Sukses


3 Kerugian Klub Andai Kompetisi Liga 1 2020 Berlanjut

Bola.com, Jakarta - PSSI menggulirkan wacana untuk melanjutkan kompetisi Liga 1 2020. Keputusan tersebut cukup berani karena pandemi virus corona di Indonesia belum benar-benar mereda.

Keputusan itu diambil PSSI demi menyelamatkan citra Indonesia di mata internasional. PSSI berdalih, kembali menggulirkan Liga 1 2020 menjadi bukti Indonesia siap untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021.

Padahal, sejatinya keputusan tersebut terlalu berani mengingat belum ada penurunan angka kasus virus corona di Indonesia. Per Rabu (10/6/2020) saja terdapat penambahan 1.042 kasus positif baru di Indonesia.

Itu menjadi bukti Indonesia belum selesai berperang dengan pandemi virus corona. Memang PSSI menggulirkan ide untuk melanjutkan kompetisi mulai September atau Oktober 2020.

Artinya masih ada tiga bulan yang harus dilalui. Namun, tak ada yang bisa memastikan situasi Indonesia dalam tiga bulan ke depan.

Penerapan New Normal dalam sepak bola juga bakal menghadirkan nuansa baru dalam sepak bola. Selain itu, klub-klub Indonesia juga harus menanggung sejumlah kerugian imbas dari penerapan tatanan kelaziman baru itu.

Lantas, apa saja kerugian yang harus ditanggung oleh klub Indonesia jika Liga 1 2020 kembali bergulir dengan penerapan New Normal?

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 4 halaman

Kehilangan Pemasukan Tiket

Penjualan tiket menjadi pemasukan yang besar buat klub Liga 1 2020. Apalagi ketika mereka menggelar laga kandang yang sudah hampir pasti dipenuhi kehadiran suporter.

Namun, sumber pemasukan dari tiket bakal sirna jika Liga 1 2020 kembali digelar. Kemungkinan besar laga akan digelar tertutup tanpa kehadiran penonton.

Hal itu dilakukan untuk meminimalisir penularan virus corona di dalam stadion. Situasi New Normal dalam sepak bola seperti ini tentu saja akan merugikan klub yang ada di Indonesia.

3 dari 4 halaman

Biaya Akomodasi Meningkat

Rencana PSSI yang ingin menggelar Liga 1 2020 secara terpusat tentu bakal membuat biaya akomodasi meningkat. Apalagi klub-klub yang berasal dari luar Pulau Jawa.

Mereka tentu saja harus bertahan di satu hotel untuk waktu yang lama sampai akhir musim. Tentu saja hal ini akan meningkatkan biaya akomodasi.

Selain itu, tim yang berasal dari luar Pulau Jawa tentu harus mencari lapangan untuk berlatih. Mereka juga dibebani biaya sewa lapangan yang tak murah.

4 dari 4 halaman

Dana Protokol Kesehatan

PSSI berencana untuk memberlakukan protokol kesehatan yang ketat jika Liga 1 2020 digelar kembali. Hal ini tentu saja membutuhkan biaya yang tak sedikit.

Contohnya adalah menggelar rapid test untuk para pemain, pelatih, dan ofisial sebelum pertandingan. Beban biaya rapid test memang belum diketahui sampai saat ini, apakah akan ditanggung operator atau fedarasi, atau malah klub yang menanggungnya.

Namun, jika dibebani kepada klub tentu saja membutuhkan dana yang besar. Adapun biaya rapid test berkisar di angka Rp400 ribu. Artinya jika satu tim minimal dihuni 20 orang yang terdiri dari pemain, pelatih, dan offisial maka biaya yang dibutuhkan adalah Rp8 juta untuk sekali rapid test.

Video Populer

Foto Populer