Sukses


Kisah Sial Aji Santoso dan Nilmaizar, Melatih Timnas Indonesia Saat Konflik Dualisme

Bola.com, Jakarta - Hati Aji Santoso pernah sangat berbunga-bunga ketika PSSI memercayai dirinya untuk dua posisi sekaligus, pelatih Timnas Indonesia dan U-23 pada Januari 2012. Bukannya untung, dirinya malah ditimpa kesialan. Pria asal Malang, Jawa Timur itu berada dalam kondisi yang tidak tepat.

PSSI kala itu menunjuk Aji sebagai pengganti Wim Rijsbergen di Timnas Indonesia. Dia diproyeksikan untuk menangani tim berjulukan Skuat Garuda ini pada pertandingan terakhir Pra Piala Dunia 2014 melawan Bahrain pada 29 Februari 2020.

Dalam situasi dualisme federasi serta kompetisi, Aji tidak bisa maksimal memanfaatkan wewenangnya sebagai pelatih. Para pemain yang berasal dari kompetisi tandingan kala itu, Indonesia Super League (ISL) tidak bisa diboyongnya karena ditolak oleh klub.

Alhasil, Timnas Indonesia diperkuat pemain seadanya yang bermaterikan komposisi dari Indonesia Premier League (IPL), kompetisi resmi PSSI ketika itu. Yang terjadi pun setali tiga uang, Skuat Garuda digulung 0-10 oleh Bahrain.

Saat itu, hanya segelintir nama-nama beken yang bermain untuk Timnas Indonesia. Semodel Ferdinand Sinaga, Irfan Bachdim, dan Gunawan Dwi Cahyo. Yang lain, terbilang pemain kelas dua karena tidak banyak pemain berkualitas berkompetisi di ISL.

"Kami benar-benar dikerjai oleh wasit. Namun, saya bangga dengan permainan anak-anak. Mereka sudah menampilkan performa yang bagus," kata Aji berdalih terkait kekalahan memalukan tersebut.

Kekalahan telak itu membuat Aji menjadi bulan-bulanan. Selain itu, Wahyu Wijiastanto selaku bek Timnas Indonesia juga dikritik habis setelah penampilan buruknya pada pertandingan tersebut.

Sial bagi Aji, dia juga menuai kartu merah pada pertandingan tersebut. Alhasil, dia dikenai denda 6.000 franc Swiss atau setara dengan Rp59,7 juta pada kurs saat itu oleh FIFA.

Video

2 dari 4 halaman

Timnas Indonesia Kalah Telak, Aji Santoso Turun

Tidak lama setelah itu, Aji kehilangan pekerjaannya sebagai pelatih Timnas Indonesia. Dia digantikan oleh mantan arsitek Semen Padang, Nilmaizar.

Aji hanya memegang kendali Timnas Indonesia U-23 yang bersiap untuk SEA Games 2013. Sementara Nilmaizar, konsentrasi untuk timnas senior demi menatap Piala AFF 2012.

"Saya sebagai pelatih sangat mendukung dan berharap agar Timnas Indonesia bisa segera terbentuk. Sebelumnya sempat belum jelas siapa pelatihnya, lalu komposisi pemannya. Mudah-mudahan dengan adanya Nilmaizar, keberadaan Timnas Indonesia bisa lebih jelas lagi," imbuh Aji.

Jelang Piala AFF 2012, KPSI membentuk Timnas Indonesia tandingan yang ditangani oleh Alfred Ried. Belakangan, eksistensinya tidak diakui. Kembali bermodalkan materi pemain dari IPL, lantaran perserta ISL menolak untuk melepas pemainnya, Nilmaizar terpaksa harus memutar otak untuk Piala AFF 2020. Dia bahkan harus memasukkan pemain gaek seperti Elie Aiboy.

Untuk menambal skuat Timnas Indonesia, PSSI mendatangkan pemain naturalisasi seperti Raphael Maitimo, Tonnie Cussel, dan Jhon van Beukering, yang sayangnya performanya ternyata di bawah ekspetasi.

"Ini menjadi pertarungan hidup terberat saya. Terjadi dualisme kompetisi dan federasi, hingga yang paling menyedihkan adalah dualisme Timnas Indonesia. Ketika Timnas Indonesia terpuruk dan ditinggalkan para pemain terbaiknya, sudah menjadi tanggung jawab saya untuk berada di sana," ujar Bambang Pamungkas, yang menjadi satu-satunya pemain ISL di tim tersebut, ketika bicara di acara Battle of Life pada April 2016.

"Bagaimana mereka, pengurus sepak bola Indonesia, berani mengatakan demi bangsa dan negara, tapi pemain Timnas Indonesia dilarang bermain untuk negaranya? Sementara di sisi lain, mereka juga berani mengatakan demi bangsa dan negara, tetapi ketika Indonesia kalah mereka bersorak gembira. Persetan dengan mereka semua yang berkata demi bangsa dan negara itu. Saya tidak bisa bekerja sama dengan orang-orang semacam itu," imbuh pemain yang karib disapa Bepe itu.
3 dari 4 halaman

Compang-Camping di Piala AFF 2012

Dampaknya, compang-campingnya skuat Timnas Indonesia berujung kegagalan di Piala AFF 2012. Skuat Garuda hanya bermain imbang 2-2 melawan Laos, menang 1-0 atas Singapura, dan kalah 0-2 dari Malaysia.

Alhasil, Timnas Indonesia tersingkir di babak penyisihan. Nilmaizar pun harus lengser dari jabatannya.

PSSI, pada Januari 2013, mencopot Nilmaizar untuk digantikan oleh Luis Manuel Blanco. Namun, pelatih berusia 50 tahun ini merasa belum menerima Surat Keputusan (SK) dari PSSI.

"Terakhir, PSSI mengeluarkan SK pada Januari 2013, bahwa saya diminta untuk melatih timnas untuk kualifikasi Piala Asia 2015. Kalau saya digantikan, saya minta SK itu dicabut dahulu," imbuh Nilmaizar.

"Kalau memang keputusannya seperti itu, demi Merah Putih dan Timnas Indonesia saya siap tidak menjadi pelatih lagi. Tapi, saya minta dimanusiawikan. Saya meminta PSSI menghormati kontrak yang ada," jelasnya.

4 dari 4 halaman

Skuat Timnas Indonesia 2012

Timnas Indonesia untuk Melawan Bahrain

Kiper: Samsidar, Andi Muhammad Guntur

Belakang: Abdul Rahman, Sulaeman, Diego Michiels, Gunawan Dwi Cahyo, Wahyu Wijiastanto, Hengki Ardilles

Tengah: Rasul Sitaba, Aditya Putra Dewa, Rendi Irwan, Ricky Ohorella, Sigit Meiko, Taufiq, Slamet Nurcahyo

Depan: Abdul Rahman Abanda, Ferdinand Sinaga, Irfan Bachdim, Samsul Arif

Pelatih: Aji Santoso

 

Timnas Indonesia di Piala AFF 2012

Kiper: Wahyu Tri Nugroho, Endra Prasetya

Belakang: Handi Ramdhan, Novan Setyo Sasongko, Nopendi, Fachrudin Aryanto, Wahyu Wijiastanto

Tengah: Raphael Maitimo, Taufiq, Elie Aiboy, Rasyid Bakri, Andik Vermansah, Vendry Mofu, Oktovianus Maniani, Tonnie Cussell

Depan: Samsul Arif, Irfan Bachdim, Bambang Pamungkas, Cornelius Geddy, Rahmat, Jhonny van Beukering

Pelatih: Nilmaizar

Video Populer

Foto Populer