Sukses


Imbas COVID-19, Pemain Muda di Kediri Gagal Unjuk Gigi di Liga Mandiri U-14

Bola.com, Kediri - Pandemi COVID-19 benar-benar melumpuhkan denyut sepak bola di Indonesia. Tak hanya kompetisi resmi di semua strata, tapi juga hajatan lokal kelompok umur yang melibatkan para pemain muda.

Awal tahun ini, sebenarnya digelar Liga Mandiri U-14 di Kota Kediri. Penggagasnya adalah Rudi Haryono, pelatih berlisensi AFC B yang sempat membesut tim EPA Persik 2020 lalu.

"Ide ini untuk memberi menit bermain anak-anak usia 14 tahun. Dari program FIFA, pemain seusia itu dalam setahun minimal bertanding 30-40 kali dengan atmosfer pertandingan sesungguhnya," kata Rudi Haryono.

Dengan atmosfer pertandingan resmi, tiap pemain akan merasakan tekanan dan menunjukan hasil latihan mereka. Liga Mandiri U-14 ini memakai sistem setengah kompetisi.

"Dengan kompetisi, anak-anak akan bertanding reguler. Di sini pelatih dan pemain bisa melihat hasil latihan mereka. Saya tak suka turnamen yang instan dan banyak biaya," ujarnya.

Rudi Haryono mengungkapkan tiap peserta membayar Rp 500 ribu. "Jika dikalkulasi total hingga Liga Mandiri selesai, saya tekor sekitar 2 juta. Tapi tak masalah, karena saya ingin berkontribusi untuk sepakbola di Kediri," ucapnya.

Menurut Rudi animo pelatih, pemain, hingga wali murid SSB sangat tinggi. Tak pelak lagi, pada pekan pertama tiap pertandingan selalu dihadiri banyak penonton.

 

 

 

Saksikan Video Pilihan Kami:

2 dari 2 halaman

Hanya Berumur Satu Pekan

Alhasil, Liga Mandiri U-14, kompetisi yang diikuti 12 SSB ini hanya berumur sepekan. Pada matchday kedua, Rudi Haryono dipanggil Satgas Anti-Covid-19 Kota Kediri.

"Satgas Covid-19 minta kompetisi dihentikan, karena terjadi kerumunan massa saat pertandingan. Jika pandemi ini tak segera berakhir, Covid-19 tak hanya mematikan manusia, tapi juga bisa membunuh generasi sepak bola di Indonesia," tuturnya.

Karena sudah terlanjur basah, Rudi pun sedang mencari formula bagaimana Liga Mandiri U-14 bisa dilanjutkan dengan protokol kesehatan yang sangat ketat.

"Kemarin bertanding di lapangan desa tanpa tribun. Jadi kerumunan orang tak bisa dihindari. Rencana saya akan digelar di stadion tanpa penonton, seperti Piala Menpora lalu," jelasnya. 

Video Populer

Foto Populer