Sukses


Pemain Persis Menagih Tanggung Jawab Manajemen Klub

Bola.com, Solo - Sudah lebih dari satu bulan para pemain Persis Solo belum juga mendapatkan bayaran gaji dari manajemen klub. Penghentian kompetisi akibat pandemi virus corona, membuat klub berjulukan Laskar Sambernyawa mengalami krisis keuangan.

Para penggawa Persis Solo sudah tidak tahan untuk terus diminta menunggu kejelasan. Anak asuh Salahudin itu berang dengan sikap manajemen yang seakan lepas tanggung jawab soal gaji.

Belum lama ini mencuat ke publik, ketika para pemain Laskar Sambernyawa bersuara perihal manajemen musim ini. Terutama mengenai nasib gaji yang belum sepeserpun diterima sejak 12 Maret 2020 lalu.

Bek naturalisasi Persis asal Kamerun, Bruno Casimir, ikut bersuara mengenai kekecewaan terhadap klubnya. Bruno Casimir mengaku sangat kecewa dan sakit hati karena manajemen Persis tidak profesional.

"Saya mewakili seluruh pemain Persis Solo sangat kecewa dan sakit hati dengan manajemen. Sampai hari ini Persis tidak niat memberikan hak para pemain," tutur Bruno Casimir, Selasa (21/4/2020).

Kata Bruno, setiap pemain Persis Solo berhak mendapatkan gaji setiap awal bulan. Hal itu sesuai dengan kesepakatan kontrak yang sudah ditandantangani baik pemain maupun manajemen klub. Nyatanya sudah lebih dari satu bulan, tidak ada kepastian apapun.

"Saya tidak habis pikir, seperti dipermainkan oleh manajemen. Kami sudah penuhi untuk latihan, tapi kami juga butuh makan. Terutama menghidupi keluarga," beber mantan pemain Arema Malang, Sriwijaya FC, dan PSMS Medan itu.

 

Video

2 dari 2 halaman

Membuat Aturan Sendiri

Bruno Casimir menambahkan bahwa sesuai komunikasi terakhirnya dengan manajemen Persis Solo, ia menerima informasi yang rancu. Bahkan Bruno menilai manajemen Persis membuat aturan main sendiri.

PSSI telah menerapkan kebijakan sebagai solusi atas kompetisi yang dinyatakan force majeure, yakni pemberian gaji pemain maksimal 25 persen dari nilai kontrak, selama masa darurat yakni bulan Maret hingga Juni 2020.

Menurut Bruno, manajemen klub Persis telah menganggap skuatnya sudah mendapatkan hak sebesar 25 persen dari nilai kontrak. Bukan 25 persen dari gaji setiap bulan yang seharusnya diterima pemain. Hal tersebut membuat para pemain kecewa berat.

"Manajemen Persis bilang SK PSSI minta bayar maksimal 25% dari nilai kontrak pemain. Artinya kami para pemain tidak mendapat gaji lagi dari Maret sampai Juni," ujarnya.

"Mereka punya aturan sendiri, kenapa tidak bayar gaji pemain sampai Juni. Mereka menganggap pemain-pemain sudah terima gaji lebih dari 25% dari nilai kontrak. Padahal tim-tim lain tetap membayar 25 persen dari gaji," jelas Bruno Casimir.

Tim pujaan Pasoepati dan Surakartans seperti kembang kempis selama musim 2020. Tidak adanya pemasukan membuat finansial klub berantakan. Selain menunggak gaji pemain, Persis juga tidak sanggup memperpanjang sewa mes dan memiliki hutang kepada catering untuk kebutuhan makan para pemain.

Video Populer

Foto Populer