Bola.com, Jakarta - Ujung tombak Timnas Indonesia U-20 di Piala Dunia U-20 1979, Bambang Nurdiansyah, mengaku tidak canggung ketika menghadapi Argentina dan Diego Maradona di Piala Dunia U-20 1979. Banur, karibnya disapa, bersama rekan-rekannya, justru terpukau dengan tarian sang legenda di atas lapangan.
Bersama Jepang, Timnas Indonesia U-20 menjadi wakil Asia di Piala Dunia U-20 1979. Garuda Muda, julukan tim ini, harus pasrah tergabung di Grup B bersama Argentina, Polandia, dan Yugoslavia.
Baca Juga
Usai Pastikan Tiket ke Piala Asia U-20 2025, 2 Penggawa Timnas Indonesia U-20 Siap Bersinar di Persija
4 Pemain Timnas Indonesia U-20 yang Diparkir Indra Sjafri selama Kualifikasi Piala Asia U-20 2025: Nasibnya Bakal Terancam?
3 Anak Baru yang Siap Bikin Kejutan di Piala Asia U-20 2025: Timnas Indonesia U-20 Masuk?
Advertisement
Di pertandingan pertama, Timnas Indonesia U-20 langsung menantang Argentina. Garuda Muda gagal memberikan perlawanan dan kalah lima gol tanpa balas.
Dua dari lima gol Argentina berasal dari Diego Maradona, sementara tiga gol lainnya, diborong oleh Ramon Diaz.
"Kami tidak canggung waktu itu. Tapi kami terkesima. Kami salut dengan penampilan Diego Maradona. Terutama teknik individunya kala itu," ucap Banur ketika dihubungi Bola.com, Kamis (26/11/2020).
"Padahal, ada rekan saya yang disiapkan untuk mengawal Diego Maradona secara khusus, yaitu Mundari Karya. Dari persiapan di Jakarta, dia memang sudah disiapkan. Tapi juga tidak bisa berbuat apa-apa. Dengan mudahnya, Diego Maradona bisa mengelabui dia," ucap Banur.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Banur Bangga
Banur mengaku bangga dapat berhadapan dengan Diego Maradona kala itu, yang kelak beratribut legenda sepak bola dunia. Mantan pemain Barceloa dan Napoli itu telah berpulang pada Rabu (25/11/2020) waktu Argentina karena gagal jantung.
"Yang pasti, pertama suatu kebanggaan buat kami ketika bisa berhadapan dengan Diego Maradona. Kala itu, dia sudah dicap sebagai calon bintang dunia," imbuh Banur.
"Karena sebelum bergabung dengan tim junior Argentina, dia juga sudah dipanggil timnas senior. Ketika Argentina tur ke Eropa, Diego Maradona sudah dieluk-elukan."
"Banyak wartawan ketika itu melaporkan bahwa Argentina sudah punya calon bintang masa depan, yaitu Diego Maradona. Dan berita itu juga sampai ke Indonesia. Bahkan media di sini pun ikut mengangkat kabar tersebut," jelasnya.
Advertisement