Bola.com, Malang - Shopee Liga 1 2020 akan dimulai kurang dari 30 hari lagi, namun ada masalah yang menimpa Arema FC. Bek andalan asal Uruguay, Matias Malvino belum jelas kapan bisa kembali ke Indonesia.
Ini tentu jadi sorotan buat lini belakang Arema FC. Meski sang pemain ngebet ingin segera kembali, namun ada kendala dokumen yang belum lengkap untuknya bisa masuk Indonesia.
Advertisement
Padahal Liga 1 kembali diputar paga 1 Oktober mendatang. Artinya kurang dari satu bulan tim berjuluk Singo Edan ini harus berjibaku kembali dalam kompetisi.
Kini tim pelatih Arema melakukan antisipasi mencari komposisi lini belakang yang pas. “Kami akan maksimalkan pemain yang ada. Sementara ini memang semua pemain lokal terus dimatangkan di setiap posisi. Termasuk lini belakang,” kata asisten pelatih Arema, Kuncoro.
Dalam sesi latihan, Arema FC menjajal beberapa opsi. Pertama menggandengkan Hanif Sjahbandi dengan Bagas Adi Nugroho sebagai stopper.
Video
Bukan Kali Pertama
Hanif sebenarnya berposisi sebagai gelandang bertahan. Namun dia sempat jadi bek dalam beberapa musim terakhir, tepatnya saat Arema FC mengalami krisis stopper.
Duet ini sebenarnya bukan kali pertama dipasangkan Arema. Di Timnas Indonesia U-19, mereka juga sempat jadi tandem di lini belakang tahun 2016 silam.
Advertisement
Waktu itu Garuda Muda ditangani Eduard Tjong. Hanif jadi stopper karena memang timnas sedang krisis pemain belakang. Kebetulan Hanif dan Bagas memang jadi rekan satu kamar sejak level junior.
Advertisement
Uji Ketenangan Bek Lokal
Selain duet ini, Arema masih punya Nurdiansyah dan Gitra Yuda Furton. Selain itu ada bek muda asal Brasil, Hugo Guilherme Grillo.
Namun Hugo belum didaftarkan Arema di Liga 1 karena dia baru didatangkan pertengahan bulan Agustus dan jadi proyek naturalisasi Arema.
Advertisement
Praktis saat ini Arema harus mengandalkan dereten bek lokal. Jika Malvino belum bisa kembali saat kompetisi bergulir, para bek lokal itu bakal diuji ketenangannya.
Perbaiki Rekor Kebobolan
Sebenarnya sejak beberapa musim terakhir Arema punya masalah dengan sistem pertahanan. Musim lalu misalnya, mereka kebobolan 62 kali, kedua terbanyak setelah Badak Lampung yang terdegradasi.
Tentu barisan pertahanan Arema termasuk sektor penjaga gawang yang jadi sorotan. Musim ini, mereka sudah kemasukan 4 gol dalam tiga laga. Artinya mereka masih perlu bekerja keras memperbaiki sistem pertahanannya.
Advertisement