus menjalani tiga pertandingan dalam sepekan, dengan jarak tampuh antara satu lokasi ke lokasi lainnya berjauhan.

Selain itu, fenomena turnamen anarkampung juga menjadi hal unik yang terjadi di sepak bola Indonesia. Penonton bisa sangat dekat dengan pemain, karena menyaksikan laga dari pinggir lapangan, serta ada juga yang menonton dari area pemakaman.

Berikut ini empat hal-hal unik yang kemungkinan hanya bisa ditemui di sepak bola Indonesia.

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini

2 dari 5 halaman

Laga Dipindah karena Pilkades? Tentu Saja Sangat Mungkin

Laga dipindah karena stadion sedang direnovasi bukan hal yang aneh. Tapi, ada yang unik ketika pertandingan Liga 1 2019 antara Persib Bandung melawan Persija Jakarta terpaksa digelar di Stadion Kapten I Wayang Dipta, Gianyar, Bali.

Pertandingan tersebut harusnya digelar di Bandung karena Persib bertindak sebagai tuan rumah. Jika sesuai rencana, laga tersebut dihelat di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, pada 28 Oktober 2019.

Namun, pihak kepolisian tak memberikan izin pertandingan pada hari itu. Alasannya pada 27 dan 28 Oktober ada perhelatan Pilkades Serentak di Kabupaten Bandung. Alhasil, polisi fokus mengamankan agenda politik tersebut.

Daripada terus diundur, laga Persib kontra Persija akhirnya dipindah ke Bali. Laga tersebut dimenangi Persib Bandung dengan skor 2-0 pada lanjutan Shopee Liga 1 2019.

Apakah ada di belahan lain dunia alasan penundaan seperti itu? Hmm...sepertinya tidak.

3 dari 5 halaman

Laga Ditunda, Besoknya Bisa Ditonton Gratis

Pernah menemukan di sepak bola Indonesia pertandingan yang seharusnya digelar sore atau malam tiba-tiba harus ditunda? Biasanya penundaan diambil karena kondisi cuaca, seperti hujan lebat yang membuat lapangan di stadion tergenang.

Kejadian seperti itu sering terjadi di sepak bola Indonesia karena banyak stadion Indonesia yang belum punya sistem drainase yang bagus. Alhasil, ketika hujan terus menerus lapangan akhirnya banjir.

Jika terjadi seperti itu, permainan menjadi tidak maksimal karena bola sulit bergulir. Wasit terkadang dengan terpaksa harus menghentikan pertandingan.

Dalam beberapa kejadian, panpel akan memutuskan pertandingan tunda atau lanjutan akan digelar keesokan harinya, tentu terbuka untuk umum dan gratis.

Pertandingan biasanya digelar pukul 07.00 atau 08.00 pagi. Pernah mengalami momen seperti itu? Lumayan kan bisa nonton pertandingan gratis, walaupun kadang terpaksa harus bolos sekolah atau terlambat sampai di kantor.

4 dari 5 halaman

Klub Gonta-Ganti Nama? Sudah Biasa

Nama menjadi identitas penting bagi klub. Nama klub biasanya bertahan selama bertahun-tahun bahkan bisa mencapai satu abad lebih. Jarang klub-klub dunia yang hobi gonta-ganti nama.

Namun, gonta-ganti nama klub bukan hal aneh di sepak bola Indonesia. Alasannya juga bermacam-macam, misalnya pembelian klub, pindah kandang, akuisisi, atau merger antarklub.

Salah satu contoh yang terbaru adalah PS Tira Persikabo. Nama itu dipilih ketika manajemen PS Tira merger dengan Persikabo Bogor. Klub tersebut tampil di Liga 1 2019.

Bagaimana dengan Bali United? Tentu saja dulu namanya bukan itu. Klub itu dulunya bernama Persisam Samarinda. Pada 2014, Persisam Samarinda pindah kandang ke Bali. Mereka juga berganti nama jadi Bali United FC.

Nama Madura United juga masih sangat baru. Awalnya klub tersebut merupakan merger dari Mastrans dengan Bandung Raya, yang namanya menjadi Mastrans Bandung Raya.

Bandung Raya kemudian mengakuisisi Pelita Jaya sehingga bermetamorfosis menjadi Pelita Bandung Raya pada 2012. Kemudian Pelita Bandung Raya merger dengan Persipasi Bekasi, menjelma menjadi Persipasi Bandung Raya pada 2015. Klub tersebut kemudian diakuisisi menjadi Madura United.

Rumit bukan?

5 dari 5 halaman

Menonton Laga dari Kuburan, Lapangan Berubah Jadi Kolam Saat Hujan

Turnamen antarkampung adalah salah satu fenomena unik yang mungkin hanya ada di Indonesia. Salah satu turnamen tarkam menarik yang pernah digelar adalah Plumbon Cup 2015.

Ajang tersebut berlangsung di lereng Gunung Lawu, tepatnya Stadion Mini Plumbon, Tawangmangu, Karanganyar itu. Meski tarkam, atmosfernya seperti kompetisi kompetisi resmi.

Selain adu performa 16 tim yang delapan di antaranya merupakan tim Divisi Utama, ribuan suporter juga berjubel di berbagai sudut stadion. Sebut saja Ultras Curva Sud milik Madiun Putra FC, SPINK (Persipur Purwodadi), Ganster (PSIR Rembang), hingga suporter "tuan rumah" Pasoepati.

Puncak antusiasme masyarakat sejauh ini terjadi saat Persis Solo menghajar klub amatir, AC Bola Cepu, dengan skor 5-1, pada 5 November 2015. Sedikitnya 5.800 lembar tiket terjual yang mayoritas dibeli suporter Pasoepati dengan per lembarnya dibanderol Rp 8000.

Ada beragam cerita menarik di balik turnamen yang berlangsung sejak 30 Oktober lalu. Kontestan Divisi Utama yang kalah dari klub amatir, lapangan jadi kolam saat hujan, hingga puluhan masyarakat yang menyaksikan laga dari area makam.

Warganya terpaksa menonton pertandingan dari kuburan yang terletak di utara lokasi pertandingan karena menghindari gesekan dengan suporter. Beruntung, letak makam berada di atas tebing sehingga pandangan ke lapangan masih terlihat.

Coba di mana ada fenomena penonton menyaksikan pertandingan dari arena makam? Sepertinya benar-benar hanya ada di Indonesia.

Video Populer

Foto Populer