Sukses


    Nostalgia Timnas Indonesia di Piala AFF 2016 : Ketika Alfred Riedl Bawa Tim Underdog Sampai ke Final

    Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia asuhan Alfred Riedl punya banyak kisah menarik ketika mengakhiri Piala AFF 2016 sebagai runner-up. Keberhasilan melaju ke partai final sejatinya pantas mendapat kredit positif.

    Pasalnya, itu jadi prestasi apik sejak 2010. Pada Piala AFF edisi 2012 dan 2014, Indonesia tersingkir di fase penyisihan grup. Timnas Indonesia bahkan berangkat ke Piala AFF 2016 dengan status underdog.

    Belum lagi, persiapan jelang Piala AFF 2016 terbilang mepet. Pelatih Alfred Riedl kepada Bola.com, sempat mengungkap ia harus berjibaku dengan persoalan pemilihan pemain. 

    Penyebabnya ada pemain yang berpotensi masuk skuat mengalami cedera, semisal Irfan Bachdim, Ichsan Kurniawan, dan Dian Agus Prasetyo. Alfred juga harus berhadapan dengan tarik ulur pemain dengan klub hingga mepetnya waktu pemusatan latihan.

    Kompetisi domestik yang masih bergulir memaksa Alfred hanya bisa menarik dua pemain dari setiap klub peserta TSC 2016 sebagai bagian kesepakatan PSSI dengan klub.

     

     

    2 dari 3 halaman

    Alfred Riedl Mengejutkan

    Sekadar mengingatkan, penunjukan Alfred Riedl sebagai pelatih Timnas Indonesia di Piala AFF 2016 jadi kejutan mengingat pelatih asal Austria itu tak menjalani fit and proper test calon pelatih Timnas yang digelar Komite Teknik dan Pengembangan PSSI serta tim panelis.

    Tiga pelatih yang hadir memenuhi panggilan tes kepatutan dan kelayakan dan untuk membeberkan pemaparan mereka adalah Nilmaizar, Rahmad Darmawan, dan Indra Sjafri.

    Namun, nama Alfred Riedl sudah diapungkan Kelompok 85 hingga akhirnya resmi kembali membesut Timnas Indonesia.

    Piala AFF 2016 jadi yang ketiga buat Alfred lantaran sebelumnya ia sudah bersama Tim Garuda pada Piala AFF 2010 dan 2014. Namun, Alfred gagal membawa Timnas Indonesia memenangi gelar juara dalam tiga edisi itu.

    Kegagalan jadi juara di Piala AFF 2016, di satu sisi membuat fan patah hati karena untuk kelima kalinya, Indonesia harus puas jadi nomor dua. Di sisi lain, perjuangan pemain di lapangan mendatangkan kebanggaan.

    3 dari 3 halaman

    Awal Buruk, tapi Bisa Jadi Runner Up

    Sejatinya, sejak awal bermain di penyisihan Grup A bersama Singapura, Thailand, dan tuan rumah Filipina, Timnas Indonesia sudah harus berjuang ekstra keras. 

    Tim asuhan pelatih Alfred Riedl ini dipaksa melalui pertandingan demi pertandingan dengan berpeluh. Di matchday pertama Grup A, Andik Vermansah dkk. menyerah 2-4 dari Thailand. Padahal, Timnas Indonesia sempat menyamakan skor jadi 2-2 sebelum akhirnya kalah.

    Di matchday kedua melawan Filipina, Timnas Indonesia lagi-lagi harus bekerja keras. Tim Garuda, yang sudah unggul 2-1 hingga menit ke-68, terpaksa menelan pil pahit setelah Philip Younghusband mencetak gol penyama skor 2-2 pada menit ke-82.

    Pertandingan ketiga di penyisihan Grup A tak kalah menegangkan. Dengan hanya mengantongi poin satu dari dua laga, Indonesia wajib memenangi pertandingan kontra Singapura jika ingin lolos ke semifinal.

    Butuh kemenangan, justru the Lions mampu unggul lewat gol Khairul Amri, menit ke-27. Di saat itulah, Timnas Indonesia menunjukkan ketangguhannya pada situasi mendesak.

    Timnas Indonesia bangkit dengan gol Andik Vermansah menit ke-62, dan Stefano Lilipaly memastikan kemenangan Tim Garuda dengan skor 2-1. Indonesia pun melaju ke semifinal sebagai runner-up Grup A, di bawah Thailand yang jadi juara grup, dengan poin empat. 

    Di semifinal Indonesia secara heroik melewati adangan Vietnam sebelum akhirnya harus dikalahkan Thailand di partai final. 

    Video Populer

    Foto Populer