Sukses


3 Pemain Indonesia yang Pernah Berkarier di Amerika Selatan: Nasib dan Jalan yang Berbeda

Bola.com, Jakarta - Belakangan ada nama Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman yang menjadi pesepak bola asal Indonesia yang mencoba peruntungan di luar negeri. Seperti halnya kebanyakan pemain lain, Egy dan Witan memilih Eropa sebagai pelabuhan untuk memulai karier di Eropa. Namun, ada pula pemain yang pernah menjajal peruntungan hingga ke Amerika Selatan.

Egy Maulana Vikri yang kini bermain untuk Lechia Gdansk di Polandia dan Witan Sulaeman yang berkarier bersama FK Radnik Surdulica di Serbia menjadi contoh terkini dari pemain Indonesia yang mencoba untuk berkarier di luar negeri. Tak tanggung-tanggung, Eropa yang jadi pusat perhatian sepak bola dunia pun mereka datangi.

Namun, bicara soal Eropa, Egy dan Witan tentu bukan pemain pertama yang merasakan hal tersebut. Sejumlah pemain yang sempat tergabung dalam PSSI Primavera, seperti Kurniawan Dwi Yulianto, Kurnia Sandy, dan Bima Sakti pun pernah merasakan berkarier bersama klub Eropa.

Setelah berkarier bersama Sampdoria di level Primavera, Kurniawan sempat bergabung bersama klub Swiss, FC Luzern. Sementara itu, Bima Sakti sempat merasakan berkarier di Swedia bersama Helsingborg. Selain itu, juga ada Bambang Pamungkas yang pernah dipinjam klub Belanda, NHC Norad, dari Persija di awal kariernya.

Sejumlah pemain yang jauh lebih muda dari mereka pun sempat merasakan trial, berlatih, maupun dikontrak klub Erpa. Sebut saja nama seperti Evan Dimas, Arthur Iriawan, Alfin Tuasalamony, Syahrian Abimanyu, dan masih banyak lagi. Namun, saat ini Egy dan Witan adalah nama terbaik yang menjajal peruntungan di tanah Eropa.

Pesepak bola Indonesia tak melulu melihat Eropa sebagai arena untuk berlatih dan belajar demi kelanjutan karier. Sejumlah pemain pernah merasakan kesempatan berlatih di Amerika Selatan. Program SAD Uruguay membawa banyak pemain Indonesia ke sana, sebut saja Syamsir Alam, Hansamu Yama Pranata, Yanto Basna, dan Septian David Maulana.

Namun, dari antara begitu banyak pemain Indonesia yang mendapatkan kesempatan untuk menjajal kiprah di dunia sepak bola Amerika Selatan, ada tiga pemain yang benar-benar sempat mendapatkan kontrak dari klub profesional di sana. Siapa saja mereka? Bagaimana kiprah mereka saat ini?

Video

2 dari 4 halaman

Jajang Mulyana

Jajang Mulyana merpakan pemain jebolan Diklat Persib Bandung pada 2006. Ia kemudian bergabung bersama Pelita Jaya sebagai klub profesional pertamanya pada 2007.

Ketika baru bergabung bersama Pelita Jaya, Jajang Mulyana mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman dan jam terbang yang luar biasa dengan berkarier di Brasil. Pelita Jaya meminjamkan Jajang Mulyana ke Boavista, klub sepak bola di Rio de Janeiro, Brasil.

Namun, hanya semusim bermain di Boavista dan mendapatkan kesempatan tampil dalam 8 pertandingan dengan mencetak satu gol, pemain yang memang mengawali karier sebagai seorang striker itu kemudian pulang ke Indonesia dan bergabung bersama Sriwijaya FC sebagai pemain pinjaman dari Pelita Jaya.

Setelah itu, Jajang Mulyana berkarier bersama Mitra Kukar dan mendapatkan pengalaman yang berbeda dengan menjadi seorang bek tengah. Ia kemudian sempat bergabung dengan Borneo FC dan Martapura FC, hingga akhirnya bergabung bersama Bhayangkara FC pada 2017.

Bersama Bhayangkara FC, Jajang Mulyana berhasil mengantar timnya menjadi juara Liga 1 2017. Ia juga menjadi wakil kapten The Guardians, di mana ban kapten kerap melingkar di lengannya ketika kapten utama yang juga tandemnya di pusat pertahanan, Indra Kahfi, berhalangan tampil.

Hingga kini, Jajang Mulyana masih setia bersama Bhayangkara FC.

3 dari 4 halaman

Syamsir Alam

Syamsir Alam merupakan talenta sepak bola Indonesia yang begitu cemerlang pada usia muda. Berawal dari sebuah SSB di Depok, Jawa Barat, Syamsir kemudian bergabung dalam program SAD Uruguay.

Tak hanya itu, Syamsir juga menarik minat Penarol untuk meminangnya ketika usianya masih cukup muda. Ia bermain bersama klub Uruguay itu pada 2008-2009.

Berbeda dengan Jajang Mulyana yang langsung kembali ke Indonesia setelah berkarier di Brasil, Syamsir masih meneruskan upayanya bermain di luar negeri dengan bermain bersama dua klub Belanda, Heerenveen dan Vitesse Arnhem.

Ia juga sempat berseragam CS Vise di Belgia, klub yang sama seperti Alfin Tuasalamony. Setelah itu, Syamsir sempat dipinjam oleh klub Major League Soccer (MLS) Amerika Serikat, DC United, yang kala itu sahamnya dimiliki pengusaha asal Indonesia yang kini menjadi Menteri BUMN, Erick Thohir.

Setelah itu, Syamsir Alam kembali ke Indonesia dan bergabung bersama Sriwijaya FC, Pelita Bandung Raya, dan Persiba Balikpapan. Kariernya tak begitu cemerlang di Indonesia. Bahkan kini ia pun sudah melupakan sepak bola profesional.

Syamsir Alam lebih kerap terlihat mewarnai layar kaca televisi dengan menjadi host atau bintang tamu. Namun, menjadi bagian dari selebriti tak membuat Syamsir melupakan sepak bola begitu saja. Pria kelahiran Agam, Sumatra Barat, itu masih kerap bermain sepak bola dengan sejumlah tim amatir dalam turnamen-turnamen bertema fun football.

4 dari 4 halaman

Zainal Haq

Muhammad Zainal Haq merupakan pemain yang jalan hidupnya ketika masih muda tak berbeda dengan Syamsir Alam. Sama-sama mengikuti program SAD Uruguay, Zainal Haq kemudian direkrut oleh klub Uruguay, Penarol, pada 2010, seperti halnya Syamsir Alam.

Zainal Haq juga mendapatkan kesempatan bergabung bersama CS Vise di Belgia. Namun, setelah itu, Zainal kembali ke Indonesia dan memulai petualangannya bersama klub-klub profesional Indonesia, seperti Persebaya Bhayangkara, Persela Lamongan, Kalteng Putra, Aceh United, Badak Lampung, hingga kini berkarier di Mitra Kukar.

Meski sempat mendapatkan kesempatan bermain di luar negeri, Zainal Haq lebih sering hanya berkutat di kompetisi kasta kedua. Ia sempat tampil di kasta tertinggi bersama Persela Lamongan pada TSC 2016 dan Liga 1 2017. Selain itu, bersama Badak Lampung FC di Liga 1 2019.

Video Populer

Foto Populer