Sukses


Shopee Liga 1: Mengenal Sopir Madura United yang Lancar Bahasa Portugis dan Inggris

Bola.com, Bangkalan - Madura United memiliki satu sosok yang mempunyai kemampuan cukup unik. Namanya Miftahul Huda, yang bertugas sebagai sopir pemain asing. Namun, dia tidak hanya andal di balik kendali kendaraan roda empat.

Pria yang akrab disapa Alle itu sangat fasih berbahasa asing, yaitu Portugis dan Inggris. Bola.com pertama mengetahui itu saat Alle berbincang dengan beberapa pemain asing Madura United, yang selama ini kerap diantarnya ke tempat latihan dari apartemen.

Sekilas, secara fisik Alle berkulit gelap dan bisa disangka sebagai orang asing saat berbicara bahasa Portugis. Namun, dialek Arek yang diucapkannya saat berbahasa Jawa langsung mengubah itu. Alle adalah orang Indonesia.

Alle pun menceritakan awal mula dia mempelajari bahasa Portugis kepada Bola.com. Bahasa asing satu itu cukup jarang menjadi pilihan bagi orang Indonesia untuk dipelajari. Maklum, tak ada jurusan bahasa Portugis di kampus Indonesia mana pun. Tempat kursus pun jarang.

"Saya ini sebenarnya pemain sepak bola juga, posisi saya striker. Memang dari sebagai pemain itulah, saya mulai kenal banyak pemain asing," kata pria asli Lamongan tersebut saat berbincang dengan Bola.com, Sabtu (19/9/2020).

Alle menimba pengalaman sebagai pemain bersama tim junior Persela Lamongan mulai 2006. Pria berusia 32 tahun itu mengaku sangat senang bergaul dengan banyak orang. Dia tidak membatasi pergaulannya.

Keberadaan para pemain asing asal Brasil membuat Alle ingin berkomunikasi dengan mereka. Brasil merupakan negara besar yang memiliki bahasa resmi Portugis. Alle pun pelan-pelan mencoba untuk belajar.

"Saya orangnya mau terus belajar. Di Persela dulu ada Fabiano Beltrame, ada Marcio Souza. Dua pemain itu yang sering saya ajak bicara. Banyak pemain lain juga. Biasanya, pemain asal Brasil itu tidak lancar bahasa Inggris, makanya saya coba ikuti percakapan mereka," tutur Alle.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 4 halaman

Belajar Secara Otodidak

Alle mempelajari bahasa Portugis secara otodidak hingga fasih dalam percakapan. Tak pernah dia mengikuti kursus bahasa yang termasuk rumpun Roman itu. Bahkan, dia juga belum pernah mengunjungi negara yang menggunakan bahasa resmi Portugis.

"Di Indonesia mana ada jurusan sastra atau bahasa Portugis. Tempat kursus jumlahnya juga tidak banyak. Saya memang belajar secara otodidak. Sebenarnya, sama saja seperti kalau mempelajari bahasa daerah, perlu banyak praktik saja," ungkapnya.

"Memang tidak membutuhkan waktu sebentar. Saya sudah lupa kapan memutuskan ingin belajar bahasa Portugis, mungkin sekitar 2010. Butuh lebih dari dua tahun untuk bisa lancar berbicara," imbuh pria berdarah Ambon-Jawa itu.

Pengalaman Alle sebagai pesepak bola juga semakin banyak dengan tercatat pernah membela klub Divisi Utama (kini Liga 2), seperti PSBK Blitar, PSIR Rembang, hingga Persinga Ngawi. Memasuki musim 2014, dia justru mendapat kesempatan berkarier di luar negeri.

Alle bergabung dengan klub kasta kedua Oman, Masirah SC, pada musim tersebut. Dia hanya setahun di sana. Namun, Alle kembali mempelajari bahasa asing baru.

"Karena bermain di luar negeri, saya harus belajar bahasa Inggris. Ya, berkat di Oman itu saya mulai lancar bahasa Inggris. Lumayan juga, berarti bisa dua bahasa asing," ucap pria kelahiran 1988 itu.

Alle memutuskan pulang ke Indonesia dengan bergabung Persijap Jepara pada 2015. Persijap berkompetisi di Divisi Utama setelah terdegradasi dari kasta tertinggi ISL 2014. Sialnya, kompetisi musim itu dibekukan karena PSSI mendapat sanksi dari FIFA.

"Saya sempat putus asa. Sudah punya klub tapi tidak bisa main, akhirnya menganggur. Saya sempat memutuskan gantung sepatu saja, karena keadaannya seperti itu. Tapi, kesempatan berkarier muncul lagi tahun 2016," tutur Alle.

3 dari 4 halaman

Ikuti Seleksi di Madura United

Alle mencoba peruntungan dengan mengikuti seleksi pemain Madura United pada 2016 yang ditangani pelatih Gomes de Oliveira. Kebetulan, klub berjulukan Laskar Sape Kerap itu baru berdiri. Nasib baik kurang berpihak kepadanya karena tidak diterima saat seleksi.

Namun, seleksi pemain itu menjadi titik balik kehidupan Alle. Meski gagal, Alle mampu menarik perhatian manajemen Madura United. Dia sudah mengenal Gomes dan kerap berbicara menggunakan bahasa Portugis.

Diretur Madura United (saat itu masih menjadi manajer tim), Haruna Soemitro, lantas menawarinya tugas di luar lapangan. Dengan kemampuan dua bahasa asing, Alle diminta menjadi sopir untuk para pemain Laskar Sape Kerap.

"Saya tentu tidak bisa menolak. Saya berpikir mungkin sudah dulu sebagai pemain. Dengan menjadi sopir, saya bisa kenal dengan banyak orang lagi, apalagi ini klub Liga 1. Saya orang yang suka berteman," ucap Alle.

"Saya tidak pernah menyangka kalau akan menjadi sopir dan semakin punya banyak teman. Dulu saya pikir belajar bahasa baru memang untuk komunikasi saja. Tapi, manfaatnya memang banyak dan membuat saya bisa kenal banyak orang," ujarnya.

 

4 dari 4 halaman

Berjumpa Orang-Orang Penting

Jaringan pertemanan Alle menjadi lebih luas. Banyak pemain asing, terutama asal Brasil, yang juga terkejut melihatnya cukup fasih berbahasa Portugis. Pemain asal Portugal milik Bali United, Paulo Sergio, juga kerap menjadi teman berbincangnya.

Alle juga memiliki kesempatan berjumpa dengan beberapa orang penting di negara ini. Misalnya, dia bertemu dengan Imam Nahrawi yang sempat menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga periode 2014-2019.

"Saya prinsipnya mau terus belajar. Mungkin banyak orang yang mencibir saya hanyalah seorang sopir. Tapi, saya tidak hiraukan itu. Saya perlu belajar dan mengenal banyak orang. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Bisa jadi nasib mujur datang karena kemauan belajar itu," pungkasnya.

Video Populer

Foto Populer