Sukses


Kisah Mahrus Afif, Karier Singkat Bersama Persebaya dengan Trofi Juara Piala Utama 1990

Bola.com, Makassar - Kiprah Mahrus Afif sebagai kiper utama Persebaya Surabaya terbilang singkat. Pada periode 1987-1990, ia selalu berada di bawah bayang-bayang I Putu Yasa, seniornya yang juga kiper Timnas Indonesia.

Mahrus Afif mulai jadi pilihan utama ketika Bajul Ijo berkiprah di Piala Utama pada 1990. Di ajang yang mempertemukan masing-masing empat tim terbaik dari Perserikatan dan Galatama ini, Mahrus Afif bersama Persebaya tampil trengginas.

Di babak penyisihan, Persebaya menjadi juara Grup A yang juga dihuni oleh Pelita Jaya, PKT Bontang dan PSM Makassar. Di semifinal, Persebaya menggilas klub elite Galatama, Krama Yudha Tiga Berlian dengan skor 3-1 di Stadion Gelora Bung Karno, 25 November 1990.

Puncaknya, pada laga final, 27 November 1990, tim asuhan mendiang Rusdi Bahalwan ini mengalahkan juara Galatama, Pelita Jaya dengan skor 3-2. Usai ajang itu, Mahrus Afif tetap jadi bagian Persebaya pada kompetisi Perserikatan musim 1991/1992.

Di musim itu, Persebaya melaju ke semifinal sebelum ditekuk PSMS Medan 2-4 di babak perpanjangan waktu. Setelah musim itu, Mahrus memutuskan pensiun dari sepak bola di usianya yang masih 25 tahun.

Cedera lutut kambuhan yang menderanya membuatnya merasa sulit tampil optimal. Ia pun memilih fokus pada pekerjaannya sebagai karyawan PDAM Surabaya meski sempat ada tawaran memperkuat Mitra Surabaya yang berkiprah di Galatama.

"Saat itu saya berpikir lebih baik berkarir sebagai karyawan PDAM Surabaya daripada tak bisa optimal di sepak bola," kenang Mahrus dalam Channel YouTube Omah Balbalan.

Usai pensiun sebagai pemain, Mahrus sempat beberapa tahun menghilang dari sepak bola. Tapi, kecintaannya yang kuat pada sepak bola membuatnya kembali. Tapi, kali ini Mahrus beralih profesi sebagai pelatih.

Karier kepelatihannya dimulai dengan menjadi bagian dari tim usia muda Jawa Timur dan Persebaya pada akhir 1990 sampai pertengahan 2000-an. Pada 2007, nama Mahrus masuk dalam tim Persebaya senior.

Setahun kemudian ia menjadi bagian dari tim pelatih Persela Lamongan. Pada 2008, ia mendampingi Aji Santoso yang didapuk sebagai pelatih tim sepak bola Jawa Timur (Jatim) pada PON 2008 Kalimantan Timur.

Di ajang multievent itu, Jatim akhirnya meraih emas setelah mengalahkan Papua dengan skor 1-0 di Stadion Utama Palaran Samarinda, 17 Juli 2008.

Setelah itu, Mahrus menjadi bagian Persebaya di era Liga Super Indonesia (LSI) sampai Liga Premier Indonesia (LPI) 2013. Mahrus sempat menangani Persebaya U-16 pada 2017 sebelum kembali menekuni pekerjaan sebagai karyawan PDAM sampai sekarang.

 

 

Saksikan Video Pilihan Kami:

2 dari 2 halaman

Sempat Berbisnis Ayam dan Kayu

Selain menjadi pelatih dan karyawan PDAM Surabaya, Mahrus Afif pernah mencoba berbisnis dengan membuka usaha peternakan ayam. Tapi, tidak berjalan lancar. Kemudian pada 2013, Mahrus membuka usaha penjualan kayu yang digelutinya sampai 2019.

"Bisnis kayu ini saya hentikan karena pengaruh pandemi COVID-19. Saya pun kembali fokus menghabiskan sisa masa kerja saya di PDAM Surabaya," terang Mahrus.

Belakangan, di sela waktu senggangnya, Mahrus menjaga kebugarannya dengan berolahraga sepeda. Baginya, bersepeda adalah olahraga yang paling realistis buatnya agar terhindar dari cedera.

"Saya sudah tidak kuat bermain sepak bola. Pernah saya menerima ajakan main bersama mantan pemain, tapi kaki saya bermasalah pada keesokan harinya," pungkas Mahrus.

 

Sumber: Channel YouTube Omah Balbalan

Video Populer

Foto Populer