Sukses


Cerita Lulut Kistono, Rela Melatih Persebaya Tanpa Gaji pada Era Dualisme Kompetisi

Bola.com, Jakarta - Ketika masih aktif sebagai pemain, Lulut Kistono tak pernah menjadi bagian Persebaya Surabaya di kompetisi kasta tertinggi Tanai Air. Ia hanya pernah membela Tim Bajul Ijo di level junior yang berkiprah di Piala Soeratin 1987.

Dari ajang itu, Lulut direkrut klub elit Galatama, Arseto Solo. Tiga musim bersama Arseto, Lulut berturut-turut membela Arema Malang, Barito Putera, Mitra Surabaya, PSIS Semarang, dan Pusam Samarinda.

Setelah pensiun sebagai pemain, Lulut mengabdikan dirinya sebagai pelatih di Indonesia Muda (IM), klub internal Persebaya yang merupakan tempatnya menimba ilmu sepak bola pada usia belasan tahun. Ia pernah mengalami sulit ketika dualisme kompetisi melanda sepak bola Indonesia pada 2011.

"Saat itu, banyak pemain IM ingin keluar karena tak bisa ikut kompetisi. Alhasil, saya dan pelatih lainnya berusaha keras untuk menggelar berbagai pertandingan meski harus mengeluarkan dana pribadi," kenang Lulut dalam channel YouTube Omah Balbalan.

Tak hanya di Indonesia Muda, Lulut yang kemudian jadi bagian dari tim kepelatihan Persebaya 1927 harus rela melatih tanpa digaji. Menurut Lulut, Persebaya 1927 yang berkiprah di Liga Primer Indonesia hanya bermodalkan semangat tanpa dukungan finansial yang memadai.

"Kami kerap mendapatkan dana usai memenuhi undangan sejumlah tim di Jawa Timur dan sekitarnya untuk berujicoba. Matchfee yang diberikan tuan rumah, sebagian kami berikan ke pemain dan offisial, sisanya dipakai untuk biaya latihan menghadapi pertandingan berikutnya," kata Lulut.

Meski berada dalam situasi dan kondisi minor, Lulut tetap bertahan di Persebaya Surabaya. Sampai Tim Bajul Ijo akhirnya bisa berkiprah di Liga 2 pada 2017.

Bersama rekannya di Indonesia Muda dan Persebaya 1927, Ahmad Rosidin, Lulut menjadi asisten mendampingi Iwan Setiawan yang diplot sebagai pelatih kepala. Tetapi, ia tak sampai satu musim di Bajul Ijo menyusul keputusan manajemen memecat Iwan karena berselisih dengan Bonek.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Pelatih Persebaya Muda

Lulut sempat menjadi bagian dari tim pelatih Persinga Ngawi selepas dari Persebaya. Ia kemudian kembali menjadi bagian Persebaya untuk menangani tim U-18 yang berkiprah di Elite Pro Academy (EPA) 2019 dengan pencapaian terbaik lolos ke-8 Besar.

Pada 2020, Lulut diplot manejemen Persebaya untuk menangani tim U-20. Seperti diketahui musim 2020, kompetisi terhenti dan kemudian dibatalkan PSSI menyusul tak kunjung turunnya izin dari kepolisian gegara pandemi COVID-19.

Pada saat kevakuman kompetisi, Lulut menghabiskan waktunya dengan menangani pemain usia muda di IM.

"Saya sulit meninggalkan sepak bola yang juga menjadi bagian dari perjalanan hidup. Saya bisa memiliki rumah dan kendaraan dari sepak bola. Sebagai pelatih, saya juga senang dan bahagia bisa melahirkan pemain muda bisa jadi bagian dari Persebaya seperti Marselino dan kawan-kawan," pungkas Lulut.

Video Populer

Foto Populer