Sukses


5 Pertemuan Timnas Indonesia dan Vietnam yang Menguras Emosi dalam Dekade Terakhir

Bola.com, Jakarta - Sebagai sesama tim yang bernaung di Asia Tenggara, pertemuan antara Timnas Indonesia dan Vietnam sudah tak bisa dihitung dengan jari, apalagi jika melibatkan tim nasional kelompok umur, di mana setiap pertandingannya berlangsung menarik. Namun, dari begitu banyak laga yang mempertemukan Timnas Indonesia dan Vietnam, tentu ada beberapa yang benar-benar berlangsung sengit dan menguras emosi.

Timnas Indonesia sebenarnya lebih sering dikaitkan dengan Malaysia jika bicara persaingan. Sementara Vietnam, memang lebih identik dengan persaingan kontra Thailand. Namun, tidak bisa dielakkan kalau pertemuan antara Timnas Indonesia dan Vietnam selalu menarik disaksikan.

Ajang yang mempertemukan kedua tim ini cukup banyak. Mulai dari level AFF hingga kualifikasi Piala Dunia. Piala AFF U-16, Piala AFF U-19, Piala AFF U-22, SEA Games, dan Kualifikasi Piala AFC, baik U-16, U-19, maupun U-23, serta Kualifikasi Piala Asia dan Piala Dunia, kerap jadi momentum pertemuan kedua tim.

Terbaru, Timnas Indonesia harus kalah 1-3 dari Vietnam dalam laga kandang kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia yang digelar di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, pada 15 Oktober 2019.

Sementara untuk pertemuan selanjutnya, kedua tim direncanakan bakal bertemu di Hanoi pada Juni 2021 mendatang. Tim Garuda memang sudah tidak memiliki harapan untuk bisa menembus Piala Dunia, tapi kekalahan di Bali tentu harus dibalaskan.

Sambil menantikan momentum pertemuan tersebut tiba, Bola.com mengulas lima pertandingan yang menguras emosi ketika Timnas Indonesia berhadapan dengan Vietnam dalam 10 tahun terakhir, bukan hanya di level senior, tapi juga di kategori umur.

Video

2 dari 6 halaman

Semifinal SEA Games 2011

SEA Games 2011 yang digelar di Jakarta menjadikan Timnas Indonesia U-23 saat itu memikul harapan yang begitu besar dari masyarakat. Tergabung dalam Grup A bersama Malaysia, Singapura, Thailand, dan Kamboja, Timnas Indonesia selalu meraih kemenangan dalam tiga pertandingan pertama di fase grup dan berada di puncak klasemen.

Sementara itu di Grup B persaingan cukup ketat antara Vietnam dan Myanmar yang mendominasi di antara Timor Leste, Laos, Brunei Darussalam, dan Filipina. Hingga akhirnya Vietnam berhasil menjadi juara Grup B dengan unggul selisih poin dari Myanmar yang menjadi runner-up.

Sayang, Timnas Indonesia U-23 kalah 0-1 dari Malaysia di laga terakhir Grup A. Hal itu yang membuat tim asuhan Rahmad Darmawan langsung menghadapi Vietnam di pertandingan semifinal.

Dengan semangat yang begitu tinggi dan bermain di depan puluhan ribu penonton di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, pada Sabtu 19 November 2011. Dukungan luar biasa dari tribune stadion mampu mengangkat moral anak-anak Garuda Muda.

Maklum, pertarungan menghadapi Vietnam yang tampil luar biasa selama menjalani fase grup di Stadion Lebak Bulus, bukanlah perkara mudah. Namun, dua putra Papua tampil cemerlang dalam pertandingan itu.

Patrich Wanggai dan Titus Bonai sukses mencetak gol yang membawa Timnas Indonesia U-23 menang 2-0 dan melangkah ke final.

3 dari 6 halaman

Final Piala AFF U-19 2013

Pertandingan ini jelas merupakan sejarah manis yang ditorehkan Timnas Indonesia. Kala itu, Timnas Indonesia U-19 asuhan Indra Sjafri harus berhadapan dengan Vietnam di laga final Piala AFF U-19 2013 yang digelar di Stadion Gelora Delta Sidoarjo.

Sebelum laga ini, kedua tim sudah bertemu lebih dulu di fase grup. Kekalahan 1-2 dari Vietnam di fase grup turut berkontribusi mengantarkan Vietnam lolos sebagai juara grup, dan Indonesia sebagai runner-up. Evan Dimas menjadi pencetak gol dalam laga tersebut.

Namun, tak disangka kedua tim harus saling berhadapan di laga puncak. Hal itu terjadi setelah Timnas Indonesia U-19 mengalahkan Timor Leste di semifinal, sementara Vietnam membungkam Laos di babak yang sama.

Pertandingan final Piala AFF U-19 2013 itu menjadi sesuatu yang mendebarkan. Bermain di depan puluhan ribu penonton di Sidoarjo, Evan Dimas dkk. dipaksa bermain imbang tanpa gol selama 120 menit pertandingan. Penentuan gelar juara pun harus dilakukan melalui drama adu penalti.

Dari masing-masing lima eksekutor pertama, kedua tim sama-sama gagal melakukan dua eksekusi. Tiga eksekutor Timnas Indonesia U-19, Fatchurohman, Dimas Drajad, dan Hendra Sandi Gunawan mampu melakukan tugasnya dengan baik. Justru Evan Dimas dan Zulfiandi yang gagal mengeksekusi bola dengan baik.

Beruntung, Vietnam juga dua kali gagal lewat Tran Huu Dong Trieu dan Nguyen Tuan Anh. Akhirnya babak tos-tosan itu dilanjutkan dengan sudden death. Namun, sampai tiga eksekutor pertama dari kedua tim, tak ada satu pun yang gagal.

Hansamu Yama Pranata, Putu Gede Juni Antara, dan Maldini Pali mampu melakukan tugasnya dengan baik. Begitu pun dengan tiga eksekutor penalti Vietnam.

Tiba akhirnya pada eksekutor kesembilan, Ilham Udin Armaiyn mampu melakukan tugasnya dengan baik untuk Timnas Indonesia U-19. Sementara penendang Vietnam, Pham Duc Huy, gagal membobol gawang Ravi Murdianto.

Selebrasi Timnas U-19 saat meraih gelar Piala AFF 2013 (www.aseanfootball.org)

Tangis haru meledak di Sidoarjo. Para pemain, staf pelatih, hingga penonton larut dalam suasana haru karena keberhasilan Timnas Indonesia U-19 menjadi juara di level AFF setelah terakhir kalinya Timnas Indonesia meraih prestasi tertinggi di SEA Games 1991.

Konon pertandingan final ini sulit untuk dilupakan, di mana generasi emas Evan Dimas dkk. lahir. Evan Dimas, Hansamu Yama, Putu Gede Juni Antara, hingga Zulfiandi, kini masih menjadi andalan Timnas Indonesia.

4 dari 6 halaman

Semifinal Piala AFF 2016

Pertempuran sengit lain antara Timnas Indonesia kontra Vietnam terjadi di semifinal Piala AFF 2016. Tim Garuda lolos sebagai runner-up Grup A, sementara Vietnam menjadi juara Grup B.

Dalam pertemuan kandang dan tandang di babak empat besar Piala AFF itu, pertempuran antara Timnas Indonesia dan Vietnam berjalan begitu sengit. Tim Garuda lebih dulu menjamu Vietnam di Stadion Pakansari, Cibinong pada 3 Desember 2016.

Hansamu Yama menjadi pencetak gol pertama dalam laga tersebut, di mana hanya butuh tujuh menit bagi Timnas Indonesia untuk membuka keunggulan di depan suporter yang memadati stadion di area Kabupaten Bogor itu.

Vietnam mendapatkan penalti dalam rentang waktu 10 menit kemudian. Nguyen Van Quyet yang menjadi eksekutor penalti mampu membuat kedudukan menjadi imbang. Tapi, penalti itu terbalaskan oleh Boaz Solossa yang mencetak gol melalui titik putih pada menit ke-50.

Boaz Solossa disambut Stefano Lilipaly setelah mencetak gol ke gawang Vietnam melalui penalti dalam laga leg pertama semifinal Piala AFF 2016 di Stadion Pakansari, Bogor, Sabtu (3/12/2016). (Bola.com/Peksi Cahyo)

Kemenangan 2-1 yang diraih di kandang menjadi modal bagus sekaligus ancaman bagi Timnas Indonesia yang bertandang ke markas Vietnam di leg kedua. Apalagi Vietnam akan menjamu Indonesia dengan memiliki keuntungan satu gol tandang.

Benar saja, laga di My Dinh National Stadium, Hanoi, pada 7 Desember 2016 berlangsung sengit. Stefano Lilipaly membuka asa Timnas Indonesia memiliki agregat yang lebih besar untuk lolos ke final lewat gol pada menit ke-54.

Memasuki menit-menit krusial pertandingan, Vietnam terus berusaha menggempur pertahanan Tim Garuda. Akhirnya Vu Van Thanh mencetak gol penyeimbang pada menit ke-83.

Namun, Vietnam tidak berhenti sampai di situ. Mereka tahu masih butuh satu gol lagi untuk memaksakan pertandingan dilanjutkan ke perpanjangan waktu. Akhirnya pada masa injury time, usaha Vietnam untuk menambah gol berbuah hasil. Vu Minh Tuan menjebol gawang tim asuhan Alfred Riedl itu, sehingga agregat menjadi 3-3.

Stefano Lilipaly dkk. pun harus memaksakan diri memainkan babak tambahan. Beruntung, baru tujuh menit babak perpanjangan itu berjalan, Timnas Indonesia mendapatkan penalti. Manahati Lestusen mampu menjalankan tugasnya sebagai eksekutor dengan baik dan memastikan langkah Tim Garuda ke final Piala AFF 2016.

Pemain Timnas Indonesia, Stefano Lilipaly (kanan) dan Bayu Gatra, merayakan kemenangan agregat 4-3 atas Vietnam dalam semifinal Piala AFF 2016 di Stadion My Dinh, Hanoi, Vietnam, Rabu (7/12/2016). (Bola.com/Peksi Cahyo)

5 dari 6 halaman

Semifinal Piala AFF U-22 2019

Dalam kejuaraan kali ini, Timnas Indonesia kembali berprestasi di bawah asuhan Indra Sjafri. Pelatih yang pernah membawa Timnas Indonesia U-19 juara di Piala AFF U-19 2013 itu mengantarkan Timnas Indonesia U-22 menjadi juara Piala AFF U-22 2019 di Kamboja.

Namun, perjalanan Tim Garuda Muda tidak mudah. Mereka ditahan imbang 1-1 oleh Myanmar dan 2-2 oleh Malaysia dalam dua laga pertama. Beruntung, Timnas Indonesia U-22 mampu menang 2-0 atas tim tuan rumah Kamboja yang dalam dua laga sebelumnya mampu meraih kemenangan atas Myanmar dan Malaysia.

Akhirnya Timnas Indonesia U-22 yang menemani sang tuan rumah ke semifinal. Namun, pertemuan dengan Vietnam di semifinal menjadi pengganjal berat yang harus dilewati. Vietnam lolos sebagai juara Grup A dengan dua kemenangan dan satu hasil imbang di fase grup.

Jelas, tim yang satu ini tidak bisa dianggap sebelah mata oleh Marinus Wanewar dkk. Bahkan jelang laga ini, banyak teror yang dilakukan oleh media Vietnam kepada pemain Timnas Indonesia, satu di antaranya diarahkan kepada Marinus Wanewar yang mereka anggap tidak seperti pemain di bawah 22 tahun.

Namun, itu semua tidak membuat mental pemain Timnas Indonesia U-22 jatuh. Bertanding ketat dengan Vietnam di babak empat besar, Timnas Indonesia U-22 akhirnya mampu meraih kemenangan tipis 1-0 lewat gol yang dibuat Luthfi Kamal Baharsyah.

Timnas Indonesia U-22 akhirnya menjadi juara setelah menang 2-1 atas Thailand di babak final.

6 dari 6 halaman

Final SEA Games 2019

Beberapa bulan setelah keberhasilan Timnas Indonesia U-22 menjuarai Piala AFF U-22 2019, pertemuan dengan Vietnam kembali terjadi di SEA Games 2019. Bahkan kedua tim dua kali bertemu di momen tersebut, yaitu di fase grup dan di pertandingan puncak.

Pada fase grup, Timnas Indonesia U-22 kalah 1-2 dari Vietnam. Keunggulan yang diraih oleh Tim Garuda Muda lewat gol Sani Rizki pada menit ke-23 hanya bertahan hingga babak pertama usai.

Vietnam seakan sudah mempelajari pergerakan Timnas Indonesia U-22 pada sepanjang babak pertama. Hasilnya, dua gol mereka ciptakan pada babak kedua lewat Nguyen Thanh Cung pada menit ke-64 dan Nguyen Hoang Duc pada masa injury time.

Namun, Indra Sjafri merasa yakin Tim Garuda Muda bisa kembali bertemu Vietnam untuk membalas kekalahan tersebut. Keyakinan tersebut setengahnya terwujud, di mana kedua tim kembali berhadapan di pertandingan final. Vietnam berhasil melangkah ke final berkat kemenangan 4-0 atas Kamboja, sementara Indonesia menang 4-2 lewat babak perpanjangan setelah bermain imbang 2-2 selama 90 menit.

Sayangnya, Timnas Indonesia U-22 seakan harus lumpuh karena kehilangan Evan Dimas. Pemain yang mencetak dua gol di pertandingan semifinal itu dihajar tekel keras pemain Vietnam sehingga tidak bisa melanjutkan pertandingan.

Kehilangan Evan Dimas seakan membuat permainan Timnas Indonesia U-22 kehilangan rohnya. Vietnam pun mampu memenangi pertandingan dengan skor telak 3-0 dan membuat Indonesia harus puas kembali hanya meraih medali perak SEA Games yang ketiga sejak 2011.

Para pemain Vietnam U-22 merayakan gol yang dicetak Doan Van Hau ke gawang Timnas Indonesia U-22 pada laga final SEA Games 2019 di Stadion Rizal Memorial, Manila, Selasa (10/12). Indonesia kalah 0-3 dari Vietnam. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Video Populer

Foto Populer