Sukses


Deretan Pelatih Ternama yang Bisa Masuk Bursa BRI Liga 1: Ada Legenda yang Masih Menganggur

Bola.com, Jakarta - BRI Liga 1 sudah melewati pekan 12. Sejumlah klub ancang-acang bakal mengganti pelatih karena prestasinya kurang memuaskan. Terutama klub yang ada di papan bawah.

Mereka berkesempatan mendapatkan tanda tangan pelatih ternama di Indonesia. Saat ini ada beberapa nama tenar yang sedang menganggur.

Bola.com merangkum ada empat nama yang masuk kategori ini. Ada pelatih yang sarat prestasi, pelatih muda bekas legenda sepak bola Indonesia.

Ada juga beberapa pelatih asing yang sempat melatih klub besar. Hanya saja, kesempatan yang datang tentu bukan dari klub papan atas Liga 1. Peluangnya menangani tim medioker atau papan bawah.

Pastinya ini jadi tantangan tersendiri bagi mereka karena nama besarnya dipertaruhkan. Jika gagal di BRI Liga 1, kariernya bisa makin redup. Berikut para pelatih tersebut.

 

2 dari 5 halaman

Jacksen Tiago

Pelatih asal Brasil ini jadi yang paling gres berstatus non-klub. Jacksen baru diputus kontrak Persipura Jayapura, Jumat (19/11/2021).

Lantaran pencapaiannya bersama tim berjulukan Mutiara Hitam itu sedang jeblok. Dari 12 laga di BRI Liga 1, hanya 1 pertandingan yang bisa dimenangi. Sisanya 2 kali imbang dan 9 kali kalah.

Padahal selama ini Jacksen selalu bisa membuat Persipura bersaing di papan atas. Tapi sekarang justru ada di urutan 17 dan terancam degradasi.

Sebenarnya, musim ini pelatih 53 tahun tersebut ingin memulai regenerasi tim. Mayoritas pemain muda menghiasi line up tim berjuluk Mutiara Hitam. Sayang, mereka sulit bangkit dari keterpurukan.

Sebenarnya, Jacksen salah satu pelatih asing tersukses di Indonesia. Trofi juara kompetisi kasta tertinggi empat kali diraih. Sekali dengan Persebaya dan tiga kali bersama Persipura.

Jabatan sebagai pelatih Timnas Indonesia juga pernah didapatkannya. Namun dia dikenal pelatih yang mahal. Selama ini hanya tim mapan yang bisa mendatangkannya. Selain Persebaya dan Persipura, Barito Putera pernah mengontraknya.

3 dari 5 halaman

Kurniawan Dwi Yulianto

Siapa yang tak kenal Kurniawan. Dia striker legendaris yang pernah dimiliki Indonesia. Beberapa bulan lalu, Kurniawan baru diputus kontrak klub Sabah FA, Malaysia. Penyebabnya, timnya tak pernah menang dalam 8 laga terakhirnya.

Padahal Kurus, sapaan akrabnya membuat Sabah FA selamat dari degradasi. Tapi manajemen sepertinya kurang puas dengan capaian tersebut. Karena mereka ingin ada di papan tengah.

Sampai saat ini, Kurniawan masih belum mengetahui rencana kedepan. Namun dia sempat bertahan di Malaysia untuk menyelesaikan persoalan administrasi.

Dia tidak memungkiri sudah ada beberapa tawaran yang datang. Sebenarnya pelatih 45 tahun ini belum pernah menangani klub di kasta tertinggi sepakbola Indonesia.

Jadi, bisa dibilang dia belum teruji di Liga 1. Tapi nama besarnya semasa jadi pemain tetap disegani. Kini tergantung pada Kurniawan, apakah dia ingin berkarir di Indonesia atau melanjutkan perantauannya di Malaysia.

4 dari 5 halaman

Mario Gomez

Pelatih asal Argentina ini memang belum pernah meraih gelar di sepakbola Indonesia. Tapi Gomez tetap dilabeli pelatih mahal dan berkualitas.

Dia pernah jadi asisten pelatih di Inter Milan (Italia), Valencia (Spanyol) dan pernah jadi pelatih kepala klub besar Malaysia, Johor Darul Takzim.

Gomez musim ini mundur dari Borneo FC ketika kompetisi baru berjalan dua pekan. Entah mengapa dia memutuskan mengakhiri kerjasamanya. Sebenarnya ini bukan kali pertama.

Musim 2020, Gomez juga mundur dari Arema FC. Waktu itu dia tidak setuju dengan pemangkasan gaji 75 persen karena pandemi virus corona.

Sejak berkarir di Indonesia musim 2017, Gomez selalu melatih tim besar. Pertama dia menangani Persib Bandung musim 2017. Setelah itu dia ke Borneo FC. Sempat pergi ke Arema, tapi Gomez akhirnya kembali ke Borneo.

Jika melihat pengalamannya, sepertinya tim papan bawah di Indonesia banyak yang tak sanggup mengontraknya. Tapi tim besar yang belum stabil seperti Persija Jakarta, Barito Putera dan lainnya bisa saja mendatangkan Gomez.

5 dari 5 halaman

Wolfgang Pikal

Namanya mencuat ketika jadi asisten Alfred Riedl di Timnas Indonesia. Namun dia belum ditakdirkan sukses di klub. Kariernya selalu berhenti di tengah jalan ketika menangani Arema FC dan Persebaya Surabaya. Maklum, suporter Arema maupun Persebaya tergolong kritis. Posisinya langsung goyah ketika sulit memberikan kemenangan.

Di Arema musim 2012, dia sedang sial. Karena materi pemain yang dimilikinya pas-pasan. Sehingga Arema terseok-seok di papan bawah. Sementara di Persebaya, Pikal hanya bertahan 4 laga. Tidak ada kemenangan yang dipersembahkan.

Namun, namanya tetap jadi salah satu pelatih populer di Indonesia. Bisa jadi karena Pikal mewarisi ilmu kepelatihan Riedl. Hanya saja, dia sulit mengembangkannya di klub. Apalagi dia langsung melatih klub dengan tekanan suporter yang besar. Pikal bisa mencoba melatih di tim lain yang tekanannya tak sebesar Arema dan Persebaya.

Video Populer

Foto Populer