Sukses


3 Pelatih Lokal yang Awalnya Berkarier di Liga 2 tapi Kini Jadi Arsitek Tim BRI Liga 1: Laris Manis!

Bola.com, Jakarta - Kompetisi Liga 2 dan BRI Liga 1 musim ini sangat unik. Akhir durasi kompetisi yang berbeda memberi peluang baik pemain atau pelatih berpindah klub dari Liga 2 yang kini sudah rampung digelar berkarier di BRI Liga 1.

Dari deretan nama-nama juru taktik BRI Liga 1 saat ini, ada tiga nama yang bernasib baik. Ketiganya adalah Rahmad Darmawan, Jafri Sastra, dan I Putu Gede Swisantoso yang layak masuk masuk kategori juru taktik laris.

Ketiganya punya nasib sama. Setelah menyelesaikan tugas di Liga 2 2021/2022, ketiganya langsung dikontrak klub-klub BRI Liga 1. Pada artikel kali ini, Bola.com bakal menganalisis rekam jejak ketiganya. 

 

 

 

 

2 dari 5 halaman

Rahmad Darmawan

Roda takdir Rahmad Darmawan sangat menarik musim ini. Hampir dua tahun bersama Madura United sebagai manager coach, purnawirawan TNI AL ini harus berpisah pada putaran pertama lalu.

Hanya dalam hitungan pekan, pria yang akrab disapa RD ini langsung diikat kontestan Liga 2, RANS Cilegon FC. Rahmad pun sukses membawa klub milik artis kondang Raffi Ahmad ini promosi ke Liga 1 2022.

Proses kepindahan eks pelatih Persipura ini ke Barito Putera juga sangat cepat. Berselang sehari mengangkat RANS Cilegon, dia langsung teken kontrak dengan Laskar Antasari.

Namun untuk sementara kehadiran Rahmad Darmawan belum mampu mendongkrak performa dan prestasi bagi klub asal Banjarmasin ini.

Dari tiga laga yang dipimpinnya, Bayu Pradana dkk. belum meraih kemenangan. Mereka dua kali dirontokkan Bali United 0-3 dan Borneo FC 0-2. Hasil terbaik yang diraih hasil imbang 1-1 atas Persikabo 1973.

Barito Putera pun masih betah menghuni zona merah klasemen di urutan ke-16. "Banyak pemain baru masuk Barito. Ini membuat chemistry antarpemain belum terbentuk. Tapi saya yakin Barito Putera bisa lolos degradasi," katanya.

 

 

3 dari 5 halaman

Jafri Sastra

Kaliber prestasi Jafri Sastra sedikit di bawah Rahmad Darmawan. Namun soal kualitas ilmu kepelatihan, Jafri Sastra cukup mumpuni.

Seperti Rahmad, roda kehidupan Jafri Sastra tahun ini juga naik turun. Di awal musim, dia sempat mempersiapkan tim Muba United yang bakal berkiprah di Liga 2 2021.

Namun di tengah jalan, pria asal Payakumbuh, Sumbar, ini memutuskan bercerai dengan Muba United. Jafri Sastra juga sempat mengalami sakit beberapa pekan.

"Saya belum berpikir mau melatih tim mana tahun ini. Saya pulihkan kesehatan dulu. Kalau sudah rzekei, Allah SWT pasti memberikan klub terbaik," ucap Jafri Sastra suatu ketika kepada Bola.com.

Nahas tak bisa ditolak, untung tak dapat diraih. Itulah pepatah tepat bagi Jafri Sastra. Tiba-tiba tawaran melatih pun datang dari PSPS Pekanbaru. Di akhir kompetisi Liga 2 lalu, Jafri Sastra sukses menempatkan Asykar Batuah di rangking ketiga klasemen grup.

Peruntungan baik kembali berpihak kepada Jafri Sastra. Persela yang sedang membutuhkan pelatih pengganti Iwan Setiawan, memilih Jafri Sastra melanjutkan perjuangannya di BRI Liga 1.

Pada tiga pertandingan awal bersama Laskar Jaka Tingkir, Jafri Sastra menyumbang dua angka hasil imbang dengan Persipura dan Persija masing-masing dengan skor akhir identik 1-1.

Namun tim asuha Jafri Sastra harus menelan kekalahan telak 0-3 dari Persita Tangerang pada pekan ke-19 lalu. Seperti Rahmad, Jafri Sastra menunjuk faktor pemain baru membuat penampilan Persela belum stabil.

"Taktik belum jalan seratus persen. Tapi ada kemajuan. Pemain baru dan lama harus segera menemukan chemistry agar tim ini stabil," tuturnya.

Sampai pekan ke-20, Persela masih terbenam di zona degradasi. Dwi Kuswanto dkk. bertengger di urutan ke-17 atau satu tingkat di atas juru kunci, Persiraja Banda Aceh.

 

 

4 dari 5 halaman

I Putu Gede Swisantoso

Nah, inilah debutan di BRI Liga 1 musim ini. Musim ini tahun terbaik bagi I Putu Gede Swisantoso.

Setelah beberapa musim berpetualang di Liga 2, akhirnya eks gelandang Timnas Indonesia era 1990-an ini berkiprah di kasta tertinggi Indonesia.

Prestasi apik bersama tim promosi Liga 2 2021, Persekat Tegal, membuat manajemen kepincut berat dengan Putu Gede.

Sebenarnya bukan kali pertama ini Putu Gede merasakan panasnya Liga 1. Pada 2019 lalu, dia sempat menangani Perseru. Namun levelnya hanya Turnamen Pramusim Piala Presiden.

Dengan persiapan dan materi pemain seadanya, Putu Gede mampu membuat Perseru jadi kuda hitam. Namun sayang kebersamaan Putu Gede tak berlanjut di Liga 1 2019, ketika Perseru ganti nama Badak Lampung FC.

Sebenarnya pria kelahiran Denpasar, 1 Desember 1973 ini masuk kandang Elang Jawa saat klub ini sedang dilanda keguncangan.

Namun Putu Gede yang menggantikan posisi Dejan Antonic mengembuskan semangat baru. Garis tangan Putu Gede di putaran kedua ini juga lebih bagus dibanding dua seniornya, Rahmad Darmawan dan Jafri Sastra.

Karena posisi PSS lebih bagus ketimbang Barito Putera dan Persela di klasemen sementara. Dari tiga pertandingan yang dilakoni PSS, Putu Gede meraup empat poin hasil kemenangan atas Persiraja 4-1 dan seri lawan Madura United. PSS hanya kalah dari Arema FC 0-2.

Namun BRI Liga 1 masih menyisakan 14 pertandingan lagi dengan dinamika yang berubah setiap saat. Kita tunggu, siapa di antara tiga pelatih lokal ini yang akhirnya meraih hasil terbaik bersama klub masing-masing. 

5 dari 5 halaman

Yuk Intip Peta Persaingan

Video Populer

Foto Populer