Sukses


Elkan Baggott dan 5 Pesepak Bola Muda Indonesia yang Pernah Diincar Klub-Klub Eropa

Bola.com, Jakarta - Kualitas pesepak bola muda Indonesia perlahan mulai dilirik klub-klub top Eropa dalam beberapa tahun terakhir. Tak hanya menjadi incaran, sejumlah pemain juga saat ini tengah menjajal karier di benua biru.

Satu di antara pesepak bola muda Indonesia yang mencuri perhatian tim-tim di Eropa adalah Elkan Baggott. Pemain berusia 18 tahun tesebut merupakan jebolan akademi Ipswich Town.

Saat membela Ipswich Town U-18 dan U-23, Elkan mampu menjadi sosok penting di jantung pertahanan. Dia kerap kali membantu tim muda Ipswich Town memetik kemenangan.

Berkat penampilan gemilangnya bersama Ipswich Town junior, Elkan Baggott dikabarkan masuk daftar incaran klub-klub Premier League. Seperti dilansir Football Insider, keempat tim itu adalah Leeds United, West Ham United, Everton, dan Manchester United.

Akan tetapi, pada 28 Januari 2021, pemain Timnas Indonesia U-19 itu memutuskan untuk menandatangani kontrak profesional bersama Ipswich Town. Dia bakal membela Ipswich Town hingga dua setengah musim dengan opsi perpanjangan satu tahun.

Sayangnya, setelah mendapatkan kontrak profesional dari klub berjulukan The Blues itu, Elkan Baggott justru dipinjamkan ke klub lain. Dia kini membela klub kasta kelima Liga Inggris, King's Lynn Town, hingga akhir musim ini.

Selain Elkan Baggott, sejumlah pesepak bola muda Indonesia pernah diincar klub-klub Eropa. Siapa saja mereka? Berikut ini adalah perinciannya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 6 halaman

Evan Dimas

Ketika masih berusia 20 tahun, Evan Dimas mendapat kesempatan trial bersama klub Divisi Dua Spanyol, UE Llagostera, pada 2015. Ketika itu, Evan sudah bergabung dengan Persebaya yang bermain di ISL.

Evan Dimas sempat mencicipi trial selama sepekan di UE Llagostera. Namun, bakat yang dimiliki Evan Dimas ternyata tak mampu mencuri perhatian dari UE Llagostera.

Pada Februari 2016, Evan Dimas kembali mendapatkan kesempatan trial selama empat bulan di Espanyol B. Sayangnya, dia mengalami cedera di tengah program latihan dan akhirnya kembali ke Indonesia pada Juni 2016.

3 dari 6 halaman

Osvaldo Haay

Osvaldo Haay mendapatkan undangan trial di Spanyol bersama CD Numancia pada Februari 2019, atau ketika masih berumur 20 tahun. Kesempatan tersebut tentu tak ingin disia-siakan Osvaldo demi membuka peluang bermain di luar negeri.

Selama 10 hari, Osvaldo mengikuti trial bersama CD Numancia. Namun, pada akhirnya Numancia tidak memberikan tawaran kontrak kepada Osvaldo.

Ketika itu, pemain asal Papua tersebut berdalih kembali ke Indonesia karena lebih nyaman bersama Persebaya. Osvaldo kemudian melanjutkan karier bersama Persebaya hingga akhirnya menerima tawaran dari Persija Jakarta pada awal 2020.

4 dari 6 halaman

Bagus Kahfi

Kerja keras program akselerasi usia dini kerja sama PSSI dengan Mola TV, yakni Garuda Select membuka jalan bagu pemain Indonesia berkarier di Eropa. Satu di antara pemain yang mendapat kesempatan bermain di Eropa berkat program Garuda Select adalah Bagus Kahfi.

Pemain berusia 19 tahun tersebut menjadi incaran klub Eredivisi Belanda, FC Utrecht. Meski begitu, kepindahan Bagus ke Utrecht sempat berjalan alot

Klub tempat Bagus Kahfi bernaung, Barito Putera, tak ingin sang pemain begitu saja bergabung dengan FC Utrecht. Manajemen Laskar Antasari meminta jaminan Bagus dikembalikan ke Barito jika kontraknya sudah selesai.

Selain itu pihak klub meminta kompensasi karena pemain berusia 19 tahun tersebut masih terikat kontrak hingga 2021. Di sisi lain, Utrecht enggan memenuhi permintaan Barito Putera.

Sampai pada akhirnya, Barito merelakan kepergian Bagus Kahfi ke klub asal Belanda tersebut, Bersama FC Utrecht, Bagus menandatangani kontrak berdurasi satu tahun setengah, plus opsi perpanjangan dua tahun.

 

5 dari 6 halaman

Egy Maulana Vikri

Pemain kelahiran Medan, 7 Juli 2000 itu merupakan satu di antara pesepak bola muda berbakat yang dimiliki Indonesia. Egy pun sempat mendapatkan tawaran trial dari sejumlah klub Eropa, mulai dari Benfica, Sporting CP, Getafe, Espanyol, Legia Warsawa, Saint-Etienne, Ajax Amsterdam, serta beberapa klub Italia.

Namun pada akhirnya, dia lebih memilih untuk menerima tawaran dari klub Polandia, Lechia Gdansk pada 11 Maret 2018. Egy Maulana Vikri bergabung dengan Lechia tanpa perlu menjalani trial terlebih dahulu.

Bersama Lechia Gdansk, Egy menandatangani kontrak berdurasi tiga musim. Dia pun mendapatkan nomor punggung 10, di mana hal tersebut menimbulkan kontroversi di antara suporter Lechia Gdansk.

Sayangnya, karier Egy bersama Lechia tidak berjalan mulus. Selama tiga musim membela klub berjulukan Gdanskie Lwy itu, Egy lebih sering tampil bersama tim muda dan tim cadangan Lechia Gdansk.

Membela Lechia sejak 2018, Egy hanya mencatatkan sembilan penampilan dan tak sekalipun mencetak gol. Dengan kontrak yang akan berakhir pada 30 Juni 2021, pemain Timnas Indonesia U-22 itu masih belum menemukan klub yang bakal menampungnya.

 

6 dari 6 halaman

Witan Sulaeman

Jika Egy Maulana Vikri memperkuat Lechia Gdansk di Liga Polandia, Witan Sulaeman membela FK Radnik Surdulica di Liga Serbia. Namun, menaklukkan Eropa tidak semudah yang dibayangkan oleh Witan.

Sejak bergabung dengan klub Serbia, FK Radnik Surdulica pada Februari 2020, winger berusia 19 tahun itu baru tiga kali mendapat kepercayaan bermain.

Agen Witan Sulaeman, Dusan Bogdanovic, menceritakan perjuangan dan apa saja yang menjadi penghalang kliennya di Serbia.

"Witan Sulaeman baik-baik saja. Dia mengalami 10 bulan yang sangat sulit. Banyak penerbangan dan perjalanan serta perubahan kondisi cuaca serta lingkungan," kata Dusan kepada Bola.com pada Januari 2021.

"Namun, ia merupakan seorang pejuang. Dia menyukai tantangan, memiliki tujuan yang jelas di masa depan, dan bekerja keras serta percaya kepada dirinya."

"Dia masih muda dan banyak yang yang terjadi dengan cepat untuknya dalam beberapa waktu terakhir. Terkadang ia sedikit tidak sabar, karena ia memupunyai keinginan yang lebih untuk sukses," terang Dusan.

Video Populer

Foto Populer