Sukses


Deretan Drama Korea ala Shin Tae-yong di Timnas Indonesia: Konflik dengan Indra Sjafri Sampai Tidak Akur dengan 3 Asisten

Bola.com, Jakarta - Setelah lebih dari satu setengah tahun melatih, Shin Tae-yong belum banyak memimpin Timnas Indonesia, baik senior maupun level usia, dalam turnamen mayor. Pandemi COVID-19 bikin berbagai turnamen di dunia dan Asia ditunda hingga dibatalkan.

Sejak efektif menjabat sebagai manajer pelatih Timnas Indonesia pada Januari 2020, Shin Tae-yong baru sekali memoles timnas pada kejuaraan bergengsi.

Shin Tae-yong harus menunggu hingga Juni 2021 untuk melihat hasil kepelatihannya di Timnas Indonesia. Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia menjadi turnamen pertamanya bersama tim berjulukan Skuad Garuda itu.

Celakanya, pencapaian Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2022 tidak sesuai ekspektasi. Skuad Garuda mulanya mampu menahan Thailand 2-2, namun dibantai Vietnam 0-4 dan Uni Emirat Arab 0-5.

Sebelum menjalani tiga partai tersisa itu, Timnas Indonesia lebih dulu menelan lima kekalahan berturut-turut sewaktu masih dilatih oleh Simon McMenemy.

Dalam perjalanannya mengomandoi Timnas Indonesia, kiprah Shin Tae-yong tidak berjalan mulus. Arsitek asal Korea Selatan ini sering diterpa masalah internal maupun eksternal.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 5 halaman

Konflik dengan Indra Sjafri

Medio Juni 2020, Shin Tae-yong cekcok dengan Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri. Semua berawal dari wawancaranya dengan media Korea Selatan, Joins.

Dalam artikel yang terbit pada 18 Juni 2020, Shin Tae-yong bercerita mengenai keinginan PSSI yang memintanya kembali ke Indonesia di tengah pandemi virus corona yang tidak kunjung membaik di Indonesia.

Padahal, Shin Tae-yong berharap bisa membawa Timnas Indonesia U-19 ke Korea Selatan untuk menggelar pemusatan latihan di sana dan baru kembali ke Indonesia pada September 2020.

Mantan pelatih Timnas Korea Selatan ini juga berkisah mengenai keputusan PSSI mengangkat Indra Sjafri sebagai Direktur Teknik PSSI. Padahal, yang bersangkutan disebutnya berperilaku kurang sopan ketika masih menjadi asistennya di Timnas Indonesia U-19.

Ceritanya, Indra Sjafri pergi tanpa pamit setelah Timnas Indonesia U-19 pulang dari Chiang Mai, Thailand, pada awal Februari 2020. Sesampainya di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Direktur Teknik PSSI itu melengos pulang tanpa izin.

Curhat Shin Tae-yong kepada media Korea Selatan menyulut kegondokan Indra Sjafri. Mantan pelatih Timnas Indonesia U-22 ini tidak diterima dengan segala tuduhan yang dialamatkan kepadanya dan organisasinya.

Satu dari sekian cerita Shin Tae-yong yang dianggap Indra Sjafri sebagai sebuah kebohongan adalah peristiwa kepulangan Timnas Indonesia U-19 dari pemusatan latihan di Chiang Mai, Thailand. Indra Sjafri disebutkan cabut tanpa pamit ketika tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

Versi Indra Sjafri, ia telah meminta izin kepada staf pelatih Timnas Indonesia U-19 untuk meninggalkan Bandara Soekarno-Hatta lebih dulu karena harus menghadiri resepsi pernikahan Febia Aldina Darmawan, putri dari rekan seprofesinya, Rahmad Darmawan.

"Bagi orang dengan adat ketimuran seperti saya, datang ke acara seperti itu sangat penting sebagai bagian menghormati undangan dari kolega atau sahabat yang sudah dianggap sebagai kerabat," jelas Indra Sjafri melalui laman PSSI.

Drama terjadi di sini. Indra Sjafri melayangkan permintaan maaf kepada Shin Tae-yong melalui Yoo Jae-hoon sebagai penerjemah. Dia mendapatkan kabar bahwa Shin Tae-yong tidak senang dengan kepergiannya tanpa pamit.

Indra Sjafri bercerita bahwa permintaan maafnya diabaikan oleh Shin Tae-yong. Dalam suatu rapat evaluasi pemusatan latihan Timnas Indonesia U-19 beberapa hari berselang, ia mengaku diusir dan meratapi nasibnya di luar ruangan.

"Shin Tae-yong meminta saya keluar ruangan. Saya ikuti. Saya keluar dan merenung di sana," imbuh Indra Sjafri.

"Jadi tidak benar kalau saya dikatakan tidak mendampinginya sejak awal perkenalan. Lalu disebut mangkir dan juga tidak pernah meminta maaf. Bohong semua itu," ucapnya.

Dalam suatu kesempatan ketika memimpin pemusatan Timnas Indonesia senior pada Februari 2020, Shin Tae-yong menyebut bahwa pelatih lokal, yang diindikasikan kepada Indra Sjafri, sebagai pihak yang menentukan pemanggilan pemain. Argumen itu mengemuka setelah Irfan Bachdim dkk kalah 1-4 dari Persita Tangerang pada partai uji coba.

"Bagaimana mungkin saya dibilang menjadi penentu pemilihan pemain, sementara saat rapat penentuan pemain saya sudah diusir keluar?" tutur Indra Sjafri.

Sebelum Shin Tae-yong buka-bukaan dengan media Korea Selatan, Indra Sjafri mengaku hubungannya dengan sang pelatih masih rukun. Namun, akibat pemberitaan itu, mantan pelatih Timnas Indonesia U-22 ini tersinggung dan memilih melancarkan perang urat syaraf.

"Saya sampaikan bahwa 100 persen saya mendukung pekerjaannya di PSSI, termasuk mengusulkan agar pemain mendapatkan tambahan nutrisi dan vitamin saat program virtual training. Tapi tiba-tiba dia membuat berita yang tidak perlu dan banyak bohongnya," katanya.

Indra Sjafri menilai sikap Shin Tae-yong kelewat batas. Mantan pelatih Seongnam Ilhwa Chumna itu dianggap telah melecehkan PSSI dengan perilakunya.

"Kami awalnya menghormati Shin Tae-yong, tapi lama-lama yang bersangkutan bersikap seenaknya sendiri," ujar Indra Sjafri.

"Dalam rapat yang dibuka oleh Ketua PSSI, Mochamad Iriawan, Shin Tae-yong tampak seenaknya rapat sambil mengemudikan mobil menggunakan ponsel kecil. Sementara pengurus PSSI mengikuti rapat dengan serius di tempat duduk masing-masing."

"Alasannya, dia ada janji untuk melihat resort. Ini menunjukkan bahwa dia tidak profesional. Apalagi, dia tetap kami gaji sangat besar. Meski selama pandemi COVID-19 dipotong 50 persen. Ini kok diajak rapat susah sekali," tutur Indra Sjafri.

3 dari 5 halaman

Diancam Dipecat PSSI

Masih pada periode yang sama, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Timnas Indonesia, Syarif Bastaman, mengancam akan memecat Shin Tae-yong pasca-aksi buka-bukaannya di media Korea Selatan.

Syarif geram dengan Shin Tae-yong dan menyebutnya tengah bermain playing victim atau bersikap menjadi korban. Arsitek kaliber Piala Dunia itu diminta untuk kembali ke Indonesia secepat mungkin. Jika tidak, pemecatan menjadi resikonya.

"Sikap saya dengan wawancara dia dengan media Korea Selatan? Marah saya. Saya tidak suka. Dia ini malah mencari simpatik publik. Dia politisi atau pelatih? Kok malah bermain politik seolah-olah didzolimi. Penuhi saja kontrak. Kewajiban dia sudah jelas," imbuh Syarif.

"Kalau dia tidak datang, harus kami evaluasi. Mungkin dipecat. Kami minta paling lambat dia datang pada pekan depan. Kami lihat nanti bagaimana. Sejak rapat virtual dengan dia pada pekan lalu, dia sudah setuju untuk datang ke Indonesia. Alih-alih datang, dia malah berkoar-koar di media. Walaupun entah benar atau tidak dia berbicara seperti itu, sudah tersebar di media. Saat rapat virtual dengan Komite Eksekutif Exco PSSI, tak ada dia menolak untuk datang."

"Penuhi saja kontraknya. Kewajiban dia jelas. Kalau kondisi di Indonesia tidak memungkinkan, tidak mungkin kami menyuruh dia datang. Karena kondisi di sini sudah memungkinkan. Waktu juga tidak banyak. Oktober 2020 sudah Piala AFC U-16. Belum lagi Piala AFF 2020. Dan anak-anak berlatih secara fisik tanpa pelatihnya," tutur Syarif.

Syarif tidak peduli dengan rekam jejak Shin Tae-yong, yang notabene merupakan juru taktik Timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018. Dia hanya ingin sang pelatih datang ke Indonesia dan bekerja sesuai yang tertera dalam kontraknya.

"Saya tidak peduli mau siapa pun sosoknya. Mau Diego Maradona, Jose Mourinho, Arsene Wenger atau Sir Alex Ferguson pun, semua sama. Dia memenuhi kewajibannya atau tidak? Lihat saja di kontrak. Kami memberikan sesuatu yang pasti. Yang terukur untuk sesuatu yang tidak terukur. Ada harga, tidak ada barang. Barangnya itu dia harus hadir. Sesuai dengan janji dia. Lalu sekarang dia malah mau melatih dengan syarat. Anak-anak harus ke Korea Selatan," ucap Syarif.

Mengenai permintaan Shin Tae-yong untuk membuat pemusatan latohan di Korea Selatan, Syarif menuturkan bahwa yang bersangkutan belum menyampaikannya secara resmi kepada PSSI. Jika pertimbangannya karena pandemi virus corona, Syarif menjamin Jakarta telah aman.

"Tidak. Belum ada. Memang dia memberikan beberapa alternatif. Saya ikut rapat virtual dengan dia, itu latihan di sini. Sudah boleh berlatih normal. Kami juga sudah mau diberikan Lapangan ABC, Senayan. Ada protokolnya juga. Kalau bahaya, kami tak akan lalukan. Memangnya di Korea Selatan tak ada COVID-19 apa?" imbuhnya.

4 dari 5 halaman

Acap Telat Kembali ke Indonesia

Dalam perjalanannya melatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong beberapa kali pulang kampung ke Korea Selatan. Namun, ia juga sering telat kembali ke Indonesia.

Pada tahun lalu, misalnya, Shin Tae-yong bahkan mendapatkan ancaman pemecatan dari PSSI jika tidak kunjung pulang ke Indonesia.

Terbaru, jadwal kepulangan Shin Tae-yong terus molor. Sejak pulang kampung ke Korea Selatan pada akhir Juni 2021, ia belum kembali ke Indonesia.

Awalnya, Shin Tae-yong dijadwalkan tiba di Indonesia pada akhir Juli 2021. Namun, ia butuh butuh waktu tambahan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan di Korea Selatan.

Shin Tae-yong lalu merencanakan kembali ke Indonesia pada 5 Agustus 2021, sebelum molor ke 9 Agustus 2021.

Belakangan, Shin Tae-yong terkena tracking kasus COVID-19 di Korea Selatan. Dia terpaksa menjalani karantina selama beberapa pekan sebelum kembali ke Indonesia.

PSSI mengabarkan Shin Tae-yong baru bisa berangkat dari Korea Selatan untuk menuju Indonesia pada pekan ketiga Agustus 2021.

"Pelatih Shin Tae-yong menyampaikan permohonan maaf kepada PSSI terkait kejadian ini. Dirinya terkena tracking pemerintah Korea Selatan pada awal pekan ini," imbuh Sekjen PSSI, Yunus Nusi dinukil dari laman PSSI.

"Jadi ceritanya dia makan di sebuah tempat bersama teman-temannya. Beberapa hari kemudian temannya positif COVID-19. Aturan ketat tentang protokol kesehatan dan tracking COVID-19 dari pemerintah Korea Selatan membuat dirinya harus menjalani karantina di sana," ungkapnya.

5 dari 5 halaman

Berselisih dengan 3 Asistennya yang Mundur

PSSI mengabarkan Shin Tae-yong berselisih dengan tiga asistennya yang mundur dari Timnas Indonesia. Ketiganya adalah Kim Hae-woon, Kim Woo-jae, dan Lee Jae-hong.

PSSI secara resmi mengumumkan bahwa Kim Hae-woon, Kim Woo-jae, dan Lee Jae-hong mengundurkan diri sebagai asisten Shin Tae-yong di Timnas Indonesia.

Dalam pemberitaannya, PSSI menuliskan bahwa hubungan Shin Tae-yong "tidak akur" dengan tiga mantan asistennya tersebut.

PSSI berencana bertanya langsung kepada Shin Tae-yong terkait penyebab mundurnya Kim Hae-woon, Kim Woo-jae, dan Lee Jae-hong dan hubungannya yang tidak akur" dengan ketiga mantan tangan kanannya tersebut.

"PSSI juga akan menanyakan langsung soal mundurnya tiga asisten pelatih itu kepada Shin Tae-yong setelah kembali ke Jakarta," tulis PSSI dalam pemberitaannya.

"Ini penting untuk mencari tahu duduk persoalan antara Shin Tae-yong dan para asistennya kenapa tidak bisa akur," lanjut narasi tersebut.

Shin Tae-yong juga tidak membantah dirinya tidak lagi sejalan dengan tiga eks tangan kanannya di Timnas Indonesia tersebut.

"Ada benarnya juga bahwa ada beberapa perbedaan di antara para pelatih," kata Shin Tae-yong kepada media Korea Selatan, Star News.

"Memang benar bahwa ketiga pelatih tersebut menyatakan keinginan mereka untuk mengundurkan diri," jelas Shin Tae-yong.

Video Populer

Foto Populer