Sukses


Alasan Madura United Tetap Usulkan Shopee Liga 1 2020 Ditiadakan

Bola.com, Bangkalan - PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi telah mengirim surat kepada seluruh klub kontestan Shopee Liga 1 2020 dan Liga 2 2020. Mereka meminta masukan dari klub-klub soal kelanjutan kompetisi musim ini. 

Madura United merespons dengan mengusulkan kompetisi dihentikan sampai akhir musim. Penyebabnya, belum ada kejelasan dan jaminan bahwa pandemi COVID-19 akan segera berakhir.

Direktur Madura United, Haruna Soemitro, menyebut klub-klub bisa mengalami kerugian jika kompetisi tetap berlanjut. Sebab, pemasukan tidak menentu di tengah imbauan pemerintah untuk menjaga jarak fisik.

“Madura United konsisten dengan usulan awal, shutdown (penghentian) 2020 dan restart (mulai kembali) 2021. Status kompetisi dan segala kontrak bisnis ditunda ke 2021. Artinya yang sudah berlaku pada 2020 akan berlaku pada 2021,” kata Haruna kepada Bola.com, Kamis (30/4/2020).

Dari situ, sudah jelas Madura United mengusulkan pertimbangan meniadakan musim 2020. Pernyataan terakhir Haruna merujuk pada ketentuan yang harus diberlakukan dalam musim baru nanti. Kontrak pemain pada musim 2020 bisa juga diberlakukan pada musim 2021 saat kompetisi dimulai lagi di edisi baru.

Usul yang dilontarkan oleh manajemen Laskar Sape Kerap itu sempat memancing reaksi dari berbagai pihak. Maklum, banyak klub lain yang menginginkan Shopee Liga 1 2020 tetap bisa dilanjutkan kembali.

Mau ikuti challenge 5 tahun Bola.com dengan hadiah menarik? Klik Tautan ini.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Opsi Turnamen

Pandemi virus corona yang melanda seluruh dunia memberi dampak buruk bagi seluruh aspek, termasuk jagat sepak bola.

PSSI sebelumnya sempat mengeluarkan kelonggaran bagi klub dengan diperbolehkan membayar minimum 25 persen gaji dari nilai kontrak. 

Di sisi lain, muncul beberapa usul dari berbagai pihak mengenai perlu diadakannya turnamen pengganti bila Shopee Liga 1 2020 dihentikan total. Haruna memiliki pendapat sendiri mengenai hal tersebut.

“Setuju saja, asal jelas semua. Bagaimana status kedaruratan di masing-masing daerah? Bagaimana formatnya? Apa hak-hak dari klub peserta? Dari semua itu, baru klub akan hitung biaya dan keuntungannya seperti apa. Kami membiasakan terbuka terhadap semua hal,” imbuhnya.

   

Video Populer

Foto Populer