Sukses


Kala Evan Dimas Cerita Memakai Sepatu Harga Rp15 Ribu dan Kiat Jaga Konsistensi Penampilan

Bola.com, Makassar - Sosok Evan Dimas menjadi buah bibir publik sepak bola Indonesia ketika bersama Timnas Indonesia U-19 meraih trofi juara Piala AFF U-19 2013. Setelah itu, Evan dan kawan-kawan pun digadang-gadang mampu mengangkat prestasi skuat Merah Putih di pentas internasional ketika masuk di level senior. Tapi, sejauh ini asa itu belum terwujud. Malah karier mayoritas pemain pilar Timnas U-19 saat itu terkesan stagnan atau menurun di level lebih tinggi.

Evan Dimas termasuk pemain yang beruntung bisa tetap bertahan ketika masuk dalam level senior. Bersama Bhayangkara FC, Evan meraih gelar trofi juara pertamanya di Liga Indonesia pada 2017.

Selepas dari Bhayangkara, Evan sempat bermain di Liga Malaysia bersama Selangor FA. Semusim di negeri jiran, Evan kembali ke Indonesia dengan memperkuat Barito Putera. Kini di Liga 1 2020, ia berkostum Persija.

Pada channel youtube Persija, Evan berbagi pengalaman kepada gelandang muda Macan Kemayoran yang memperkuat tim U-16, U-18 dan U-20. Evan mengawalinya dengan berbagi cerita pertama kali mengenal sepak bola. Menurut Evan, ketika masih SD, bermain sepak bola hanya untuk senang-senang saja.

"Baru setelah masuk SSB Mitra Surabaya, saya mulai menyukai sepak bola. Saya bertekad ingin mengangkat derajat keluarga dari sepak bola," ujar Evan.

Evan mengungkap kenangan pahit namun berkesan saat menimba ilmu di Mitra Surabaya. Saat itu, ekonomi keluarga tergolong kurang mampu, ayahnya, Condro Permono hanya bisa membeli sepatu bola berharga Rp15 ribu. Itu pun kebesaran sehingga Evan menyumpelnya dengan kain.

"Tempat latihannya pun jaraknya jauh dari rumah. Jadi, kadang timbul juga rasa malas. Tapi, bapak selalu mengingkatkan impian saya bersama sepak bola," ungkap Evan Dimas.

Impian besar ini pula yang membuat mental tak mau kalah melekat dalam diri Evan. Ketika di SSB, Evan hanya berlatih tiga kali dalam sepekan, Evan pun berinsiatif menambah porsi latihannya sendiri dengan melakukan jogging dan cross country.

"Saya berprinsip harus tampil lebih baik dan menonjol dibandingkan pemain lain," tegas Evan Dimas.

Berkat kerja keras yang menunjang bakatnya, perjalanan karier Evan Dimas di level junior terbilang mulus. Tak lama berlatih di Mitra Surabaya, ia terpilih memperkuat Persebaya junior dan selanjutnya menembus skuat timnas U-16 dan kemudian timnas U-19.

Video

2 dari 2 halaman

Kiat Jaga Penampilan

Pada kesempatan itu, Evan Dimas juga berbagi kiat menjaga penampilan agar tetap konsisten. Terutama bermain sebagai gelandang. Menurutnya, seorang gelandang harus berpikir cepat.

"Dengan sudut pandang yang lebih luas, kita bisa tahu kapan harus melakukan passing, dribling, dan mencari posisi yang pas," terang Evan.

Dengan hal diatas, kerja gelandang lebih ringan. Terutama menghadapi lawan yang memiliki postur yang lebih besar dan tinggi. "Kita juga bisa terhindar dari cedera karena selalu bergerak dan berpkir cepat," tambahnya.

Evan juga menyarankan kepada para pemain muda Persija agar tetap memperhatikan pendidikan. Dulu, lanjut Evan, ia menjadikan pendidikan nomor dua dibandingkan sepak bola. Tapi, ketika ia melakukan trial di Spanyol, ia sadar bahwa pendidikan juga penting.

"Saat di Spanyol, saya kesulitan berkomunikasi karena tidak bisa berbahasa Inggris," terang Evan.

Apalagi, di era sekarang menempuh pendidikan lebih mudah. "Sekarang sudah ada perkuliahan lewat daring, itu yang saya lakukan saat sibuk berkompetisi. Kalau libur kompetisi, saya menyempatkan diri ke kampus," terang Evan yang mengejar gelar sarjana administrasi negara di Universitas Unitomo Surabaya itu.

Video Populer

Foto Populer