Sukses


Banjir Pemain Naturalisasi di Pentas Liga 1, Akal-akalan Klub Dibalut Idealisme Timnas Indonesia

Bola.com, Jakarta - Pemain-pemain naturalisasi membanjiri Shopee Liga 1 2020. Pro dan kontra bermunculan dengan langkah bypass, yang digeber klub-klub kontestan kasta elite. Faktanya, pemain impor berpaspor WNI tak kesemuanya terpakai di Timnas Indonesia.

Sama seperti edisi sebelumnya, PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai operator Liga Indonesia memberlakukan peraturan empat pemain asing. Komposisinya, minimal ada satu pemain dari regional Asia.

Peraturan seperti itu jamak dilakukan oleh liga-liga di Eropa. Serie A dan La Liga misalnya, turut membatasi pemain non-Uni Eropa. Untuk kasus dual citizenship atau kewarganegaraan ganda, operator liga biasanya akan berpatokan pada timnas apa yang pemain tersebut bela.

Kepentingan PT LIB dalam membatasi pemain asing juga sebetulnya layak diapresiasi. Mengenai kuantitas pemain asing yang diperbolehkan membela sebuah klub memang penah berganti. Namun, tujuannya tetap sama, yakni agar pemain asli Indonesia bisa lebih berkembang demi satu gol: prestasi Timnas Indonesia.

Ada pun peraturan tersebut memang tidak ada kaitannya secara langsung dengan program naturalisasi yang dicanangkan PSSI. Namun tetap berpengaruh pada kebijakan dan rencana klub dalam membangun tim guna bersaing di kompetisi liga.

Naturalisasi merupakan langkah PSSI meningkatkan prestasi Timnas Indonesia secara instan. Bisa dibilang, program naturalisasi pemain hanyalah solusi jangka pendek yang membuktikan bahwa pembinaan jangka panjang timnas mentok di situ-situ saja.

Persoalan yang kemudian mengemuka yakni pasca rencana jangka pendek itu berakhir. Pemain naturalisasi yang kemudian menetapkan kariernya di Liga Indonesia bisa menjadi aset penting buat klub. Anggapannya, pemain asing dinilai lebih berkualitas ketimbang pemain lokal, penilaian yang tentunya subjektif.

Kembali pada kaitannya dengan kompetisi liga, dalam konteks ini Liga 1 2020, komposisi pemain antara asing dengan asli Indonesia menjadi tidak ketara ketika sebuah klub menimbun pemain naturalisasi. Ini menimbulkan polemik tersendiri karena pada akhirnya, gol yang ingin diciptakan PT LIB justru mengalami 'cedera'.

Video

2 dari 4 halaman

Kritikan ke Persib

Djadjang Nurdjaman sempat menyinggung banyaknya pemain naturalisasi dalam skuat Persib Bandung. Ini diutarakannya ketika Barito Putera melakukan uji tanding awal Februari silam.

"Tahun ini banyak klub yang serius mempersiapkan diri dalam belanja pemain. Persib misalnya, banyak sekali pemain naturalisasi. Jadi menurut saya, mereka bakal menjadi pesaing terkuat dalam perebutan juara Liga 1 musim ini," kata pelatih yang akrab disapa Djanur itu.

Persib menjadi peserta Shopee Liga 1 2020 dengan jumlah pemain naturalisasi terbanyak. Musim ini, tim berjulukan Maung Bandung itu memiliki empat pemain asing berstatus naturalisasi. Mereka adalah Esteban Vizcarra, Kim Jeffrey Kurniawan, Fabiano Beltrame, dan Victor Igbonefo.

Sementara itu, empat pemain asing yang dimiliki Persib adalah Geoffrey Castillion, Wander Luiz, Omid Nazari, dan Nick Kuipers. Ini membuat Persib seperti memiliki empat pemain asing dalam satu tim.

Menariknya, pelatih Robert Rene Alberts seakan tak mau ambil pusing dengan predikat itu. Menurutnya, polemik pemain naturalisasi tek perlu dibesar-besarkan. Ia juga menyebut kalau makin banyak pemain naturalisasi maka makin bagus.

"Tentunya bagus memiliki pemain naturalisasi. Saya tidak melihat adanya masalah. Fabiano Beltrame misalnya, buat saya prinsipnya dia sama seperti pemain lokal karena sudah lama hidup di sini. Begitu pun Esteban Vizacara dan Victor Igbonefo," ucap Rene Alberts.

3 dari 4 halaman

Uzur dan Tak Terpakai di Timnas Indonesia

Setiap pemain tentu memiliki hak untuk mengucap janji setia memberikan yang terbaik buat negara Indonesia. Mungkin buat sebagian orang, terselip secuil kebanggaan ketika mengetahui ada pemain asing yang mau membela Timnas Indonesia.

Di sisi lain, naturalisasi sebetulnya tidak terjadi baru-baru ini saja. Boelard van Tuyl, Pieterseen, Van der Berg, Pesch, dan Arnold van der Vin merupakan pemain-pemain naturalisasi pertama yang ada saat PSSI masih berusia seumur jagung.

Mengenai apa motivasi mereka bersedia di-Indonesia-kan pasti lah tidak bisa dipastikan. Bisa jadi karena benar-benar mencintai Tanah Air, atau alasan lain, tergantung kondisi saat itu.

Program naturalisasi muncul lagi pada awal di tahun 2010. Nurdin Halid, Ketua Umum PSSI saat itu mengambil langkah melobi pemerintah untuk memberi paspor Garuda ke pemain asing demi mengerek prestasi Timnas Indonesia.

Cristian Gonzales menjadi awal arus deras program naturalisasi pemain di era NH dan berlanjut hingga kini. Penyerang asing berdarah Uruguay disumpah menjadi WNI pada 3 November 2010. Kepentingan instannya, yakni membela Timnas Indonesia pada AFF 2010.

Setelah Gonzales menjadi Warga Negara Indonesia (WNI), berbondong-bondong pemain lain yang ikut-ikutan tren ini. Raphael Maitimo, Sergio van Dijk, Tonnie Cussel, Stefano Lilipaly, Bio Paulin, Greg Nwokolo, Victor Igbonefo, Diego Michiels, Johnny van Beukering, Esteban Vizcarra, Guy Junior, Kim Jeffrey Kurniawan, Ruben Wuarbanaran, dan Ezra Walian.

Ngenesnya, dari deretan nama pemain-pemain di atas hanya sedikit di antaranya berkarier panjang di Tim Merah-Putih. Mayoritas di antaranya berkarier di level klub. Makin ke sini PSSI tak mengontrol ketat pola naturalisasi. Klub bisa jalan sendiri ke Kemenhan untuk mengajukan perubahan status kewarganegaraan pemainnya, hanya berbekal surat rekomendasi dari federasi yang sejatinya tak benar-benar mendesak kebutuhannya.

Satu yang terbaru, adalah Bruno Casimir, akhirnya menjadi Warga Negara Indonesia dan bisa didaftarkan sebagai pemain Persis Solo di Liga 2. Seperti diketahui, kompetisi Liga 2 tidak memiliki kuota pemain asing.

Ironisnya, kebanyakan pemain naturalisasi sudah berusia uzur. Otavio Dutra, Silvio Escobar, Herman Dzumafo, dan Fabiano Beltrame semua sudah berusia di atas 33 tahun. Artinya mereka sudah melewati peak performance.

Ini memunculkan prasangka bahwa mereka tidak serta merta nasionalis. Ada kepentingan lain yang sangat mungkin memotivasi banyak pemain asing yang memilih untuk menjadi WNI.

Ketatnya persaingan pemain asing yang ada di usia produktif membuat naturalisasi adalah salah satu jalan terbaik untuk tetap bisa berkarier di Indonesia. Dengan begini, mereka tak perlu khawatir tidak menjadi pemain asing pilihan sebuah klub atau seorang pelatih.

Mengenai hal ini, klub pun sebetulnya diuntungkan. Jika ini terus terjadi, akan ada kecenderungan klub melakukan upaya naturalisasi terhadap pemain asing yang mereka miliki agar tetap bisa mendapatkan pemain asing lainnya.

4 dari 4 halaman

Sebaran Pemain Naturalisasi

  • Bali United: Stefano Lilipaly, Ilika Spasojevic
  • Bhayangkara FC: Herman Dzumafo
  • Persija Jakarta: Otavio Dutra
  • Madura United: Greg Nwokolo, Beto Goncalves
  • Tira Persikabo: Silvio Escobar
  • PSM Makassar: Ezra Walian, Osas Saha
  • Persebaya: Zoubairou Garba
  • Persib Bandung: Esteban Vizcarra, Kim Jeffrey Kurniawan, Fabiano Beltrame, dan Victor Igbonefo.
  • Borneo FC: Kevin Gomes, Diego Michiels, Guy Junior
  • Barito Putera: O.K. John
  • Persik Kediri: Doe Sackie Teah

Video Populer

Foto Populer