Sukses


Haruna Soemitro, Indra Sjafri, dan Daftar Pengurus PSSI yang Pernah Bikin Gara-gara dengan Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong

Bola.com, Jakarta - Daftar pengurus PSSI yang pernah bikin gara-gara dengan Shin Tae-yong bertambah. Setelah Indra Sjafri dan Syarif Bastaman, Haruna Soemitro ikut-ikutan bersinggungan dengan pelatih Timnas Indonesia itu.

Kejadian bermula ketika Haruna blak-blakan di podcast JPNN. Dia bercerita mengenai jalannya rapat evaluasi PSSI bersama Shin Tae-yong pasca-Piala AFF 2020.

Haruna mengkritik Shin Tae-yong dengan keras secara terbuka. Dia meminta pria asal Korea Selatan itu membawa Timnas Indonesia menjuarai Piala AFF 2022, bukan sekadar runner-up.

Haruna menganggap jika Timnas Indonesia hanya menjadi finalis, pihaknya tidak membutuhkan Shin Tae-yong lantaran tim berjuluk Skuad Garuda itu telah enam kali menjadi tim peringkat kedua di Piala AFF.

"Saya menyampaikan dalam rapat evaluasi, kalau hanya menjadi runner-up Piala AFF, tidak perlu Shin Tae-yong. Sebab, Timnas Indonesia sudah enam kali menjadi runner-up," ucap Haruna.

2 dari 5 halaman

Shin Tae-yong Tersinggung dan #HarunaOut

Haruna juga mengklaim bahwa Shin Tae-yong tersinggung dengan kritikannya karena merasa diintervensi dan tidak mendapatkan dukungan dari PSSI.

"Shin Tae-yong tersinggung. Seolah-olah kami merecoki dia. Saya bilang 'bagaimana Anda bisa tersinggung dengan kritik saya? Saya adalah Exco yang membawa aspirasi dari sekian banyak klub dan stakeholder'," ujar Haruna.

"Tidak bisa Anda jawab dengan tersinggung dan bilang beban Anda berat. Orang bekerja bebannya memang berat. Dia bilang bebannya berat karena harus melatih Timnas Indonesia, U-23, dan U-19."

"Dia merasa sekarang malah dikritik terus dan tidak berikan dukungan. Justru kritik ini adalah diskusi untuk mencari jalan keluar secara bersama-sama," ungkap pria yang pernah menjadi manajer Persebaya Surabaya itu.

Blak-blakan Haruna itu bikin gaduh media sosial. Buntutnya, pria yang juga menjabat sebagai Direktur Madura United itu dituntut mundur netizen dari kursi Exco PSSI. Tagar #HarunaOut pun menggema. Dia juga mengaku keluarganya diserang di media sosial.

"Dalam proses diskusi, itu biasa ada pro dan kontra. Hanya saja, yang saya harapkan adalah argumentasi dibalas dengan argumentasi. Jangan masuk ke ranah pribadi dan menyerang sifat-sifat pribadi. Akun Instagram anak dan istri saya diserang habis. Ini tidak berkarakter," ujar Haruna dalam wawancaranya di YouTube Kompas TV pada Senin (17/1/2022).

3 dari 5 halaman

Perang Dingin dengan Indra Sjafri

Medio Juni 2020, Shin Tae-yong cekcok dengan Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri. Semua berawal dari wawancaranya dengan media Korea Selatan, Joins.

Dalam artikel yang terbit pada 18 Juni 2020, Shin Tae-yong bercerita mengenai keinginan PSSI yang memintanya kembali ke Indonesia di tengah pandemi virus corona yang tidak kunjung membaik di Indonesia.

Padahal, Shin Tae-yong berharap bisa membawa Timnas Indonesia U-19 ke Korea Selatan untuk menggelar pemusatan latihan di sana dan baru kembali ke Indonesia pada September 2020.

Mantan pelatih Timnas Korea Selatan ini juga berkisah mengenai keputusan PSSI mengangkat Indra Sjafri sebagai Direktur Teknik PSSI. Padahal, yang bersangkutan disebutnya berperilaku kurang sopan ketika masih menjadi asistennya di Timnas Indonesia U-19.

Ceritanya, Indra Sjafri pergi tanpa pamit setelah Timnas Indonesia U-19 pulang dari Chiang Mai, Thailand, pada awal Februari 2020. Sesampainya di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Indra Sjafri melengos pulang tanpa izin.

Curhat Shin Tae-yong kepada media Korea Selatan menyulut kegondokan Indra Sjafri. Mantan pelatih Timnas Indonesia U-22 ini tidak diterima dengan segala tuduhan yang dialamatkan kepadanya dan organisasinya.

Satu dari sekian cerita Shin Tae-yong yang dianggap Indra Sjafri sebagai sebuah kebohongan adalah peristiwa kepulangan Timnas Indonesia U-19 dari pemusatan latihan di Thailand yang menyebutnya cabut tanpa pamit.

Versi Indra Sjafri, ia telah meminta izin kepada staf pelatih Timnas Indonesia U-19 untuk meninggalkan Bandara Soekarno-Hatta lebih dulu karena harus menghadiri resepsi pernikahan Febia Aldina Darmawan, putri dari rekan seprofesinya, Rahmad Darmawan.

"Bagi orang dengan adat ketimuran seperti saya, datang ke acara seperti itu sangat penting sebagai bagian menghormati undangan dari kolega atau sahabat yang sudah dianggap sebagai kerabat," jelas Indra Sjafri melalui laman PSSI.

Drama terjadi di sini. Indra Sjafri melayangkan permintaan maaf kepada Shin Tae-yong melalui Yoo Jae-hoon sebagai penerjemah. Dia mendapatkan kabar bahwa Shin Tae-yong tidak senang dengan kepergiannya tanpa pamit.

4 dari 5 halaman

Kisah Lanjutan Indra Sjafri dengan Shin Tae-yong

Indra Sjafri bercerita bahwa permintaan maafnya diabaikan oleh Shin Tae-yong. Dalam suatu rapat evaluasi pemusatan latihan Timnas Indonesia U-19 beberapa hari berselang, ia mengaku diusir dan meratapi nasibnya di luar ruangan.

"Shin Tae-yong meminta saya keluar ruangan. Saya ikuti. Saya keluar dan merenung di sana," imbuh Indra Sjafri.

"Jadi tidak benar kalau saya dikatakan tidak mendampinginya sejak awal perkenalan. Lalu disebut mangkir dan juga tidak pernah meminta maaf. Bohong semua itu," ucapnya.

Dalam suatu kesempatan ketika memimpin pemusatan Timnas Indonesia pada Februari 2020, Shin Tae-yong menyebut bahwa pelatih lokal, yang diindikasikan kepada Indra Sjafri, sebagai pihak yang menentukan pemanggilan pemain. Argumen itu mengemuka setelah Irfan Bachdim dkk. kalah 1-4 dari Persita Tangerang pada partai uji coba.

"Bagaimana mungkin saya dibilang menjadi penentu pemilihan pemain, sementara saat rapat penentuan pemain saya sudah diusir keluar?" tutur Indra Sjafri.

Sebelum Shin Tae-yong buka-bukaan dengan media Korea Selatan, Indra Sjafri mengaku hubungannya dengan sang pelatih masih rukun. Namun, akibat pemberitaan itu, Indra Sjafri tersinggung dan memilih melancarkan perang urat syaraf.

"Saya sampaikan bahwa 100 persen saya mendukung pekerjaannya di PSSI, termasuk mengusulkan agar pemain mendapatkan tambahan nutrisi dan vitamin saat program virtual training. Tapi tiba-tiba dia membuat berita yang tidak perlu dan banyak bohongnya," katanya.

Indra Sjafri menilai sikap Shin Tae-yong kelewat batas. Mantan pelatih Seongnam Ilhwa Chumna itu dianggap telah melecehkan PSSI dengan perilakunya.

"Kami awalnya menghormati Shin Tae-yong, tapi lama-lama yang bersangkutan bersikap seenaknya sendiri," ujar Indra Sjafri.

"Dalam rapat yang dibuka oleh Ketua PSSI, Mochamad Iriawan, Shin Tae-yong tampak seenaknya rapat sambil mengemudikan mobil menggunakan ponsel kecil. Sementara pengurus PSSI mengikuti rapat dengan serius di tempat duduk masing-masing."

"Alasannya, dia ada janji untuk melihat resort. Ini menunjukkan bahwa dia tidak profesional. Apalagi, dia tetap kami gaji sangat besar. Meski selama pandemi COVID-19 dipotong 50 persen. Ini kok diajak rapat susah sekali," tutur Indra Sjafri.

5 dari 5 halaman

Syarif Bastaman Ancam Pecat Shin Tae-yong

Masih pada periode yang sama, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Timnas Indonesia, Syarif Bastaman, mengancam akan memecat Shin Tae-yong pasca-aksi buka-bukaannya di media Korea Selatan.

Syarif geram dengan Shin Tae-yong dan menyebutnya tengah bermain playing victim atau bersikap menjadi korban. Arsitek kaliber Piala Dunia itu diminta untuk kembali ke Indonesia secepat mungkin. Jika tidak, pemecatan menjadi resikonya.

"Sikap saya dengan wawancara dia dengan media Korea Selatan? Marah saya. Saya tidak suka. Dia ini malah mencari simpatik publik. Dia politisi atau pelatih? Kok malah bermain politik seolah-olah didzolimi. Penuhi saja kontrak. Kewajiban dia sudah jelas," imbuh Syarif.

"Kalau dia tidak datang, harus kami evaluasi. Mungkin dipecat. Kami minta paling lambat dia datang pada pekan depan. Kami lihat nanti bagaimana. Sejak rapat virtual dengan dia pada pekan lalu, dia sudah setuju untuk datang ke Indonesia. Alih-alih datang, dia malah berkoar-koar di media. Walaupun entah benar atau tidak dia berbicara seperti itu, sudah tersebar di media. Saat rapat virtual dengan Komite Eksekutif Exco PSSI, tak ada dia menolak untuk datang."

"Penuhi saja kontraknya. Kewajiban dia jelas. Kalau kondisi di Indonesia tidak memungkinkan, tidak mungkin kami menyuruh dia datang. Karena kondisi di sini sudah memungkinkan. Waktu juga tidak banyak. Oktober 2020 sudah Piala AFC U-16. Belum lagi Piala AFF 2020. Dan anak-anak berlatih secara fisik tanpa pelatihnya," tutur Syarif.

Syarif tidak peduli dengan rekam jejak Shin Tae-yong, yang notabene merupakan juru taktik Timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018. Dia hanya ingin sang pelatih datang ke Indonesia dan bekerja sesuai yang tertera dalam kontraknya.

"Saya tidak peduli mau siapa pun sosoknya. Mau Diego Maradona, Jose Mourinho, Arsene Wenger atau Sir Alex Ferguson pun, semua sama. Dia memenuhi kewajibannya atau tidak? Lihat saja di kontrak. Kami memberikan sesuatu yang pasti. Yang terukur untuk sesuatu yang tidak terukur. Ada harga, tidak ada barang. Barangnya itu dia harus hadir. Sesuai dengan janji dia. Lalu sekarang dia malah mau melatih dengan syarat. Anak-anak harus ke Korea Selatan," ucap Syarif.

Mengenai permintaan Shin Tae-yong untuk membuat pemusatan latihan di Korea Selatan, Syarif menuturkan bahwa yang bersangkutan belum menyampaikannya secara resmi kepada PSSI. Jika pertimbangannya karena pandemi virus corona, Syarif menjamin Jakarta telah aman.

"Tidak. Belum ada. Memang dia memberikan beberapa alternatif. Saya ikut rapat virtual dengan dia, itu latihan di sini. Sudah boleh berlatih normal. Kami juga sudah mau diberikan Lapangan ABC, Senayan. Ada protokolnya juga. Kalau bahaya, kami tak akan lalukan. Memangnya di Korea Selatan tak ada COVID-19 apa?" imbuhnya.

Video Populer

Foto Populer