Sukses


Cerita Inspiratif Salat Tahajud Ibunda yang Antar Muhammad Ridho Jadi Kiper Timnas Indonesia

Bola.com, Jakarta - Karier Muhammad Ridho di peredaran elite sepak bola Indonesia terhitung terlambat. Ia banyak menghabiskan kariernya di klub kecil sebelum akhirnya mentas sebagai kiper Timnas Indonesia.

Penjaga gawang asal Pekalongan berusia 27 tahun tersebut menghabiskan sebagian kariernya di klub kurang terkenal macam Persip Pekalongan dan Persekabpur Purworejo, PS Bangka sebelum akhirnya dapat kesempatan membela klub kasta elite Borneo FC pada musim 2017 lalu.

Di Borneo FC kariernya melesat hingga akhirnya menjalani debut pertamanya untuk Timnas Indonesia dalam laga melawan Hong Kong pada tanggal 16 Oktober 2018 silam.

"Saya sempat frustrasi juga karier enggak naik-naik. Hanya berpindah dari klub kecil ke klub kecil lainnya. Kadang bertanya dalam hati, kapan ya saya bisa jadi kiper Timnas Indonesia? Mimpi membela negara saya pupuk sejak usia remaja," kata Ridho yang kini bermain di Madura United.

Muhammad Ridho menyebut ibundanya amat berjaya terhadap kariernya.

"Beliau sejak saya main di sepak bola level kampung selalu mendampingi. Tiap pagi ia selalu mengantar saya latihan. Ibu ingin saya jadi pemain sepak bola yang sukses. Melihat kepeduliannya saya pun jadi bersemangat dan terus bekerja keras. Saya punya tekad untuk membuktikan suatu saat bisa jadi kiper top," kata sang pemain dalam acara Grebek Rumah ANTV Sports belum lama ini.

Ada satu hal yang membuat Ridho terhenyuh. "Ibu saya setiap hari rajin salat tahajud, meminta kelancaran karier sepak bola sang anak. Dia melakukannya dengan tekun," tutur kiper kelahiran 21 Agustus 1992 tersebut.

 

 

Video

2 dari 2 halaman

Tak Mau Besar Kepala

Menurut Muhammad Ridho, doa sang ibunda yang mengantarnya seperti sekarang ini. "Tanpa doa ibu saya mungkin saya tidak bisa sekarang ini. Allah SWT menurunkan berkah lewat doa ibu saya yang tulus," ungkapnya.

Ridho mengaku sampai saat ini sering termenung, mengingat perjalanan hidupnya yang keras di masa lalu. "Terutama saat saya sedang hendak masuk lapangan stadion sebelum pertandingan. Saya mendadak bengong dan berkata dalam hati: bisa juga saya jadi kiper terkenal."

Karena sadar perjuangannya penuh liku, Muhammad Ridho tak ingin sombong atau besar kepala. "Saya tidak boleh terlena dan harus terus kerja keras. Persaingan di dunia sepak bola nasional amat keras, saya harus bisa bertahan," ujar sang pemain.

Ia mengaku pada awalnya sempat shock dengan kritikan suporter. "Namanya suporter, pasti mereka ingin melihat timnya menang. Saat kalah, ya pasti mereka kecewa dan meluapkannya dengan cacian. Saya pun coba bersabar, tak terlalu memasukkannya ke dalam hati," kata Ridho.

Video Populer

Foto Populer